Sebagai seorang ibu rumah tangga anisa tidak pernah mengatur keungan rumah tangganya. Keuangan semua dipegang oleh ibu mertuanya. Karena Rendra suami Anisa memberikan tanggung jawab keuangan kepada ibunya agar sang ibu tidak salah paham dengan Anisa. Anisa sendiri tidak masalah , yang terpenting tidak ada keributan. Rendra sangat mencintai Anisa, sampai rendra juga mengajari Anisa agar bisa tegas dalam bersikap.
Anehnya keluarga kakaknya rendra selalu menumpang hidup dengan rendra dan ibu mertuapun tidak mempermasalahkannya dengan alasan mereka juga membantu keuangan untuk urusan dapur. Rendra dan Anisa berencana untuk pindah namun belum ada waktu yang pas karena sang ibu selalu melarangnya pinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pakaian kotor
💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕
.
.
.
💕💕 HAPPY READING 💕💕
Santi datang tidak membawa anak dan suaminya, tapi dia datang sendirian. Saat dia datang anisa, rendra dan bagas sudah selesai makan dan sudah masuk kamar untuk mengerjakan sholat magrib. Dimeja makan sudah tidak ada makanan, hanya sisa tempe goreng 2 potong dan sambal saja. Anisa hanya masak pas untuk makan berempat.
" Buk , anisa tidak masak ya ? Diatas meja cuma ada dua potong tempe sama sambal. Tapi itu di wastafel banyak piring kotor ? Apa kalian sudah makan malam dan tidak menunggu ku dan mas zainal ?" Tanya santi tanpa ada rasa malu sama sekali.
Piring kotor memang belum anisa cuci karena dia mau sholat magrib terlebih dahulu.
" Iya kami sudah makan. Coba kamu cari di atas kompor atau dilemari makan masih ada tidak sisa masakan anisa. Kalau yang diatas meja makan memang sudah habis." Ucap ibu mertua anisa sambil menonton televisi.
Santi berjalan mendekati kompor, ternyata tidak ada makanan. Bahkan wajan dan panci semuanya kotor dan kosong belum anisa cuci. Santi beralih ke lemari makan, dilemari makan juga kosong tidak ada apa - apa. Bahkan stok mie instan yang biasa adapun juga tidak ada. Santi kembali menghampiri ibu mertua nya di ruang keluarga yang sedang menonton televisi.
" Tidak ada bu. Mungkin anisa memang sengaja masak sedikit, dia tidak memikirkan keluarga ku. " Gerutu santi dengan kesal.
" Sudahlah malam ini kalian beli saja. Nanti ibu tegur anisa, dan memintanya besok masak lebih banyak lagi. Sana cepat beli makanan, kasihan anak ku zainal dan cucu - cucuku pasti mereka sudah lapar. " Ucap ibu ratri mulai tidak enak didengar oleh santi.
Benar saja , baru juga mulut ibu ratri tertutup zainal dan kedua anaknya datang menyusul santi. Bahkan koko sudah menangis karena lapar.
" Ma, ini koko menangis karena kamu lama sekali. Dia sudah lapar, mana cepat ambilkan makanannya malah asik bergosip saja. Papa juga lapar ma !" Seru zainal dengan wajah kusutnya.
" Disini sudah tidak ada makanan Mas eh Pa. Anisa masak cuma sedikit dan itupun sudah habis, tinggal tempe 2 potong sama sambal. Nasinya juga mungkin tinggal beberapa sendok lagi. Kita beli makanan diluar saja, daripada anak menangis seperti ini." Ucap santi hampir saja lidah nya kesleo memanggil zainal mas bukan papa. Santi memang terkadang memanggil mas dan memanggil papa jika didepan anak - anaknya.
" Hah.. Beli lagi ? Tadi pagi, siang sudah beli juga lama - lama uang papa habis buat beli makanan saja. Lagian juga anisa medit banget sih, masak langsung dihabiskan lihat saja aku sumpahin dia miskin seumur hidup. Ayok ma kita makan diluar, cepat kamu ajak anak - anak keluar. " Ucap zainal lalu keluar begitu saja tanpa menyapa ibunya terlebih dahulu.
Zainal sebagai anak pertama memang sombong bahkan pelit dengan ibu dan adik - adiknya. Selama ini selalu rendra yang membantu biaya hidup ibu dan adiknya serta biaya kuliah bagaspun rendra yang tanggung, meskipun bagas mendapat beasiswa tapi tidak semuanya gratis. Buku, uang praktek dan transport masih harus keluar uang sendiri. Meskipun ada pensiunan dari almarhum ayah nya tapi rendra tidak tahu berapa jumlahnya, karena uang itu ada ditangan ibunya.
Anisa dan rendra yang baru saja selesai sholat langsung keluar , rendra berniat untuk menemui kakaknya tetapi zainal sudah keluar terlebih dulu. Sedangkan anisa dia menuju dapur untuk mencuci perkakas yang kotor.
********
" Nis, kamu jadi hari ini mau menginap dirumah mu ?" Tanya rendra saat anisa sedang mencuci.
Anisa menghentikan aktifitasnya lalu memandang suaminya cukup lama.
" Sepertinya aku tunda sampai kolam renangnya jadi mas. Mas, apa kamu tetap akan tinggal dirumah ibu mu jika aku tinggal dirumah ku?" Tanya anisa serius.
Rendra terdiam, pertanyaan yang sulit rendra jawab. Sebenarnya alasan rendra tidak mau tinggal dirumah anisa karena malu, malu karena itu rumah jerih payah anisa. Lagipula ibu nya juga pasti akan melarangnya pindah, rendra kasihan jika harus meninggalkan ibunya meskipun ada bagas, bagas sibuk kuliah. Dan Zainal juga seperti tidak perduli dengan ibunya padahal ibunya sangat menyayanginya.
" Mas belum bisa menjawabnya nis. Sudah jangan dibahas lagi, sini mas bantu kamu jemurin pakaiannya dan kamu selesaikan pekerjaan yang lainnya. " Seru rendra mengalihkan topik pembicaraan.
" Jika aku sudah tidak sanggup dirumah ini lagi, aku akan keluar dari rumah ini mas " Seru anisa terdengar sangat serius.
Rendra mencoba tidak menanggapi ucapan anisa,dia beralih mengambil keranjang baju basah yang akan dia bawa kebelakang rumah untuk di jemur. Namun baru saja hendak mengangkat keranjang nya suara teriakan ibu ratri bikin telinga sakit.
" Rendra apa yang kamu lakukan ? Jangan memnantu anisa,karena itu sudah tugas istrimu !!" Teriak ibu ratri dengan sangat lantang.
Mata ibu ratri menyorot tajam kearah anisa dengan ditangannya membawa pakaian kotor yang masih banyak. Anisa saja heran kenapa ibu mertuanya membawa pakaian kotor lagi, padahal pakaiannya sudah anisa cuci.
" Aku hanya membantu anisa membawakannya ke halaman belakang bu. Kasihan anisa dia kecapean " Ucap rendra.
" Itu sudah resiko menjadi ibu rumah tangga, jangan manja kamu anisa ! Cuma mencuci seperti itu saja sudah capek, ini sekalian cuci !!" Seru ibu ratri sambil melempar pakaian kotor yang ada ditangannya.
Rendra kaget dengan perlakuan ibunya,ibunya memperlakukan anisa sangat kasar. Bahkan sama sekali tidak ada rasa kasihan kepada anisa,pakaian kotor main dilempar begitu saja.
" Bu,apa tidak bisa menyuruhnya secara baik - baik dan meletakkan pakain kotor dengan pelan. Jangan dilempar begitu saja, anisa ini menantu ibu dia istri rendra bukan ART rumah ini " Ucap rendra tidak suka dengan perlakuan ibunya.
" Kamu diam saja Rendra. Anisa ini memang harus dikasari agar dia tidak malas dan lembek. Kamu jangan membelanya, yang ada kamu nanti akan di injak - injak oleh istrimu ini, jadi besar kepala dia. " Ucap ibu ratri menatap sinis anisa.
Hhuuffff..
Terdengar anisa membuang nafas dengan kasar. Anisa mengambil pakaian kotor yang tadi dilemparkan ibu mertuanya, anisa memungutinya satu persatu dan hendak memasukan ke mesin cuci namun tiba - tiba anisa merasa ada yang aneh dengan pakaian kotor itu.
" Ini bukannya pakaian mbak santi dan mas zainal ? Kenapa ibu menyuruhku untuk mencucinhmya ?" Tanya anisa dengan wajah geram.
" Itu memang pakaian santi dan zainal, betuntung pakaian koko kiki tidak kamu cucian juga. Sudah sana cuci yang bersih jangan lupa sekalian di setrika " Ucap ibu ratri lalu melengos.
" Ibu dan mbak santi benar - benar sudah melewatan !! " Seru rendra mengepalkan kedua tangannya.
Anisa tidak bisa tinggal diam, anisa pun membawa pakaian kotor itu keluar dan membuangnya tepat didepan rumah santi. Kebetulan subuh tadi habis hujan jadi halaman rumah masih basah dan ada air yang menggenang.
" Ambil baju - baju busuk mu dan suami mu ini santi !! Aku tidak sudi mencucinya, jangan kira selama ini aku diam kamu bisa seenaknya memanfaatkan tenagaku. Kalau tidak mau mencuci kamu bawa saja pakain kalian ke laundry ! Paham... !!" Teriak anisa dengan lantang sehingga mengundang para tetangga.
Beberapa tetangga sudah keluar dari rumahnya dan menonton keributan antara santi dan anisa.
" Heehhh... Dasar adik ipar tidak tahu diri ! Ini baju ku baju mahal, kenapa kamu buang begini. Aku memintamu untuk mencucikannya bukan untuk kamu buang begini " Teriak santi tidak terima.
Ucapan santi tanpa sadar sudah membuat ibu - ibu geram. Mereka tidak suka dengan sikap santi yang memperlakukan anisa seenaknya, mereka pun beramai - ramai mencibir santi.
" Muka doang yang dirawat tapi anak dan suami tidak dirawat. Sampai baju suaminya saja tidak mau mencucinya " Ucap ibu - ibu.
" Dasar otaknya sudah korslet itu si santi. Rumah sudah terpisah tapi seenaknya menyuruh mbak anisa mencucikan pakaiannya. Sepertinya kamu butuh berobat ke psikiater santi " Seru ibu aminah sambil tertawa mengejek santi.
Dan masih banyak lagi cacian dari para ibu - ibu yang seharusnya membuat santi malu. Tetapi sama sekali santi tidak malu. Dia terlibat adu mulut dengan para ibu - ibu. Anisa hanya menyimak saja sambil tertawa geli mendengar pembelaan santi.
********
RATE BINTANG 5 NYA DULU KAK 🙏❤️
LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE, DAN HADIAH NYA. 🙏❤️
Semakin banyak like, vote,favorite serta hadiah dan komentarnya , Author semakin semangat untuk Menulis dan Up.🙏❤️❤️
TERIMAKASIH 🙏🙏❤️❤️
aku yakin pasti nisa akan bantu nyariin kerja buat santi
kau yg kaya tapi kau yg jadi korban terus terusan.
.