Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 - Maafkan Ibu, Viera
"Ibu tidak terima kamu selalu diperlakukan buruk seperti ini, Viera. Besok, Ibu akan datang ke sekolah kamu dan menuntut pertanggung jawaban dari anak yang telah menyakiti kamu seperti ini!" Kata Violet sambil menangis.
Viera menggelengkan kepala. Dia tidak setuju dengan niat sang ibu. "Jangan, Bu. Jangan datang ke sekolah Viera dan mengadukan tentang hal ini." Balas Viera.
"Tapi kenapa, nak? Dia sudah sangat jahat kepadamu. Dia menyiksa fisikmu sampai kau terluka seperti ini!"
"Viera gak mau sampai dikeluarkan dari sekolah karena masalah ini, Bu. Viera takut gak bisa sekolah lagi, Bu."
Violet tersentak. Lagi-lagi putrinya menyebutkan alasan yang sama sehingga selalu meminta dirinya untuk tidak memproses pelaku pembullyannya di sekolah.
"Ibu, Viera beneran gak apa-apa, Bu." Lanjut Viera. Dia mencoba meyakinkan sang ibu jika dirinya benar baik-baik saja.
"Jangan membohongi Ibu seperti ini, nak. Ibu ini adalah ibumu. Ibu dapat merasakan rasa sakit yang tengah kau rasakan saat ini. Mungkin kau bisa saja berkata baik-baik saja, tapi Ibu gak bisa nak. Hati ibu sangat sakit melihat anak yang telah Ibu lahirkan diperlakukan buruk oleh orang-orang." Kata Violet sambil menangis.
Viera memeluk tubuh sang ibu. Dia ikut menangis seperti sang ibu.
"Viera beneran udah gak apa-apa, Bu. Viera mohon Ibu jangan datang ke sekolah ya." Pinta Viera. Gadis itu masih saja bersikeras agar sang ibu tidak datang ke sekolahnya.
Violet menghela napas dalam-dalam untuk mengurai rasa sesak. Dia mengerti maksud perkataan putrinya itu. Sebagai orang tak punya, suara mereka pasti tidak akan didengar. Dan hal terburuknya, aduan mereka bisa saja membalikkan mereka sebagai tersangka padahal mereka tidak bersalah.
Apalah daya, mereka hanyalah orang miskin dan tak punya kuasa. Jika saja mereka berasal dari keluarga kaya raya, pasti suara mereka bisa didengar oleh petinggi di sekolah itu.
"Bu, Viera mohon ya jangan datang ke sekolah." Gadis itu tak henti memohon. Dia juga memberitahu sang ibu tentang status Putri sebagai keponakan dari kepala sekolah.
Violet terdiam. Jika saja aduannya nanti benar akan membalikkan mereka jadi tersangka, maka kasihan sekali nasib putrinya. Sudahlah dibully, dan mungkin saja beasiswa putrinya terancam dicabut dari sekolah karena petinggi di sekolah adalah keluarga dari pihak pembully.
"Ya, Bu?" Kata Viera lagi.
Violet menganggukkan kepala dengan pelan. Keputusan yang ia ambil saat ini sangat terasa berat. Namun ia sadar bagaimana pengaruhnya petinggi di sekolah itu.
Viera akhirnya merasa lega karena sang ibu tidak jadi datang ke sekolahnya. "Terima kasih ya, Bu." Setelah berucap, gadis itu mempererat pelukannya di tubuh Violet.
Violet membalas pelukan putrinya itu tak kalah erat sambil berucap di dalam hati. "Viera, andai saja Ibu punya kuasa nak. Tidak akan Ibu biarkan kau disentuh oleh mereka walau seujung kuku pun. Maafkan Ibu yang lemah ini ya nak. Jangankan untuk melindungimu dari jahatnya dunia ini, memberikan fasilitas yang bagus dan layak untukmu saja Ibu sering kesulitan." Kata Violet. Wanita itu amat merasa sedih dan bersalah pada putrinya.
Di tengah kesedihan yang melanda ibu dari satu anak itu, seorang pria yang seharusnya bertanggung jawab untuk melindungi dan menjaga Viera dari kejamnya dunia ini nampak murka setelah mendapatkan informasi dari orang suruhannya jika Viera mendapatkan perlakuan tak mengenakkan di sekolahnya.
"Ternyata dugaanku benar. Gadis polos itu mendapatkan sikap buruk dari teman-temannya selama bersekolah di sana." Gumam pria itu dalam hati.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗