Ditinggalkan beberapa jam setelah pernikahan?? pasti menyakitkan bukan?? Itulah yg dialami Melody. Dirinya menikah dengan kekasihnya setelah mempersiapkan semuanya. Tapi tepat setelah resepsi pernikahan suaminya menghilang, dan pada malam hari dirinya ditalak melalui pesan singkat.
Akankah Melody mampu melewati semua ini dan menemukan cinta sejatinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.13 Hukum
Melody pun ditemani Rudi untuk membantunya melaporkan kasus ini. Tapi Melody meminta waktu sedikit pada Rudi sebelum melaporkan hal ini.
"Ada apa Melody?" tanya Rudi.
"Sebelumnya terimakasih karena tuan Zayn mau membantu, tapi aku punya rencana." ucap Melody.
"Rencana?" tanya Rudi.
"Iya tuan, jadi biarkan aku yg mengatur segalanya." ucap Melody.
"Baiklah, tapi siapa mereka?" tanya Rudi.
"Ibu tiri dan adik tiriku." ucap Melody tersenyum.
"Sepertinya ini adalah masalah keluarga dan kami tak bisa masuk terlalu dalam." ucap Rudi.
"Anda benar, mohon pengertiannya. Meski aku takkan mengambil cara musyawarah." ucap Melody.
"Baiklah, lakukanlah. Semua buktinya sudah kuberikan." ucap Rudi.
"Terimakasih tuan, sampaikan terimakasihku pada tuan Zayn." ucap Melody.
"Baiklah." ucap Rudi.
Melody pun keluar dari resto dan menghubungi pengacara. Melody ingin memberikan kejutan spesial di hari pernikahan Melisa dan Andrew. Melody ingin membuat hinaan Melisa dan Desi menjadi boomerang bagi keduanya.
Setelah berbicara panjang lebar dan menunjukkan sejumlah bukti, Melody pun mendapat beberapa arahan dari pengacaranya. Dan kasus ini cukup mudah baginya terlebih semua bukti sudah ada.
"Baiklah Nona, jika anda ingin mengatur waktu sesuai keinginan anda." ucap pengacara tersebut.
"Terimakasih tuan, aku tak ingin mengganggu pernikahan pelaku tersebut, jadi biarkan mereka menikah dulu." ucap Melody.
"Ide bagus nona." ucap pengacara tersebut tersenyum.
"Baiklah, sampai jumpa lagi." ucap Melody lalu pergi.
Hari ini sangat panjang dan mengesalkan. Bahkan Melody tak bisa makan dengan benar akibat ulah Melisa dan Desi. Melody pun pergi ke kedai bakso yg berada di dekat apartemennya. Disana Melody menikmati semangkuk bakso pedas sendirian.
Makan makanan pedas bisa menjadi obat kekesalan hati bagi sebagian orang. Dan Melody melakukannya hari ini. Ia kira hari ini akan berjalan baik dengan beberapa hal baik yg terjadi. Tapi malah ditutup dengan kejadian buruk karena bertemu keluarganya. Sampai Melody tak bisa makan dengan benar di resto tersebut. Dan makanan yg ia bungkus sudah dingin dan membuatnya tak selera lagi.
Di kedai bakso tersebut Melody bertemu dengan Bian yg sedang makan juga disana.
"Melody.." sapa Bian.
"Oh pak Bian." ucap Melody.
"Kau sendiri?"
"Iya, tentu saja." balas Melody.
"Bagaimana liburanmu?" tanya Bian.
"Kembali ke rutinitas awalku pak." ucap Melody.
"Baguslah, saat ini sistem sudah aman. Kau bisa bersantai." ucap Bian.
"Iya pak. Itu sangat membuatku tenang." ucap Melody.
"Baiklah, aku harus kembali ke kantor." ucap Bian.
"Iya pak." ucap Melody.
Bian pun pergi karena harus kembali ke kantor. Begitu juga dengan Melody yg harus pulang ke apartemennya. Banyak hal yg terjadi hari ini, mulai dari hal baik hingga hal buruk. Tapi Melody percaya kalau dirinya tak akan menyerah dan mengalah lagi dengan keluarganya. Sudah cukup semua asetnya direbut oleh mereka.
....
Esok harinya Melody pun mendapatkan motor yg ia beli kemarin. Dan Melody senang akhirnya bisa punya kendaraan yg bisa diandalkan saat kondisi mendesak dan macetnya jalanan.
Setelah merapikan motornya, Melody pun pergi hari itu ke suatu tempat. Melody ingin membeli sebuah gaun untuk menyambut hari bahagia Melisa. Sekalian Melody membooking salon untuk meriasnya.
Melody pun tiba di sebuah butik ternama dan melihat-lihat gaun disana. Dan ternyata ada ibu tiri dan adik tirinya disana.
"Wah hebat ya kau mampu beli pakaian disini." cibir Desi.
Tapi Melody menghiraukannya dan malah mengajak bicara pegawai butik untuk menanyakan beberapa gaun yg simple.
"Hei pela***rr.. Kalau diajak bicara itu menyahut." ucap Desi menarik bahu Melody.
"Anda bicara padaku nyonya? tapi aku bukan pela**r." balas Melody sembari melepaskan tangan Desi.
"Kalau tidak menjual diri memangnya kau sanggup berbelanja disini?" tanya Desi.
"Tentu saja sanggup, memangnya aku hanya punya tubuhku? Aku masih punya ini." tunjuk Melody pada kepalanya.
"Halah paling juga kau merayu atasanmu yg kemarin kan?" balas Desi.
"Oh iya, tema pernikahan Melisa apa? Aku ingin menyelaraskan busana." ucap Melody.
"Ck.. Kau bahkan tak mampu membeli gaun disini." sindir Desi.
"Ya terserah ya." ucap Melody.
"Ibu sedang apa? Bagaimana gaunku?" panggil Rara.
"Oh putriku, kau sangat cantik dan cocok dengan gaun tersebut." puji Desi.
"Lho itu kan kak Melody, sedang apa dia? Memangnya dia punya uang?" tanya Rara.
"Sudahlah, kau kan tahu kakakmu itu pela**r." ucap Desi.
Kesabaran Melody pun diuji habis-habisan di hadapan ibu tiri laknat ini. Dan tentunya Melody harus sabar agar rencananya berjalan sukses. Melody pun memerhatikan gaun Rara yg berwarna putih.
Lalu Melody juga membeli gaun berwarna senada dengan motif yg cocok untuknya serta nyaman dipakai. Setelah itu, Melody membayarnya dan meninggalkan butik tersebut. Desi pun melihat Melody kini hanya mengendarai sepeda motor.
"Lihatlah kakak tirimu itu, dia cuma pakai motor butut." ucap Desi.
"Ibu, itu motor jenis baru. Butut darimana." balas Rara.
"Paling juga motor murah." ucap Desi.
"Atau dia hanya bisa kredit." ucap Rara tersenyum.
Sedangkan Melody pun menuju ke sebuah salon untuk membuat janji. Setelah selesai dengan semua tujuannya Melody pun pulang.
Kebetulan hari itu Zayn sedang ada di rumah saat weekend.
"Melody.." sapanya yg baru keluar dari apartemennya.
"Iya tuan Zayn.. Sepertinya anda hari ini libur." ucap Melody.
"Ya begitulah, dan kau akhirnya keluar apartemen." ucap Zayn.
"Sebenarnya kemarin juga aku keluar, tapi anda saja tidak melihatnya." balas Melody.
"Mungkin begitu, kalau begitu aku permisi." ucap Zayn lalu pergi.
Sementara Melody masuk ke dalam dan mempersiapakan segalanya untuk acara pernikahan Melisa. Kali ini Melody akan membalas dendam atas perbuatan jahat mereka padanya.
....
Hari pernikahan Melisa pun tiba juga, dan nanti malam acaranya akan dimulai. Pagi ini Melody pergi ke kantor polisi bersama pengacaranya untuk melaporkan Melisa dan ibunya atas pencemaran nama baik dan penyerangan.
Setelah itu, Melody pun akan mempersiapkan segala rencananya yg lain. Melody merapikan gaunnya dan mempersiapkan beberapa hal yg akan ia lakukan di acara Melisa dan Andrew.
Saat sore hari, Melody pun pergi ke salon untuk bersiap. Dan dirinya dirias sesuai permintaannya. Tak lupa Melody memakai gaun yg suah ia persiapkan. Lalu Melody memesan taksi menuju ke pernikahan Melisa dan Andrew.
Melody pun tersenyum setelah yakin rencananya berjalan dengan baik. Dan saat tiba di tempat, rasa gugup pun menyelimutinya. Tapi Melody berusaha untuk tetap tenang. Dirinya memasang wajah elegannya memasuki gedung pernikahan tersebut.
Dan tak lupa Melody menatap ke arah Melisa dan Andrew yg tampak bahagia setelah menghancurkan hidupnya. Semua tamu yg datang pun cukup terkejut melihat Melody yg merupakan anak sulung keluarga tersebut muncul. Ditambah lagi semua harta Melody tiba-tiba menjadi milik Desi dan kedua putrinya.
Beberapa orang pun menyapa Melody yg menghilang beberapa bulan terakhir. Bahkan anehnya mantan suaminya dulu justru menikahi Melisa.
Sesuai rencana Melody melihat tampilan layar digital yg memperlihatkan foto-foto pre-weedding Melisa dan Andrew. Lalu Melody mencari dimana server yg mengatur tampilan layar tersebut. Melody pun menatap ke segala arah dan menemukan sesuatu.
"Akhirnya kutemukan juga." gumam Melody.
Melihat laptop itu tak ada yg menjaganya, membuat Melody dengan mudah mengatur segalanya. Melody menambahkan beberapa video menarik dan mengatur waktu yg tepat untuk diputar. Setelah itu Melody pergi dan penjaga yg menjaga tempat itu baru kembali dari toilet. Untuk keamanan cctv Melody sudah mematikan kameranya agar dirinya tak muncul di cctv.
Lalu Melody kembali bergabung dengan para tamu undangan disana. Dan Rara menghampirinya dengan wajah ramah dan sok polosnya.
"Hai kak.. Bagaimana kabarmu?" tanya Rara.
"Aku baik-baik saja seperti yg terlihat." ucap Melody.
"Minumlah wine ini." ucap Rara menyuguhkannya pada Melody.
"Maaf aku tak minum alkohol." ucap Melody.
"Ini hanya wine masa kakak tak bisa minum." ucap Rara.
"Tak peduli berapapun mahalnya dan bagaimana pun enaknya, aku tak minum alkohol." ucap Melody tegas.
Rara pun mengalah dan mengganti dengan rencana keduanya. Dan Melody sudah paham jebakan yg disediakan mereka.