Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 30 — Sarapan Pagi
Liu Yuwen tidur sebelum matahari terbenam, sudah lama sejak ia pergi dari Kota Yama dirinya tidak pernah tidur sampai terlelap seperti ini.
Meski ia berisitirahat lebih awal, Liu Yuwen terbangun ketika matahari sudah lumayan tinggi. Liu Yuwen merasakan tubuhnya segar serta pikirannya menjadi jernih setelah tidur semalaman.
Ketika Liu Yuwen keluar dari kamarnya, pemuda itu sedikit terkejut ketika menemukan Aruna sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Apakah ada sesuatu?" Tanya Liu Yuwen pada gadis ras elf tersebut.
Aruna tidak menjawab, ia hanya menundukkan wajah dan kepalanya ke lantai.
Liu Yuwen menjadi kebingungan, ia tidak mengerti kenapa Aruna memilih diam, entah karena gadis itu memang tidak dapat berbicara atau karena enggan untuk membuka suaranya.
"Kalau begitu bagaimana kalau kita makan, apakah kau sudah sarapan?" Liu Yuwen menggaruk kepalanya.
Aruna menjawabnya dengan gelengan kepala.
Liu Yuwen batuk pelan, 'Mungkin dia menungguku disini karena lapar, mengingat gadis ini bukan seorang kultivator, dua belas jam sudah cukup membuat seseorang kelaparan...'
Liu Yuwen kemudian mengajak Aruna pergi ke tempat rekreasi, mereka duduk di salah satu meja sebelum memesan makanan.
Para kru serta penumpang tampak ketakutan ketika Liu Yuwen keluar dari kamarnya, meski ketakutan itu berusaha mereka sembunyikan namun Liu Yuwen bisa menyadarinya dengan jelas.
Liu Yuwen tidak peduli dengan pandangan mereka kepadanya, lagi pula ia juga cukup memaklumi sikap tersebut
Liu Yuwen membunuh banyak perompak tanpa berkedip jelas bukan pemandangan yang lazim, orang-orang biasanya akan menganggap Liu Yuwen merupakan kultivator yang berasal dari aliran hitam atau sejenisnya.
Ketika Liu Yuwen dan Aruna sedang menunggu pesanan, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri meja mereka.
"Permisi Saudaraku, bolehkah aku ikut duduk disini?"
Liu Yuwen menemukan orang itu adalah pria tua yang merupakan Tetua Sekte sebelumnya. Liu Yuwen tidak keberatan, ia mengangguk dan mempersilahkan pria tua itu duduk.
"Sebelumnya aku belum mengucapkan terimakasih atas bantuan anda kemarin, jika tidak ada anda mungkin aku dan murid-muridku akan kesulitan melawan para perompak itu." Ujar pria tua tersebut.
"Kita dalam pihak yang sama, Senior tidak perlu sungkan, lagi pula memang sebaiknya para perompak itu dibinasakan atau akan banyak korban lainnya."
Tetua Sekte itu membuka tutup mulutnya, hendak membantah perkataan Liu Yuwen tapi pada akhirnya tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya.
Bagi mereka yang berada di aliran putih, menghabisi seseorang adalah hal yang tabu meski tidak bisa disalahkan sepenuhnya.
Hanya saja menurut Tetua Sekte itu, membunuh para perompak yang tidak mempunyai ilmu beladiri terasa berlebihan, ia bisa mengambil alternatif lain seperti memberi peringatan pada mereka atau dijebloskan ke penjara.
Tetua Sekte itu batuk pelan, memilih tidak membahas perkara ini lebih jauh. "Bolehkah aku tau Saudara berasal dari sekte mana?"
"Aku hanya pengelana biasa, Senior, bukan berasal dari sekte manapun."
"Kultivator tanpa sekte?!" Tetua sekte itu cukup terkejut. "Aku berasal dari Sekte Gunung Baja, salah satu sekte yang berada disekitaran sini..."
Tetua sekte itu kemudian memperkenalkan namanya sebagai Tetua Qin yang mempunyai posisi Tetua di sektenya. Adapun Sekte Gunung Baja memang tidak terlalu terkenal karena mereka merupakan sekte kecil yang beberapa tahun baru dibuat.
"Namaku Liu Yuwen, Senior, senang bertemu dengan anda..." Liu Yuwen juga memperkenalkan identitasnya.
'Liu Yuwen... Aku baru pertama kali mendengar namanya...' batin Tetua Qin sambil mengelus janggutnya.
Alasan Tetua Qin kebingungan karena seharusnya kultivator kuat seperti Liu Yuwen cukup terkenal di dunia persilatan. Tetua Qin menyadari bahwa meski Liu Yuwen lebih muda darinya, kekuatan pemuda itu jauh lebih kuat dibandingkan dirinya.
Tetua Qin tidak memikirkan itu lebih jauh, pandangannya kemudian jatuh pada Aruna yang menundukkan kepalanya.
Tetua Qin bisa merasakan Aruna ketakutan terhadapnya, matanya jadi sedikit melebar ketika melihat telinga runcing gadis ras elf tersebut.
"Ras Elf..." Gumam Tetua Qin secara spontan.
"Anda mengetahui tentang ras mereka?" Liu Yuwen cukup bereaksi, ia menoleh pada Aruna sesaat sebelum menoleh kembali pada Tetua Qin. "Namanya Aruna, dia wanita yang diculik oleh para perompak tadi."
Tetua Qin mengangguk pelan. "Sudah sejak lama aku tidak melihat Ras Elf, terakhir sekitar sepuluh tahun yang lalu..."
"Apa ras mereka cukup familiar di kekaisaran ini?" Tanya Liu Yuwen penasaran.
"Aku tidak mengatakan bangsa elf asing di Kekaisaran Langit Utara tapi semua orang bisa dikatakan mengetahui adanya ras tersebut."
Tetua Qin kemudian menjelaskan bahwa Ras Elf sangat sulit ditemui karena keberadaan mereka yang selalu bersembunyi dari manusia.
Alasan tersebut dikarenakan Ras Elf sering menjadi bahan buruan untuk dijadikan budak. Bisa dibilang manusia dengan ras tersebut memiliki hubungan yang sangat buruk sejak dulu.
"Disebabkan tubuh mereka yang tidak bisa menyerap qi membuat Ras Elf selalu ditindas, aku dengar mereka membuat pemukiman di hutan untuk menghindari kontak manusia."
Liu Yuwen bisa memahami penjelasan Tetua Qin namun sebenarnya ia mengetahui kebenaran dibaliknya.
'Ras Elf bukannya tidak bisa menyerap qi tetapi qi yang bisa diserap tubuh mereka adalah jenis qi berbeda, selain itu masih ada dua faktor lain agar Ras Elf bisa berkultivasi seperti manusia...' batin Liu Yuwen dalam hatinya.
Liu Yuwen pernah bertanya pada Yun Xia tentang 'spirit stone' namun pria bangsawan tersebut tidak mengetahui atau pernah mendengar namanya, bisa dipastikan bahwa 'spirit stone' sebenarnya tidak ada di dunia ini.
Dengan 'spirit stone' lah Ras Elf kemungkinan bisa berkultivasi, jika tidak ada keberadaannya maka ras tersebut akan seperti yang dikatakan Tetua Qin sebelumnya.
Perhatian Liu Yuwen terpecah ketika makanan yang dipesannya datang, ia sempat menawari Tetua Qin untuk makan namun pria tua itu menolaknya berasalan sudah kenyang.
"Makanlah, kalau kurang kau bisa memesannya lagi..." Ucap Liu Yuwen pada Aruna sambil tersenyum dengan lembut.
Aruna kemudian menatap Tetua Qin dengan ragu-ragu, jelas ia masih ketakutan terhadap pria tua tersebut.
"Dia tidak akan membahayakanmu, percayalah padaku..."
Aruna memilih mengangguk, sebenarnya semenjak ia bertemu Liu Yuwen pertama kali, entah kenapa Aruna merasa percaya bahwa Liu Yuwen adalah orang baik.
Tatapan Liu Yuwen begitu teduh serta menenangkan hatinya, setidaknya Aruna yakin Liu Yuwen tidak akan membahayakannya.
"Sepertinya dia sudah sangat mempercayaimu Saudara Liu, sebelumnya Ras Elf akan ketakutan hanya dengan melihat kita..." Tetua Qin menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah Aruna yang langsung menurut makan usai disuruh Liu Yuwen.
"Apakah aku harus mengembalikan ia ke tempat tinggalnya?"
"Masalah itu aku tidak yakin, jika perompak itu menemukan gadis ini maka kemungkinan terbesarnya pemukiman mereka sudah dihancurkan atau penduduknya telah diculik oleh para perompak tadi..." Tetua Qin menyarankan agar Liu Yuwen mengubah rencananya.
Liu Yuwen menghela nafas, ia jadi kebingungan bagaimana dirinya menangani Aruna setelah turun dari kapal.
Awalnya ia berencana untuk mencari Ras Elf lain agar bisa menyerahkan Aruna kembali namun setelah mendengar penjelasan Tetua Qin, Liu Yuwen harus berpikir ulang mengenai keputusannya.