banyak mengandung ***, tolong yang dibawah umur bijaklah dalam membaca setiap novel.
karya ini adalah karya saya di platform sebelah. terpaksa saya pindahkan disini sebab novel ini sudah hilang di platform sebelah. saya sudah menunggu beberapa bulan kembali nya novel ini tapi nyatanya tidak kembali lagi.
mengandung *** bijaklah dalam membaca
Zahra harus rela di nikahi oleh calon suami kakaknya, intan. sebab intan kabur di hari H pernikahannya. tak ada pilihan lain akhirnya Zahra menuruti keinginan orang tua angkatnya. ingin rasanya wanita itu menolaknya tapi hal itu menyangkut nama baik keluarga mereka.
William menyalahkan Zahra atas hilangnya calon istri saat menjelang pernikahan, pria itu mengira jika Zahra dalang dibalik semua ini karena iri dengan intan.
seakan buta mata dan hati, William terus saja menyiksa Zahra setelah menjadi istrinya. hari-hari dijalani Zahra penuh dengan penyiksaan, hinaan dan cacian sudah menjadi makanan sehari-hari nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
sedikit adegan 21+ bijaklah dalam membaca
--------
"Bagaimana ?"
"Maaf tuan, saat ini saya belum bisa melacak keberadaan nona Zahra". Jawab asisten William dengan kepala menunduk. William memiliki dua orang anak buah kepercayaan yang memang selama ini membantunya selain Arlan, sebut saja namanya Samuel. Samuel selain menjadi asisten, dia juga merangkap sebagai ahli IT kemampuannya sudah terbilang sangat bagus selama ini bahkan ketika ada tikus-tikus kecil yang mencoba menganggu perusahaan William dengan segera Samuel bisa mengatasinya.
Bukan hanya itu, Samuel dan Arlan juga bahkan sering membunuh musuh-musuh William selama ini. Ibarat mereka berdualah yang menjadi pelindung William.
Mereka berdua adalah anak jalanan yang sempat William tolong dari kerasnya dunia, saat itulah mereka berdua bertekad untuk mengabdikan dirinya pada William bahkan mengorbankan nyawanya sekalipun.
Brakkkk
"Apa katamu ? Bagaimana bisa kamu tidak menemukannya kenapa kinerja mu jadi seperti ini Samuel ??". Bentak William pada Samuel, sudah lama dia menunggu kabar Zahra apakah diluar sana dia baik-baik saja atau tidak.
"Kenapa bisa hanya satu wanita kamu kesusahan seperti ini !!!". Sambungnya lagi.
Samuel masih menundukkan kepalanya, dia memang siap dihukum oleh William, dia tak menyangka jika istri yang dulu tak pernah William cintai dan tak berharga sekarang berbanding terbalik.
Terbukti dengan amarah yang terus meluap-luap pada dii William, bahkan tuannya yang dulu terlihat sempurna kini seakan tak memedulikan dirinya hanya karena istrinya meninggalnya dirinya.
"Sekali lagi saya minta maaf tuan, beri saya kesempatan untuk melakukan kembali pencarian pada nona Zahra. Mungkin saja nona Zahra dilindungi oleh orang berpengaruh maka dari itu saya tidak mampu melacak nya bahkan jejak nya sayapun tak bisa seperti halnya dulu dengan n-nona in-ntan tuan". Kata Samuel terbata-bata mengatakan nam mantan kekasih William karena takut pria yang dihadapannya kini mengamuk karena bagaimana pun nama itu sangat dia benci sekarang.
Samuel mengingat kembali bagaimana dia kesusahan dalam melacak keberadaan intan, bahkan puluhan anak buahnya dia kerahkan tapi seakan perempuan itu tertelan bumi. Ternyata ada orang hebat yang memang menyembunyikan semua akses agar tak satupun bisa menemukannya.
Kini dia juga curiga jika Zahra pun begitu, Seba kasusnya tidak jauh beda dengan intan hilang tanpa jejak.
William terdiam sejenak setelah mendengar ucapan Samuel apa benar seperti itu ? Tapi siapa dibalik semua ini ? Setahunya Zahra tak memiliki keluarga yang menyayangi nya karena dia hanya anak angkat dari keluarga Hartono. Apa Hartono ? Atau Natasha ? Hanya dua nama itu yang tercetus dikepala William saat ini.
"Aku akan memberikan mu kesempatan kembali, mungkin benar apa yang kamu katakan ada yang melindungi Zahra. Selidiki Hartono ayah angkat Zahra dan juga Natasha sahabatnya". Ungkap William dengan yakin.
"Baik tuan saya mengerti.. terimakasih telah memberi saya kesempatan kali ini". Jawab Samuel, tugas ini akan dia kerjakan bersungguh-sungguh, dia tidak ingin tuannya kembali kecewa.
"Hmm... Sekarang kamu boleh pergi dan panggilkan Rendy kesini". Usir William Karen dia tak ingin diganggu oleh siapapun.
"Baik tuan, saya undur diri..".
Setelah dirasa Samuel sudah pergi, William mematik korek api kemudian membakar r*k*k yang kini sudah terjepit disela dua jarinya, dihisapnya kemudian mengeluarkan asap yang mengepul dari mulutnya.
Pria itu mengeluarkan ponsel di sakunya kemudian melihat foto Zahra disana, foto itu diambil dari sosial media istri nya disana Zahra tersenyum bahagia, rencana foto itu akan di pajang di dalam ruangan kantor nya.
"Kamu memang sangat cantik dan s*alnya kenapa aku baru menyadari semua itu sekarang". Gumam William mengelus foto diponselnya.
"Kamu hanya milik ku, jika nanti aku menemukan mu, mungkin aku akan bersujud dikaki mu sampai kamu akan memaafkan suamimu yang bajingan ini". William menghela nafasnya berat.
Tok
Tok
Suara ketukan dari luar, William segera mengangkat kepalanya, wajah yang tadinya sedih kini berubah ekspresi menjadi datar.
"Masuk".
Ceklek
Terlihat perempuan yang berbaju s*ksi bahkan bel*han d*d*nya menyembul keluar sebab pakaian yang terlalu ketat.
William mengerutkan keningnya melihat siapa yang datang, dia adalah Andini asisten dari Rendy pengganti Dena yang mengambil cuti melahirkan. Jika William dan Rendy dinas luar kota atau luar negeri maka Dena yang sementara menghandel semua pekerjaan mereka semua.
"Tuan". Kata Andini dengan suara dibuat s*ksi bahkan sengaja mengigit bibirnya.
"Saya menyuruh Rendy yang datang kesini tapi kenapa kamu yang muncul ?". Tanya William melihat Andini dari atas sampai bawah.
Andini yang diperhatikan merasa jika tuannya tergoda apalagi dengan tubuhnya yang seksi dan buah dada yang begitu besar mampu membuat kaum ada tak bisa menolaknya.
"Ahhh tuan Rendy sedang ada urusan tuan, beliau menugaskan saya jika tuan membutuhkan sesuatu". Kini suara Andini semakin menjadi bahkan suara d*s*han sudah mulai keluar.
Birahinya tertantang semenjak dia bekerja di perusahaan William. Ingin rasanya dia merasakan betapa perkasanya William jika dir*nj*ng. Membayangkan itu saja Andini menjadi basah bahkan dia kembali membuka kancing bajunya yang ketiga dengan gaya berjalan yang meliuk-liuk menghampiri William.
"Apa tuan membutuhkan sesuatu hmm ? Tanyanya berbisik ditelinga William bahkan dua gunung kembarnya sudah menempel di pundak William.
William hanya terdiam dengan tingkah Andini, dia pria normal tentu akan bereaksi jika disentuhnya seperti itu apalagi semenjak malam yang dilaluinya bersama Zahra dirinya seakan ingin mengulang kembali.
Tangan Andini sudah bergerak meraba d*d* bidang William, sesekali mengigit dan menjilat leher nya membuat William mendesah kecil bahkan yang dibawah sudah mulai mengeras.
"Apa tuan ingin mendapatkan servis terbaikku ? Saya bisa membuat tuan terbang melayang ahhhh". Desah Andini meremas kedua benda kenyal nya sendiri.
William masih terdiam memejamkan matanya merasakan sensasi luar biasa ketika Andini meraba d*d*nya.
"rasanya saya sudah basah tuan". D*s*hnya kembali sambil meremas terus benda kenyal nya. Pikirannya terlalu liar seakan William telah menyentuhnya padahal dia sendiri yang menyentuh dirinya.
Seakan tak tahan Andini segera menuju ke sofa membuka semua kancing bajunya bahkan celana d*l*mnya juga memperlihatkan benda kenyal nya yang begitu besar dan m*ntok serta miliknya yang dibawah begitu tembem tanpa bulu sehelai pun. William memperhatikan semua itu dengan duduk diam di kursi kebesarannya melipat kedua tangannya.
"tolong saya tuan, rasanya begitu enak tuan". Andin terus meremas benda kenyal nya dan jari satunya bermain dibawa sana.
Entah apa yang dilakukan sebelum masuk keruangan William, tapi setahu William perempuan itu mungkin sengaja meminum obat p*r*ngsang makanya dia begitu bergairah sampai tak mengenal tempat sama sekali.
"Dasar perempuan licik". Senyum miring terbit dibibir William.
Setelah mencapai pelepasan nya Andini merasa ngos-ngosan bahkan sedikit terkulai lemas. Setelah beristirahat sejenak obat itu kembali bereaksi membuat Andini mau tidak mau harus bermain solo. Ingin rasanya dia keluar dari ruangan itu dan meminta HRD perusahaan itu memuaskannya tapi dirinya tidak bisa karena n*fsu sudah menguasai itu semua. Selama bekerja di perusahaan William kepala HRD yang selalu bermain dengannya secara diam-diam.
Andini terus saja merancau merasa kenikmatan yang dibuatnya sendiri.
Brak
Pintu terbuka memperlihatkan seseorang yang begitu kaget diluar sana sedangkan William hanya menatapnya datar dan dingin.
Bersambung...