Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Pernikahan Sivanya
Seminggu berlalu, semua berjalan sebagaimana semestinya Juna sudah bekerja dengan baik di kantor Zulfikar terlihat semua baik-baik saja beberapa dokumen sengaja di buat salah untuk melihat ketelitian Juna dan benar saja Juna sudah berubah menjadi lebih baik, namun hal itu belum cukup membuat Zul dengan mudahnya percaya ia merasa harus mencari bukti bahwa Juna adalah anak laki-laki yang hilang puluhan tahun silam.
Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Sivanya dan Verrel, karena dua sejoli yang sudah terikat perasaan ini akan melangsungkan pernikahan. Pernikahan ini di buat sangat mewah di hotel berbintang milik keluar Verrel.
“Cantik sekali anak mama ini” Ucap Ainun
“Mama, makasih ya sudah mau terima ade lagi” Ujar Sivanya haru
“Kamu kembali dengan baik saja mama sudah sangat senang sayang, terima kasih ade udah mau dengar papa dan mama lagi” Ujar Ainun berkaca-kaca
“Papa” Lirih Sivanya
“Makasih ya dek, akhirnya impian terbesar papa menikahkan anak perempuan papa dapat tercapai” Jawab Lucky
“Jangan tinggalkan kami lagi ya nak, walau pun kamu sudah menikah lagi papa harap ade selalu bahagia. Papa percaya Verrel lelaki baik” Ucap Lucky
Tak kuasa menahan haru mereka bertiga menangis, ada rasa sesak di hati Sivanya mengingat bagaimana pernikahannnya dulu yang tak di restui sampai beban pernikahan yang harus dia tanggung. Sivanya hanya bisa berharap semoga Verrel bisa menjadi imam dan ayah yang baik buat dia dan juga Bintang.
“Papa, ayo ijab kobul akan segera dimulai” Panggil Arbhi sambil menggendong Bintang
“Ma-mami” Celoteh Bintang bocah yang berusia 1 tahun itu
“Iya sayang, gantengnya anak mami ini” Ucap Sivanya sambil mencubit pipi gembul Bintang
“Papa sama yang lain turun dulu, ade sama mama di sini ya” Ujar Lucky
“Jangan gugup ya dek” Canda Arbhi
“Iya kak sana pergi, dasar jomlo” Jawab Sivanya
Walau pun ini adalah pernikahan kedua Sivanya namun rasa nervous sama waktu menikah dulu dengan Arjuna jantung Sivanya berpacu sangat cepat. Tangannya berkeringat dan kakinya tidak bisa diam.
“Kamu tenang, kaya baru pertama saja” Canda Ainun
“Mama ih” Balas Sivanya
Meninggalkan kegugupan Sivanya, kita berpindah ke tempat ijab kobul.
“Baik kita mulai ya, silahkan mempelai pria menjabat tangan dari ayah mempelai wanita” Ucap penghulu
Dan ijab qobul pun berjalan dengan lancar tidak ada halangan apa pun, setelah itu Sivanya turun bersama dengan mamanya semua mata tertuju kepada Sivanya.
“Sangat cantik” Ucap Verrel
“Makasih mas” Balas Sivanya, lalu dengan lembut mencium punggung tangan Verrel dengan khidmat.
Setelah menandatangani buku nikah, Sivanya dan Verrel sungkem kepada kedua orang tua masing-masing.
“Tolong jaga dia dengan bai, papa harap kamu tidak mengecewakan kami daia putri kecil yang aku, mama dan kakak-kakaknya jaga dengan baik. Dia hidup kami, aku mohon jaga dia dengan baik dan sayangi Bintang karena Bintang bagian dari Sivanya tolong sayangi seperti anak kandung kamu sendiri. Kalau dia salah tolong tegur dia dengan baik. Dan jika kamu di percayai mempunyai anak tolong jangan membeda-bedakan anakmu dengan Bintang, dan jika Sivanya berbuat salah tolong tegur dia dengan baik” Nasihat Lucky kepada sang menantu
“Aku akan selalu menjaga dan mencintai Sivanya dan Bintang seperti anak aku sendiri. Toong doakan kami semoga pernikahan kita berkah” Jawab Verrel
Tetes air mata jatuh dari pelupuk mata laki-laki tua itu, Sivanya merasa terenyuh Verrel berjanji akan membuat Sivanya bahagia apapun masalahnya dalam rumah tangga mereka Verrel berjanji akan selalu setia dan senantiasa membimbing Sivanya dan Bintang.
Terlihat banyak tamu undangan, kolega dan sahabat kedua. para karyawan Verrel dan Sivanya datang, tak lupa Juna dan Wulan juga datang ikut hadir dalam acara itu.
“Hello bro” Tegus teman sekantor Juna waktu bekerja di kantor Sivanya
“Hey, apa kabar bro ?” Balas Juna menyapa balik
“Baik, sama siapa ke sini ?. hati aman kan ?” Tanyanya
“Baik bro, nih kenalin bini gue” Jawab Juna mengenalkan Wulan
“Salam kenal Wulan” Sapa Wulan
“Duluan bro, masih rame tu” Kata Juna
Dari kejauhan Nampak, Bintang sedang di gendong Verrel diatas pelaminan bersama Sivanya ada rasa kecewa, malu di dalam hati Juna berkecamuk bagaimana bisa dan dengan bodohnya membuang anak tak berdosa bahkan jauh sebelum melihat rupanya. Wulan melihat itu paham apa yang di rasakan oleh Juna bahwa suaminya sedang menyesali atas kebodohannya salama ini.
“Mas, udah yang berlalu jangan di pikirkan Bintang baik-baik saja kok. Persiapkan dirimu di saat yang tepat Bintang akan mengetahui kamu adalah papanya” Ucap Wulan
“Makasih ya sayang, kamu paham betul yang aku rasakan. Aku akan menjadi lebih baik. Walau pun menunggu seumur hidup dimana Bintang memanggil keu dengan sebutan papa” Ujar Juna
“Ya sudah ayo kita ke atas” Ajak Wulan
“Ayo” Jawab Juna
Walaupun tak sedikit yang mencibir bahkan menhina Juna terang-terangan, namun Juna masa bodo fokusnya untuk merubah diri menjadi lebih baik. Setelah sampai di pelaminan dia menyalami mantan mertuanya beserta kedua mempelai.
“Tuan nyonya, maafkan kelakuan saya selama ini” Lirih Juna
“Tak apa, semua sudah terjadi semoga kedepannya menjadi lebih baik. Buktikan kepada Bintang, ayo temui dia” Jawab Lucky
“Tapi pak saya belum siap” Ucap Juna
“Di coba dulu pelan-pelan saja, Sivanya sayang sekarang sudah waktunya” Jawab Lucky
“Baik pah” Ucap Sivanya
“Bolehkan Bintang memanggil mas Juna dengan sebutan papa ?” Tanya Sivanya kepada Verrel
“Boleh dong sayang, dia kan papanya aku akan dia panggil dengan sebutan ayah” Jawab Verrel
“Selamat ya Sivanya, semoga langgeng dan bahagia” Ucap Juna
“Selamat dan semoga cepat mendapat keturunan” Ujar Wulan
“Terima kasih banyak” Jawab Sivanya
“Mas Juna gak mau gendong Bintang ?” Tanya Sivanya
“Emang boleh ?” Tanya Juna
“Boleh, biar dia tahu siapa papanya sebenarnya. Dia kan mempunyai 2 papa dan 2 ibu. Gak papa kan Bintang memanggil kamu dengan sebutan bunda, Wulan ?” Tanya Sivanya
“Ya boleh dong, aku kan ibunya juga” Jawab Wulan
“Sayang ini papa Juna sama bunda Wulan kamu, sekarang kamu panggil mereka papa dan bunda yah” Ucap Sivanya
“Pap -pa ?, Mam-ma ?” Tanya Bintang
“Iya sayang” Jawab Sivanya
“Ini mas, katanya mau gendong Bintang” Ucap Sivanya
“Sini nak, sama papa” Ujar Juna
“Pap-pa” Celoteh Bintang
“Iya sayang ini papamu” Jawab Juna
“Kamu jangan kecewakan kepercayaan kami kepadamu ya, jangan lupakan Bintang jika kalian memiliki anak suatu saat nanti” Uca Verrel
“Tentu saja, aku tidak akan melupakannya, maafkan atas perilaku aku yang dulu terhadapmu Sivanya” Ujar Juna merasa bersalah
“Sudah jangan di pikirkan, sekarang kita fokus ke pernukahan kita masing-masing dan jangan lupa juga untuk kebahagiaan Bintang kita” Jawab Sivanya
“Dia mulai sekarang anak kita berempat” Ucap Verrel
“Sekarang aku juga bundamu sayang” Ujar Wulan sambil membelai rambut bintang
