Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Lho Alexa kemana? Malam ini dia gak menginap disini, Boy?" tanya Maxime kepada Boy ketika Boy memberikan sebuah paper bag yang berisikan gulai daging sapi Mpok Lela.
Malam ini Maxime dan Rachel sengaja menginap di mansion Nenek Margaretha. Sedangkan Nenek Margaretha sudah tertidur pulas.
Boy terlihat salah tingkah ketika Maxime bertanya tentang Alexa kepadanya, membuat pria itu menjadi teringat kembali ketika Alexa sedang mencium bibirnya. Bahkan sampai kini dia merasakan seolah-olah bibir Alexa masih menempel pada bibirnya, membuat dia sangat kesulitan berkonsentrasi ketika sedang menyetir mobil. Beruntung dia masih bisa mengendalikan diri. Sangat lucu jika dia mengalami kecelakaan gara-gara syok telah dicium oleh seorang gadis.
Alexa telah mencuri ciuman pertamanya. Walaupun sebenarnya sama-sama yang pertama bagi mereka. Karena Alexa tidak pernah membiarkan Erick menyentuhnya sedikit saja.
"Nona Alexa malam ini ingin tidur di mansion ayahnya, Tuan." jawab Boy dengan ekspresi datarnya.
"Tumben tuh anak ingin pulang ke mansion Om Edwin?" gumam Maxime dengan perasaan heran.
Rachel yang sedang ngidam, dia segera melahap gulai daging sapi Mpok Lela. Sangat lahap sekali. Tiba-tiba dia menjadi teringat dengan apa yang sudah dia lakukan dengan Alexa di kamar Boy.
"Iya, aku juga heran. Padahal tadi waktu sebelum berangkat ke restoran, dia sangat heboh meminta bantuan aku untuk menghias kamar Boy ." Rachel malah keceplosan.
Boy hanya diam. Dia tidak menanggapi perkataan mereka. Rupanya apa yang dikatakan oleh Rachel benar, ketika Boy masuk ke dalam kamar, dia melihat kamarnya telah dihias oleh Alexa dengan dibantu oleh Rachel.
Alexa sengaja menghias kamar Boy sebelum Alexa pergi ke restoran. Sebelum Alexa memutuskan untuk menyerah mengejar Boy. Sehingga kamar yang awalnya sangat rapi kini telah dipenuhi dengan balon dan pita, serta tulisan happy birthday yang terpampang di dinding kamar.
Setelah latihan menembak, Boy memang telah pergi untuk melaksanakan pekerjaannya atas suruhan Maxime. Maxime sengaja melakukannya agar Alexa dan Rachel bisa menghias kamar Boy. Karena itulah Boy datang terlambat ke restoran, bahkan dia tidak sempat pulang dulu ke mansion.
Boy pun terduduk di sofa yang ada di kamar, sambil memandangi sebuah kue ulang tahun yang diatasnya terdapat lilin angka 28. Bahkan di samping kue tersebut terdapat ada sebuah bingkisan dari Alexa untuk Boy.
Boy nampak menundukkan kepalanya sambil menghela nafas, dia mengusap wajahnya dengan kasar. Dia sangat yakin bahwa dirinya tidak memiliki perasaan kepada Alexa. Dia memang tidak boleh jatuh cinta kepada gadis itu. Karena tidak ingin mengenal cinta di dalam hidupnya.
Namun, sekilas terbayang kembali ketika Alexa tiba-tiba mencium bibirnya. Bibir gadis itu teramat sangat lembut dan manis. Bahkan Alexa sempat memagut bibirnya dengan lembut dan penuh perasaan. Saat itu Boy yang sangat kaget tiba-tiba Alexa mencium bibirnya, dia berusaha keras untuk tidak membalas ciuman Alexa, sampai dia mengepalkan tangannya sekuat mungkin, menahan gejolak asing yang untuk pertama kalinya dia rasakan pada tubuhnya. Sangat membuatnya gelisah.
"Ingat Boy. Tidak ada kata cinta di dalam hidupmu. Dan kamu tidak boleh jatuh cinta kepada Alexa."
Boy mencoba untuk memperingatkan hatinya bahwa dia tidak boleh jatuh cinta kepada gadis itu. Sebentar lagi Alexa akan menikah dengan Erick, seorang pria yang memiliki derajat yang sepadan dengan Alexa, dan sudah jelas latar belakangnya. Tidak seperti dirinya, dia hanyalah seorang anak terbuang yang tidak jelas asal usulnya.
Tapi malam ini entah mengapa Boy sangat sulit untuk tidur. Padahal dia sudah mandi dan mengganti pakaian, tapi tetap saja hatinya merasakan resah dan gelisah. Masih saja terbayang-bayang ketika bibir Alexa bersentuhan dengan bibirnya, membuat Boy terus berpindah-pindah posisi tidur. Menghadap ke kanan. Menghadap ke kiri. Menghadap ke langit-langit kamar. Terus dia lakukan secara berulang-ulang.
"Arrrrghh..." Boy pun menggeram penuh penuh rasa kesal sambil mengacak-acak rambutnya sendiri. Sepertinya malam ini dia tidak akan bisa tidur. Gara-gara ulah Alexa.
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁