Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Hei! Apa yang kau lakukan?" teriak Myra melihat Nira yang membawa kepala pelayan seperti seorang tahanan.
"Nona, tolong saya, Nona!" Wanita bertubuh gemuk itu meronta melepaskan diri dari cekalan Nira dan berlari mendekati Myra.
Myra menelisik penampilan orangnya itu yang tak karuan. Rambut berantakan, di wajah terdapat beberapa butir nasi yang menempel. Mengernyit dahinya, menatap heran keadaan yang tak biasa itu. Belum lagi bekas tamparan tangan di pipi.
"Siapa yang sudah melakukan ini kepadamu?" tanyanya dengan perasaan tak terima atas penghinaan yang dialami pelayan tersebut.
Kepala pelayan itu menoleh pada Nira yang masih berdiri tegak di dekat tangga bersama tiga pelayan lainnya.
"Dia! Dia dan majikannya yang bodoh itu yang mencelakai saya, Nona. Anda harus membela saya, Nona. Bagaimanapun caranya Anda harus membalaskan apa yang terjadi hari ini, Nona. Jika tidak, maka reputasi Anda sebagai nyonya di mansion ini sedang dipertaruhkan di sini, Nona. Tolong, Anda harus membela saya hari ini," tuding pelayanan itu dengan suara sangat lantang.
Myra menggeram tak terima, dia melangkah mendekati Nira yang tetap berdiri tegak di tempatnya. Matanya yang dihiasi bulu palsu itu memindai tubuh Nira dari atas hingga bawah. Ia mencibirkan bibir menatap pakaian yang dikenakan oleh Nira. Tak seperti pelayan lainnya yang berseragam, Nira sudah tidak lagi memakai pakaian tersebut.
"Siapa kau? Beraninya bertindak semena-mena di mansion ini? Kau sudah bosan bekerja di sini?" kecam Myra mengeluarkan taringnya seperti biasa. Tak ada Xavier di mansion itu, dia bebas memperlakukan siapapun sesuai keinginannya.
"Siapa aku tak perlu aku jelaskan kepada Anda, bukan? Pekerjaanku bukan ditentukan oleh Anda, Nona Myra. Majikanku adalah nyonya sah mansion ini. Anda atau siapapun tidak dapat memecat saya," tegas Nira tak lagi menjadi pelayan yang lemah seperti dulu. Dia sama beraninya seperti sang tuan.
Myra ternganga tak percaya, tubuhnya membeku beberapa saat. Bahkan, dia kehilangan napas dalam waktu yang tidak sebentar. Lalu, melahap rakus udara yang ada di sekitar akibat luapan emosi dalam dada.
"Kurang ajar! Kau benar-benar sudah bosan bekerja di sini! Kemasi barang-barang mu dan pergi dari sini. Kau tidak diterima lagi di mansion ini!" ucap Myra berapi-api.
Dia kalap dan semakin merangsek mendekati Nira dengan mata merah menyala. Tangannya terangkat ke atas hendak menampar pelayan Lyra itu, tapi dengan sigap tangan Nira menangkapnya. Sekali hentakan darinya membuat tubuh Myra terhuyung ke belakang.
"Ah, Nona!" Mereka menopang tubuh tuannya yang nyaris terjatuh.
"Kau berani sekali melawan Nona! Tunggu tuan datang dan kami akan mengadukan sikapmu yang kasar terhadap Nona Myra," ucap para pelayan Myra tak kalah lantang.
Nira tersenyum miring, menegakkan tubuh menantang kelancangan Myra.
"Kalian pikir bisa mengancam ku! Aku pelayan Eleanor tak pernah takut pada ancaman apapun. Kalian hanya bisa bersembunyi di balik tubuh tuan. Itu sangat jelas menyatakan posisi Nona kalian tidak lebih penting dari majikanku. Ancaman kalian bukanlah apa-apa di mataku," ucap Nira menambah percikan api yang sudah menyala.
Myra semakin tersulut, wajahnya sudah menghitam dan berubah semakin jelek. Dia hampir meledak.
"Pengawal! Cepat ringkus orang ini, aku ingin memberinya hukuman!" teriak Myra, suaranya menggelegar memenuhi seluruh mansion besar itu hingga mengusik ketenangan tidur Lyra.
Ah, aku sudah sangat lelah. Apa yang mereka ributkan sebenarnya?
Lyra bergumam dalam hati, alisnya mengkerut tanpa membuka mata. Mendengar kegaduhan dan suara Nira yang membaur di sana, ia membelalak dengan cepat. Lalu, turun dari ranjang dan pergi keluar untuk memeriksa.
"Nona, sepertinya Nira mengalami kesulitan," lapor Lusi yang terlihat cemas.
Lyra tidak menjawab, menghela napas dalam dan panjang, mengumpulkan tenaganya yang hilang.
"Kenapa kalian diam saja? Kalian sudah bosan bekerja di sini?" teriak Myra lagi kepada tiga orang pelayan yang berdiri di belakang Nira.
Ketiganya sudah bersumpah untuk tidak mengusik ketenangan Lyra dan pelayannya. Mereka bingung harus memihak siapa, tapi mengingat cara Lyra juga ancaman yang dia berikan, ketiganya memilih mundur ke belakang.
"Maafkan kami, Nona. Tolong, jangan libatkan kami dalam masalah Anda dengan nyonya Lyra. Kami tidak ingin mendapat masalah lagi," ucap salah satu dari mereka seraya mengajak dua yang lainnya berlari ke asrama.
"Kurang ajar! Kalian pikir aku tidak bisa melakukan apa-apa, hah!" Suara Myra memekik tak tahu malu.
"Pengawal!" Dua orang pengawal laki-laki datang dan mencekal tubuh Nira.
Sebenarnya dia mampu melawan mereka, tapi mengingat pesan dari Lyra yang jangan sampai mencolok, dia lebih memilih tak melawan dan hanya memberontak sekenanya.
Myra tersenyum puas, dia kembali mendekat dan hendak menampar Myra.
"Sejak kapan gundik menggantikan peran nyonya di mansion ini?"
maaf Thor tambah kan tokoh cowoknya yg lebih baik dari segala-galanya dari Xavier...
kan tambah seru jadi y...
tambahkan lg up nya Thor