NovelToon NovelToon
Kekejaman Suamiku

Kekejaman Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Cinta Paksa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:122k
Nilai: 5
Nama Author: Rania Alifah

"Siapkan dirimu! Aku akan kembali menyiksamu malam ini!" Stevan mengucapkan itu sembari melangkah menuju pintu untuk keluar.

"Aku tidak bisa melayanimu malam ini hingga sepuluh hari ke depan Stevan Jafer Dirgantara!"

Langkah pria itu terhenti saat mendengar Bulan dengan lantang mengatakan itu. Stevan berbalik memutar tubuhnya menatap Bulan dengan tatapan penuh tanya.

"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi!" dingin dan tegas pertanyaan Stevan membuat Bulan tertawa di dalam hatinya.

"Ya! Aku tidak bisa melayanimu sampai sepuluh hari kedepan! Kau dengar itu Tuan Stevan?" ucapnya lagi dengan jelas.

Plaaakkk...

Bukan bertanya, Stevan justru melayangkan tangan ke pipi mulus Bulan hingga membuat wajahnya menoleh ke kanan sampai darah segar keluar dari sudut bibirnya. Bulan mengusap darah itu dan mendongak menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan kebencian.

Bagaimana kisah selanjutnya?
kita simak yuk ceritanya di karya => Kekejaman Suamiku.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 16

Beberapa hari berlalu, sudah satu hari sejak kepulangan orang tua Bulan. Kini wanita itu sudah lebih baik dari sebelumnya.

Stevan pulang dari perusahaan lebih cepat dari biasanya, dia masuk ke dalam rumah tanpa salam dengan wajah datar dan tatapan dingin pada setiap memandang.

Bulan yang sedang duduk di ruang keluarga menoleh melihat Stevan sudah pulang jam dua siang mengerutkan keningnya. Wanita itu melangkah mendekat menyambut suaminya pulang.

Stevan menghentikan langkah nya setelah Bulan berada di hadapannya.

"Tumben kau pulang cepat? Apa kau sakit?" tanya Bulan menempelkan telapak tangannya di kening Stevan.

"Aku tidak sakit. ini! Pakailah saat malam nanti!" jawab Stevan menyerahkan satu kotak pada istrinya.

"Apa ini?" tanya Bulan sembari membuka kotak itu.

Dia melihat sebuah gaun mewah berwarna pink pastel beserta hijab dan cadar yang senada.

"Ini?"

"Aku akan membawamu ke pesta pernikahan nanti malam! Sepupuku telah menikah hari ini, dia memintaku untuk membawamu!" sahutnya datar kemudian melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

"Pernikahan sepupu?" gumam Bulan.

Bulan merasa heran dengan pria yang menjadi suaminya saat ini. Dia sebagai istri baru mendengar Stevan mengajak dirinya ke pesta pernikahan keluarganya. Sedangkan dia tidak pernah mendengar Stevan mempunyai keluarga ataupun saudara.

*

Malam harinya.

Bulan sedang bersiap-siap, dia malam ini menggunakan gaun yang di belikan oleh Stevan berwarna pink pastel dengan berbagai pernak-pernik bercahaya di bagian lengan, pinggang dan ujung bawah gaun. Dia berdiri di depan cermin dengan tatapan tak percaya diri.

"Apa ini tidak terlalu mewah? Aku tidak percaya diri memakainya." Bulan berkali-kali memantaskan namun hasilnya tetap sama saja.

"Apa kau masih lama menggunakan gaun mu?" Stevan masuk ke dalam kamar Bulan karena wanita itu tidak juga keluar.

Bulan menoleh ke arah Stevan karena terkejut yang tiba-tiba mengeluarkan suaranya di depan pintu.

"Tidak, aku sudah selesai kok!" sahut Bulan tersenyum tipis dibalik cadarnya.

"Cepatlah, kita sudah hampir terlambat!" ujarnya dengan wajah datar seperti biasanya.

Bulan segera menyambar tas nya dan dia melangkah mendekati Stevan yang berdiri di ambang pintu. Baru saja akan keluar, Bulan kembali berbalik karena ponselnya tertinggal di atas kasurnya.

Bulan mengambil ponselnya dan kembali akan melangkah sudah di hadang oleh Stevan dan membuat langkahnya terhenti. Tanpa aba-aba, Stevan menarik Bulan ke dalam pelukannya. Dia mencium aroma wangi yang tercium membuatnya sedikit tenang. Karena pikiran pria itu sedang kacau saat ini.

Sedangkan Bulan hanya bisa diam tanpa mengatakan apapun. Dia bingung dengan sikap pria itu, karena sikapnya suka berubah-ubah.

Setelah melepas pelukannya, Stevan menarik tangan Bulan melangkah menuruni tangga tanpa bicara. Keduanya sudah seperti pasangan pengantin yang sempurna jika orang lain melihatnya. Namun tidak bagi kedua orang itu.

Mobil yang di tumpangi Stevan dan Bulan sudah dalam perjalanan menuju Hotel Mewah bintang lima di kota tersebut. Tema pesta pernikahan ini adalah Couple. Jadi harus membawa pasangan masing-masing, jika tidak maka akan terkena hukuman mandi di kolam renang tanpa pakaian.

Tak berselang lama, mobil yang membawa kedua pasangan itu tiba di Hotel. Stevan keluar lebih dulu dari mobilnya dan membuka kan pintu mobil untuk Bulan. Stevan mengulurkan tangannya membantu wanita itu turun karena Bulan menggunakan sepatu hak tinggi.

Baru saja keduanya masuk sudah di sambut dengan mulut ibu-ibu julit dan para netizen yang tidak suka melihatnya.

"Eh lihat itu, Stevan dengan siapa?" salah satu wanita muda yang sedang berkumpul dan bergosip.

"Itu istrinya Stevan." sahut teman nya mengangguk menatap Bulan dengan tatapan keanehan.

"Heh, stop! Jika Stevan mendengar kalian membicarakan istrinya, habislah kalian!" ujar teman yang lain memberi peringatan.

Mereka akhirnya diam hanya menatap tanpa bicara. Stevan dan Bulan berjalan beriringan menuju tempat dimana pasangan pengantin berada dan memberi ucapan selamat.

"Ini istri mu Kak Stevan?" tanya Serlin sepupu Stevan dengan ramah.

"Hem.." sahut Stevan singkat dengan mengangguk.

"Hai kak, aku Serlin. Namamu Kak Bulan kan?" Serlin memperkenalkan diri pada istri dari pria kejam itu.

"Iya, aku Bulan." sahutnya lembut dan tersenyum. "Selamat atas pernikahan mu. Semoga langgeng hingga maut memisahkan." sambung Bulan lagi.

Mereka berdua akhirnya duduk di meja paling ujung agar kehadiran Stevan tidak di lihat oleh keluarga yang lain. Tapi ternyata salah, hal itu membuatnya semakin terlihat dari keluarga Serlin.

"Stevan! Kau sudah datang? Kenapa nggak samperin tante sih!" ujar nya mengecup pipi kanan kiri Stevan membuat pria itu tersenyum masam.

"Maaf tante, aku pikir tante sedang sibuk." sahutnya lembut seperti kucing anggora.

Wanita yang di panggil Tante itu adik dari Ayah Stevan yang bernama Maharani Dirgantara, yang biasa di panggil tante Rani.

"Dia siapa Van?" tanya tante Maharani menunjuk Bulan.

"Dia Bulan, istriku!" sahutnya tersenyum.

"Waaah, pasti cantik sekali dia. Sayang, kenalin aku tante Stevan." ujarnya antusias memeluk Bulan.

"Iya tante, salam kenal." sahutnya lembut.

"Baiklah, nikmati pestanya. Tante kesana dulu ya, mau menyambut tamu yang lain. Stev, ajak istrimu berkeliling. Oke!"

Tante Maharani mengusap bahu Bulan sesaat dan melangkah pergi meninggalkan keduanya. Stevan menoleh menatap Bulan sekilas dan menyuruhnya duduk.

Sedangkan Bulan yang sedikit gugup meminta ijin pada suaminya untuk pergi ke toilet.

"Aku mau ke toilet dulu." ucapnya pelan.

"Mau aku antar?" tanya Stevan sebelum wanita itu pergi.

"Tidak usah, aku bisa sendiri."

Bulan akhirnya bangkit dan melangkah menuju toilet. Dengan langkah tergesa-gesa, membuat dia menabrak seseorang hingga membuat dirinya hampir terjatuh ke belakang.

"Aaa..."

Mata keduanya saling bertatapan saat pria itu menangkap tubuh Bulan yang akan terjatuh. Pria yang menolong Bulan adalah pria yang akan mencelakai nya waktu itu. Ya, dia adalah Raka.

"Kau!" ucap Bulan gugup.

"Hay wanita cantik, apa kabarmu?" tanya Raka tersenyum menyeringai.

"Ah lepaskan aku!" Bulan berontak karena Raka membawa Bulan pergi.

"Aku tidak akan melepaskan mu. Rejeki datang secara tiba-tiba, dan aku tidak bisa membiarkan nya hilang begitu saja."

Dia menggendong tubuh wanita itu dan entah akan membawanya kemana. Bulan tetap berontak, dia memukuli punggung dan pinggang Raka bahkan menyubit pria itu tapi tak membuatnya melepaskan Bulan. Justru gendongannya semakin erat dan semakin membuatnya sulit untuk terlepas.

Bulan di gendong dengan di sampirkan ke bahunya dan membuat kepala Bulan terbalik di pinggang pria itu. Bulan berteriak sekuat tenaga memanggil Suaminya.

"Stevaaan...! Stevaaan tolong akuuu...!"

Sekuat apapun dia berteriak, Stevan tak akan bisa mendengarnya. Karena di pesta itu musik dansa sudah di nyalakan dan mengeluarkan dentuman keras tak akan ada yang bisa mendengar teriakan Bulan.

Sedangkan Stevan masih duduk di tempatnya sambil melihat semua pasangan berdansa dengan senang.

Lalu bagaimana dengan Stevan, apa dia akan mengetahui Bulan di bawa pergi oleh Raka? Atau dia tidak akan pernah tahu Bulan berada di mana dan membuat dia terus mencarinya?

Kita lihat di episode berikutnya yaa...

...****************...

1
Wiwik Emy
lanjut thor
Sarah khum
Luar biasa
Siti Zaid
Lanjut lagi thor..semangat💪💪💪
Rini Maryani
lanjut boy
Ma Em
Selamat ya Boy, Mentari untuk pernikahannya semoga berbahagia langgeng pernikahannya dan cepat diberi momongan.
Siti Zaid
Pak boy yang sabar deh..kejab aja lagi..lepas sah aja..boleh terus on😁
Miss Ra: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
bibi
cap xip cup
resia
klo sangat cinta hrs di jg boy gak blh DP dlu ya nnti saja stlh sah bru di DP n cicil he he he
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
idih boy benar2 tuh diciumi Mentari dihadapan Steven wkwkwkwkw
Miss Ra: /Joyful//Facepalm/
total 1 replies
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
terima saja Mentari
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
maaf ya thor kk afya sibuk dgn rl tp nggak lupa utk meneruskan membaca karya kamu. cuma telat dikit ya
Miss Ra: iyaa gpp kak...

/Kiss/
total 1 replies
resia
sangat senang bucin nya pria kaku gak ada lawan
Puji Hastuti
Steven manis sekali
Wiwik Emy
lbh romantis LG dong stev
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
keinginan boy sllu dipersetujui oleh Steven
Siti Zaid
semoga berbahagia steven dan bulan selamanya..lanjut lagi author..
Rini Maryani
lanjut steven n bulan semangat thooor
Rini Maryani
lanjut boy n mentari semangat thooor
resia
begitulah pria kaku mentari dia gak akan peka
Siti Zaid
Jangan rakus sangat pak boy..yang penting jabat tangan tok penghulu dulu..dah sah baru on😁
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Joyful/

udah diujung tanduk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!