NovelToon NovelToon
THE REGRET OF MY SEVEN BROTHERS

THE REGRET OF MY SEVEN BROTHERS

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Keluarga / Angst
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: BYNK

"The Regret of My Seven Older Brothers"

Di balik kehidupan mewah dan kebahagiaan yang tampak sempurna, delapan bersaudara hidup dalam kesejahteraan yang diidamkan banyak orang.

Namun, semuanya berubah ketika kecelakaan tragis merenggut nyawa sang ayah, sementara sang ibu menghilang tanpa jejak.

Si bungsu, Lee Yoora, menjadi sasaran kemarahan dan penilaian keliru ketujuh kakaknya, yang menyalahkannya atas kehilangan yang menghancurkan keluarga mereka.

Terjebak dalam perlakuan tidak adil dan kekejaman sehari-hari, Yoora menghadapi penderitaan yang mendalam, di mana harapan dan kesedihan bersaing.

Saat penyesalan akhirnya datang menghampiri ketujuh kakaknya, mereka terpaksa menghadapi kenyataan pahit tentang masa lalu mereka. Namun, apakah penyesalan itu cukup untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BYNK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6: Sebuah Pilihan

"Aku benar-benar tidak apa-apa, oppa. Tolong, kembalilah. Jangan buat mereka semakin membenciku karena kamu selalu ada di sisiku," lanjut Yoora, senyumnya mulai pudar di balik air mata yang semakin deras.

Mendengar ucapan itu, Namjin akhirnya mengangguk, meskipun dengan hati yang berat. Dia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya sebelum pergi. Dengan langkah perlahan, dia meninggalkan ruangan, sementara hatinya penuh dengan rasa bersalah dan cemas.

Setelah keluar, Namjin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berharap bisa segera sampai dan melihat sendiri apakah keadaan rumah benar-benar sekacau yang dikatakan Yongki padanya. Pikiran tentang adiknya yang lain terus mengganggu, membuatnya merasa semakin tertekan. Dia berdoa dalam hati agar semuanya baik-baik saja, berharap bisa kembali dengan kabar baik untuk Yoora.

Setelah menempuh perjalanan panjang, Namjin akhirnya tiba di kediaman keluarga Lee. Mobil yang dikendarainya berhenti dengan cepat, dan dia keluar dengan langkah tergesa-gesa, penuh kekhawatiran. Ada rasa bersalah yang begitu besar dalam hatinya, terutama kepada Jungsoo. Hampir saja dia menampar adik yang sangat disayanginya itu di tengah kekacauan yang terjadi sebelumnya.

Begitu memasuki ruang tamu, dia disambut oleh suasana tegang yang terasa berat.

"Masih ingat pulang rupanya!" sergah Haesung dengan nada sinis, matanya menyipit seolah menyelidik.

"Hyung..." Namjin hanya mampu berujar pelan, matanya tertumbuk pada tiga saudaranya yang duduk di ruang tamu, tatapan mereka penuh ketegangan.

"Untuk apa Hyung pulang? Bukankah Hyung sibuk mengurus anak pembawa sial itu? Buat apa repot-repot kembali, biarkan saja adik-adik Hyung yang lain , tidak usah pedulikan kami !" Jihwan memalingkan wajahnya dengan nada penuh kemarahan, suaranya tajam, seolah setiap kata yang dia ucapkan adalah sebuah peluru yang menusuk hati Namjin. Namjin tersentak, tidak percaya mendengar penuturan Jihwan.

"Ji... Kenapa bicaramu seperti itu?" tanyanya dengan suara penuh keterkejutan, matanya melebar.

"Aku belajar dari Hyung," jawab Jihwan dingin, tanpa sedikit pun melirik ke arah Namjin. Ada kebencian yang jelas terpancar dari cara Jihwan bicara, seolah luka yang mereka rasakan semakin dalam dengan kehadiran Yoora.

Namjin menghela napas panjang, tidak ingin memperpanjang perdebatan. Hatinya sudah lelah dengan konflik yang seolah tiada akhir ini. Dia pun mengalihkan perhatiannya.

"Tae... di mana Jungsoo?" tanyanya, berharap menemukan sedikit kelegaan dari saudaranya yang lain.

Namun, yang didapatkan hanya kekecewaan. Taehwan, yang selama ini dikenal lebih tenang, menatapnya dengan mata tajam, sarat dengan rasa kecewa.

 "Aku kecewa padamu, Hyung," ucap Taehwan singkat namun penuh dengan tekanan, sebelum akhirnya dia bangkit dan pergi meninggalkan ruang tamu tanpa menunggu tanggapan Namjin.

Namjin berdiri terpaku, perasaan bersalah menghantamnya dari segala arah. Setiap saudaranya seolah menyimpan bara kemarahan yang sewaktu-waktu bisa meledak. Hatinya semakin gelisah, tidak tahu harus berbuat apa. Semua ini terasa terlalu rumit dan menyakitkan.

  Namjin merasakan kemarahan yang membara di dadanya , ntahlah pikiran nya sangat kacau niat hati nya ingin membela yoora yang memang selalu teraniaya oleh pada saudara . Namun sekarang malah keluarga nya yang lain saling terpecah belah. Namun dia berusaha menahan diri. Dia tahu, semua ini tak lepas dari kesalahannya dalam menanggapi situasi yang ada. Sambil berlari menuju kamar Jungsoo, pikirannya dipenuhi oleh berbagai kekhawatiran. Saat tiba di depan pintu kamar, dia menyadari bahwa pintu tersebut terkunci dari dalam.

"Jungsoo-ah, kamu di dalam? Tolong buka pintunya, Hyung ingin bicara," ujar Namjin sambil mengetuk pintu berkali-kali. Namun, tak ada jawaban, hanya keheningan yang membuat Namjin semakin bingung.

Setelah menunggu beberapa saat tanpa hasil, Namjin mulai panik. Tak ada suara apa pun dari dalam, dan pikirannya semakin dipenuhi dengan bayangan buruk. Dengan napas terengah, dia memutuskan untuk mendobrak pintu, meskipun tahu itu bukan solusi terbaik. Semua orang yang berada di rumah mendengar suara keras tersebut dan mulai berkumpul untuk melihat apa yang terjadi.

Pintu kamar terbuka dengan keras, memperlihatkan pemandangan yang mengejutkan Namjin. Kamar Jungsoo berantakan, seperti kapal yang baru saja dihantam badai. Barang-barang berserakan di lantai, beberapa di antaranya pecah, dan di sudut ruangan terlihat Jungsoo duduk lemas dengan tangan yang terlihat luka-luka.

"Jungsoo-ah...," panggil Namjin dengan suara serak, terkejut melihat kondisi adiknya. Namjin berjongkok di samping Jungsoo, matanya tertumbuk pada tangan sang adik yang penuh memar dan luka.

"Ya ampun... tanganmu..." Namjin segera bangkit, mencari kotak p3k dengan tergesa. Setelah menemukannya, dia kembali ke sisi Jungsoo, berusaha mengobati luka-luka di tangannya.

" Kemari kan tangan mu , akan Hyung obati supaya tidak infeksi " ujar Namjin sembari mengulurkan tangannya.

"Hyung... jangan sentuh aku. Aku benci padamu," suara Jungsoo terdengar parau, namun penuh dengan kebencian. Wajahnya dipalingkan, seolah menolak kehadiran kakaknya perkataan itu menusuk Namjin dalam-dalam, membuatnya terdiam sesaat.

"Soo-ah..." Namjin hanya mampu mengucap lirih, perasaannya bercampur aduk antara rasa bersalah dan keputusasaan.

"Apa?! Hyung ingin memukulku? Silakan... lakukan saja," balas Jungsoo dengan nada dingin, wajahnya tak menoleh sedikit pun.

Namjin terhenyak, kata-kata Jungsoo seperti pukulan telak di hatinya. Dia terdiam, melihat adiknya yang sepertinya telah terperangkap dalam rasa sakit dan kemarahan yang mendalam karena kejadian sebelumnya.

"Maafkan Hyung...," lirih Namjin saat dia merengkuh tubuh Jungsoo ke dalam pelukannya. Awalnya, Jungsoo memberontak, berusaha melepaskan diri, tapi pada akhirnya, tubuhnya melemas, membiarkan dirinya terbenam dalam pelukan Namjin. Dia bisa merasakan seberapa kesal nya Junsoo padanya saat ini .

"Hyung minta maaf, Jungsoo. Hyung benar-benar menyesal... kemarin Hyung terbawa emosi, dan Hyung melupakan perasaanmu... Maafkan Hyung. Hyung janji, Hyung tidak akan mengulanginya lagi, " suaranya serak, penuh dengan penyesalan. Hanya suara detak jantung yang terdengar, berirama di tengah keheningan yang terasa menyiksa. Untuk sesaat, Jungsoo terlihat lebih tenang, tetapi kata-katanya tetap dingin.

"Aku sudah memaafkanmu. Sekarang pergi dari sini, Hyung," ujarnya dengan nada ketus, memalingkan wajah dari Namjin.

"Jungsoo..." Namjin berbisik, tahu bahwa meskipun Jungsoo berkata sudah memaafkannya, ada luka yang masih menganga lebar. Namjin tahu betul adiknya masih sangat marah. Rasa sakit yang tergurat dalam di mata Jungsoo menusuk hati Namjin lebih dalam daripada kata-kata itu sendiri.

Dan entah kenapa, di antara semua saudara-saudaranya, Jungsoo adalah yang paling dia sayangi, yang paling ingin dia lindungi padahal dia memiliki Yoora sebagai adik perempuan satu-satunya yang jelas-jelas membutuhkan perhatian nya juga saat ini .

"Bukankah Hyung sudah tidak menyayangi aku lagi? Pergilah, jangan perdulikan aku. Yoora butuh perhatianmu lebih dari aku. Aku masih punya Hyung yang lain," suara Jungsoo terdengar tajam dan menyakitkan, seperti belati yang menembus dinding pertahanan hati Namjin.

Kata-kata itu membuat Namjin terdiam sejenak, tersentak dengan penuturan Jungsoo... Namjin tidak pernah bermaksud untuk membuat adiknya merasa ditinggalkan, apalagi merasa tidak disayang. Namun, kenyataan bahwa Jungsoo telah melakukan hal yang keterlaluan pada Yoora membuat nya tidak bisa menahan rasa kecewa nya lagi... Air mata yang tadi berhasil dia tahan kembali menggenang di pelupuk matanya.

"Sudahlah, aku tahu Yoora sangat penting bagi Hyung, sekarang pergi lah, aku mohon," ujarnya pelan.

" Tidak seperti itu Jungsoo, kalian berdua sama -sama penting untuk Hyung, kau tahu kan bagaimana selama ini Hyung menyayangi kalian berdua ? Jangan seperti ini " ujar Namjin yang kehabisan kata -kata.

" Lalu harus seperti apa Hyung? Kau memaksa ku untuk menerima kehadiran seseorang yang sudah jelas -jelas petaka dalam keluarga ini ? Aku tidak mau, aku lebih baik kehilangan satu Hyung daripada harus menerima kehadiran yoora sebagai adik mu " ujar Jungsoo yang membuat Namjin kembali terdiam.

"Jungsoo... Apa yang harus Hyung lakukan agar kamu memaafkan Hyung? Tolong jangan katakan hal seperti itu " tanya Namjin, suaranya mulai terdengar putus asa. Ada rasa takut di sana, takut kehilangan Jungsoo untuk selamanya. Jungsoo berhenti sejenak di ambang pintu, lalu tanpa menoleh, dia menjawab dengan suara yang tak kalah dingin.

"Bukankah sudah jelas apa mau ku? Jauhi Yoora. Kembali lah jadi Hyung-ku yang dulu. Jauhi anak itu... atau jauhi aku," ucapnya tegas, sebelum akhirnya melangkah pergi, meninggalkan Namjin yang hanya bisa mematung.

Di sudut ruangan, Haesung dan Jihwan yang sedari tadi menyaksikan percakapan itu hanya bisa menghela napas panjang. Ada rasa kesal dan amarah yang terasa menggantung di antara mereka.

"Apa susahnya menuruti permintaan itu, Namjin?" { ujar Haesung akhirnya, dengan nada datar namun tajam } "Apa kau ingin membuatnya semakin menyedihkan seperti kemarin? Apa kau ingin melihat Jungsoo hancur?" Tanya haesung, Namjin menunduk, merasa terpojok oleh kata-kata kakaknya.

"Tapi Yoora juga adikku, Hyung..." jawabnya pelan, seolah membela dirinya, namun tatapan sinis Jihwan membuatnya terdiam. Jihwan yang sejak tadi menahan emosinya, akhirnya meledak.

"Adik Hyung itu cuma aku, Taehwan, dan Jungsoo! Apa Hyung akan mengorbankan kebahagiaan kami demi mengurusi orang yang tidak berguna seperti dia? Lagipula, kurang baik apa kita selama ini pada Yoora? Seon Hyung masih mau menampungnya di rumah ini, bahkan dia sampai mau membiayai sekolahnya! Tapi lihat apa yang terjadi. Kita kehilangan kasih sayang orang tua kita karena dia! Anak itulah yang menghancurkan keluarga kita!" Ucap Jihwan dengan nada ketus.

Kata-kata Jihwan menghantam Namjin seperti pukulan telak. Setiap kalimat yang keluar dari mulut adiknya penuh dengan kemarahan yang selama ini tertahan, dan Namjin hanya bisa berdiri diam, merasa kecil di tengah luapan emosi yang tidak terbendung.

"Jadi sekarang, terserah kamu, Namjin. Hyung pusing melihat sikapmu ini," ucap Haesung dengan nada lelah, sebelum meninggalkan ruangan, melangkah pergi tanpa melihat ke belakang.

Jihwan menatap Namjin untuk beberapa saat, masih dengan sorot mata yang penuh kebencian, sebelum akhirnya dia pun memutuskan pergi, ingin memastikan keadaan Jungsoo yang mungkin masih dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Namjin tetap berdiri di tempat, terdiam dalam kebingungannya. Semua kata-kata dari saudara-saudaranya berputar-putar di kepalanya, membuatnya semakin tertekan. Bagaimana mungkin dia bisa memilih? Di satu sisi, Jungsoo adalah adiknya yang begitu dia sayangi, Di sisi lain, Yoora, adik perempuannya, yang juga tak berdosa, tak bisa dia abaikan begitu saja.

"Sudah cukup semua yang aku lakukan dulu pada Yoora... Aku tidak akan pernah mengulangi kesalahan itu lagi," gumamnya lirih, namun keputusan besar yang dia harus ambil masih terasa menghantui. Dia tidak bisa asal mengambil keputusan, karena ini pasti akan berdampak banyak terhadap Junsoo maupun yoora .

" Maafkan aku ... "Lirihnya seolah ada beban berat ketika ia berhasil memilih dan memutuskan untuk melakukan hal ini .

1
Nunu Izshmahary ula
akhir nya ada satu saudara Yoora yang tobat 🥹 wahhh
Nunu Izshmahary ula
ouh jadi Min-ho ya yang waktu itu baik sama Yoora, jangan jangan Mereka jodoh lagi☺️🤣
Nunu Izshmahary ula
semoga Yoora gapapa, saudara nya ada aja yang bikin dia celaka
Nunu Izshmahary ula
yang ini bener banget, walaupun Seonho kaya gitu tapi gimana ya . kata kata ini bener juga
Nunu Izshmahary ula
astaga Seonho 😩minta ginjal orang udah kaya minta krupuk
winterbear95
"kemarahan kakak tertuanya"😭kenapa dibayanganku malah muncul Jin hyung ngerap sih astaga
winterbear95
aku baca, imajinasi visualku nongol 7 bujang kesayanganku🥺
Nengsih
sedih banget, dari pertama baca udah mewek 😭
Nunu Izshmahary ula
pengen punya sahabat macam rea , wah ... senengnya kalau punya temen kaya gitu ya , di saat dunia membenci kita habis - habisan ada satu tempat yang bisa kita jadikan tempat pulang untuk bersandar, susah banget nyari temen yang kaya gini di dunia nyata . kebanyakan orang cuma bermuka dua dan datang kalau lagi ada butuh nya aja🥺
BYNK: Kamu pasti akan menemukannya suatu hari nanti, atau mungkin malah kamu yang jadi sahabat seperti Rea untuk orang lain. Dunia ini memang keras, tapi kebaikan kita nggak pernah sia-sia. jangan lelah jadi orang baik , semangat 💪🏻
total 1 replies
Wayan Indrawati
yoora yg malang
Nunu Izshmahary ula
best quotes...
Nunu Izshmahary ula
jahat banget, yaampun Seonho..
Nunu Izshmahary ula
Lah, emang di sekolah dia di kantin nya gaada cctv kah? masa langsung percaya gitu aja , Seonho 😑
Nunu Izshmahary ula
wah kok keliatannya mereka egois banget ya, kira kira Namjin bakal milih Yoora atau Jungsoo..🤔
Nunu Izshmahary ula
jan males males up nya Thor , yang baca keburu kabur
winterbear95: naikin jumblah up episodenya🙄
BYNK: siap -siap , trimakasih banyak dukungan nya
total 5 replies
Nunu Izshmahary ula
baru baca bab pertama udah sedih aja .. wah ..
winterbear95: aku datang🤸
exited banget walaupun masih 4 bab
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!