Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.Kedatangan Alma
Suara tangisan bayi menggema mengisi eluruh penjuru ruangan tempat dimana Namira melahirkan.
Dengan hadirnya suara tangisan bayi tersebut, pertanda berakhir sudah perjuangan Namira dalam melawan rasa sakit karena kontraksi.
Ujung mata Namira seketika basah saat sang dokter yang membantunya menjalani proses melahirkan itu mengatakan jika putranya lahir dengan selamat,sehat serta tidak kurang apapun alias normal.
Tak henti henti nya Namira mengucap rasa syukur karena akhirnya penantian nya selama ini berbuah manis dengan hadir nya si buah hati.
Abra yang kala itu tidak beranjak sedikit pun dari samping Namira merasa terenyuh dan dan terharu.
Begitu besar pengorbanan wanita itu untuk melahirkan seorang putra untuknya.Bahkan Namira rela bertaruh nyawa demi kehadiran sang calon penerus keranjaan bisnis Adhijaya grup.
Bahkan tanpa sadar, Abra terus menggenggam tangan mungil Namira dan menggumamakan kata terima kasih dan juga ciuman bertubi tubi diwajah Namira yang masih dipenuhi oleh peluh.
"Terima kasih, terima kasih karena sudah berjuang melahirkan nya kedunia, cup."
Seketika Namira dibuat terkesiap oleh perlakuan Abra padanya.Rasa hangat pun kini menyebar diseluruh lubuk hati Namira.
Kedua netra itu pun kini saling bertemu dan saling mengunci satu sama lain.Hingga perlahan Abra pun semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Namira.
Hampir saja kedua bibir itu saling bertemu dan saling menyapa, sampai suara seorang suster mengejutkan keduanya, hingga dengan terpaksa Abra pun menarik diri dan memberi jarak dari istri siri nya itu.
"Maaf tuan, bisa ikut bersama saya keruangan perawatan bayi? Bayi nya harus di adzani dulu sebelum masuk keruangan perawatan,"tanya suster yang seketika menjadi salah tingkah saat melihat keromantisan pasangan yang baru saja menjadi orang tua itu.
"Bi_bisa Suster, mari kita kesana sekarang,"jawab Abra gugup lalu berlalu begitu saja tanpa berucap apapun lagi pada Namira.
Dan setelah masa observasi selesai, Namira pun dipindahkan keruang rawat inap. Namun Namira harus bersabar karena bayi nya belum diperbolehkan keluar dari ruangan perawtaan bayi hingga dua jam kedepan.
***
***
Tok
Tok
Tok
"Masuk,"
Ceklek...
Deg...
Namira mengerutkan dahi nya saat melihat seorang wanita cantik dengan penampilan super modis dengan berbalutkan pakaian dari brand ternama tengah masuk keruangan rawat inapnya.
Wanita itu berjalan dengan begitu anggun dan elegan dengan tas dari brand dengan logo C.D, kebanggaan para kaum sosialita papan atas melekat indah ditangan nya.
Sungguh kontras dengan penampilan Namira yang hanya mampu membeli tas dengan harga dibawah 150rbu itu pun dengan diskon 30% yang diberikan oleh toko langganan nya.
"Maaf, anda siapa ya?"tanya Namira yang kini sudah mulai pulih setelah makan siang dan minum vitamin yang diberika oleh dokter setelah dipindahkan ke ruangan rawat inap.
"Alma, namaku Alma dan aku adalah istri dari Abraham Adhijaya. Pria yang sudah menitipkan benihnya dirahimmu,"
Deg...
Jantung Namira seakan terhenti berdetak saat mengetahui siapa wanita cantik yang datang mengunjunginya saat ini.
Pantas saja Abra tidak bisa menceraikan sang istri meski tidak bisa memberikan nya keturunan karena wanita itu begitu cantik bak bidadari. Batin Namira.
Namira bergeming, dia tahu apa yang membawa wanita cantik yang berstatus istri dari seorang Abraham Adhijaya itu datang menemuinya.
Tentu saja untuk mengambil alih putra yang baru beberapa jam yang lalu dia lahirkan. Namun tidak disangka sangak, jika perpisahan nya dengan bayi mungil itu akan secepat ini.
Bahkan sebelum dirinya bertemu langsung dengan sang bayi.Namira tahu betul apa yang harus dia lakukan, maka dari itu. Namira hanya bisa diam dan pasrah.
"Pergilah, ini uang untuk berobat jalan. Aku tidak mau kamu bertemu lagi dengan suami dan anak kami. Ingat perjanjian di antara kalian hanya sampai kamu melahirkan, jadi pergilah saat ini juga. Jika tidak, aku akan membuka semua rahasiamu pada Bu Marni. Aku yakin, kamu tidak mau itu terjadi kan?"
Deg...
Namira masih bergeming, namun dia tentu tahu apa yang harus dia lakukan saat ini.Dengan mata yang berkaca kaca, Namira akhirnya menyetujui permintaan Alma untuk pergi.
"Baik nyonya, saya akan pergi saat ini juga. Tapi saya mohon, jangan dekati keluarga saya,"jawab Namira sendu.
"Bagus, pakai itu. Aku tidak mau ada yang tahu kamu pergi dari sini,"titahnya lagi menyodorkan sebuah paperbag yang tadi dia bawa.
Namira pun kembali patuh dan menuruti apa yang Alma mau. Namira tidak mau jika sang ibu tahu jika dirinya menjual kehormatan nya dan menjadi ibu pengganti demi menyelamatkan nya.
Karena itu akan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan sang ibu yang sering naik turun pasca kecelakaan yang dialami nya dulu bersama mendiang suaminya.
Alma tersenyum puas saat melihat Namira sudah pergi meninggalkan rumah sakit dengan menggunakan sebuah taksi.
Akhirnya dia bisa mengusir Namira hanya dengan satu gertakan saja.Alma begitu tidak rela saat mendengar Abra akan meresmikan pernikahan nya bersama dengan Namira setelah melihat sendiri bagaimana perjuangan gadis itu melahirkan putranya.
Dan tanpa sengaja Alma mendengar pembicaraan antara Abra dan juga Marsel sang asisten prihal rencananya itu.
Tidak terima akan hal itu, Alma pun langsung mendatangi Namira saat Abra sibuk dengan bayi yang saat ini masih diruangan perawatan dan akan segera dibawa ke ruangan sang ibu.
Dan dengan setia, Abra menunggu bayi mungil itu didepan pintu ruangan perawatan bayi untuk membersamai saat bayi itu akan bertemu dengan sang ibu.
****************
Note.Mohon maaf ya reader...bab ini padahal sudah up dari kemarin tapi tidak tahu kenapa masih tertahan ternyata...
Semoga hari ini bisa lulus review nya ya...entah kenapa akhir akhir ini review nya agak sulit buat lolos.
Semoga kali ini berhasil ya....