Ditengah keterpurukannya atas pengkhianatan calon suami dan sahabatnya sendiri, Arumi dipertemukan dengan Bara, seorang CEO muda yang tengah mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria sang kakek.
Bara yang menawarkan misi untuk balas dendam membuat Arumi tergiur, hingga sebuah ikatan diatas kertas harus Arumi jalani demi bisa membalaskan dendam pada dua orang yang telah mengkhianatinya.
"Menjadi wanitaku selama enam bulan, maka aku akan membantumu untuk balas dendam."_ Bara Alvarendra.
Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 : Ikatan Diatas Kertas.
Siang ini Delia datang mengunjungi kediaman keluarga Prayoga. Selain menceritakan tentang kehamilannya pada kedua orang tua Randy, Delia juga menunjukkan hasil pemeriksaan yang dia lakukan sebelum berkunjung ke rumah itu. Hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan jika Delia memang positif hamil dan usia kandungannya sudah menginjak lima minggu.
Setelah mempertimbangkan, Tuan Reza pun meminta istrinya untuk menelfon Randy dan memintanya untuk pulang. Berhubung ini adalah hari libur, Randy pasti sekarang sedang berada di apartemennya.
Selang satu jam kemudian Randy datang dengan mobilnya. Melihat kehadiran Delia diruang tamu, Randy pun langsung menaruh curiga. Sebelumnya Nonya Herlina memang tidak menjelaskan apapun saat di telefon, wanita itu hanya meminta Randy untuk pulang dengan alasan jika dia sangat merindukan putranya itu.
"Ada apa ini, Ma? Kenapa wanita ini ada disini?" Tanya Randy dengan penuh selidik. Delia yang ditatap sengit oleh Randy hanya diam dan segera menundukkan kepalanya.
"Randy, ayo duduk dulu sayang, kita bicara dulu baik-baik," pinta Nyonya Herlina, sementara Tuan Reza masih diam seribu bahasa, rasanya dia masih sangat enggan untuk menatap wajah putranya itu.
Jujur saja, baik Tuan Reza maupun Nyonya Herlina sebenarnya sudah sangat menyayangi Arumi seperti putri mereka sendiri, mereka begitu menaruh harapan besar jika Arumi lah yang akan menjadi menantu mereka. Namun, semua harapan itu telah dimusnahkan oleh kelakuan putra mereka sendiri.
Randy pun akhirnya duduk di sofa yang berbeda dengan kedua orang tuanya dan Delia. Karena suaminya hanya diam saja, akhirnya Nyonya Herlina yang memulai pembicaraan.
"Randy, mama dan papa ingin kamu menikahi Delia."
Randy mengangkat wajahnya, menatap tidak percaya pada mamanya dan Delia secara bergantian.
"Menikah??"
Nyonya Herlina mengangguk, "Iya Nak, menikah. Saat ini Delia sedang mengandung anak kamu, kamu harus bertanggung jawab."
Mendengarnya, Randy langsung berdiri kembali, nafasnya langsung bergerumuh hebat. Meskipun dia pernah beberapa kali memadu cinta di atas ranjang dengan Delia, namun sedikitpun tidak ada keniatan untuk sampai menikahi wanita itu.
"Tidak Ma! Randy tidak akan pernah menikah dengan wanita manapun selain Arumi. Randy hanya mencintai Arumi!"
"Randy!!!"
Tuan Reza yang sedari tadi diam akhirnya ikut bangun dan membentak putranya dengan keras.
"Kamu mau bikin malu lagi keluarga kita, hah!! Tidak cukup apa yang kamu lakukan di pesta pernikahan sebelumnya? Papa sampai malu dengan klien-klien Papa gara-gara kamu!"
Randy hanya diam dimarahi seperti itu, memang semua ini adalah salahnya, dia yang sudah menghancurkan segalanya. Hari yang seharusnya manjadi hari bahagianya bahkan berubah menjadi hari penuh air mata dan penuh luka. Harusnya hari itu dia yang menikahi Arumi, bukan pria lain.
"Apapun itu, Randy tetap tidak mau menikah dengan wanita ini. Randy akan membawa Arumi kembali dan akan menikah dengannya!"
Plakkkk...
Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Randy, Nyonya Herlina yang sedari tadi duduk akhirnya ikut bangun dan memegangi lengan suaminya.
"Ingat Randy, Arumi sudah menikah. Dia sudah menjadi istri orang lain. Arumi sudah sangat kecewa padamu!"
Dengan berlinang air mata, Nyonya Herlina ikut menimpali ucapan suaminya, "Randy, sadar Nak, mungkin Arumi memang bukanlah jodoh kamu. Kamu harus ikhlaskan Arumi untuk bahagia dengan suaminya yang sekarang. Sekarang ada Delia yang sedang mengandung anak kamu, mereka jauh lebih membutuhkan kamu Sayang."
Randy menjatuhkan dirinya duduk di sofa, dia menundukkan kepalanya dan kedua tangannya menjambak rambutnya kuat-kuat, air matanya tak bisa tertahan lagi, hatinya kembali hancur setiap mengingat kekasih hatinya sudah menjadi milik pria lain.
"Tapi Randy sangat mencintai Arumi, Ma... Sangat mencintainya..."
Delia yang menyaksikan memilih untuk diam dan tidak peduli dengan drama air mata yang terjadi di hadapannya. Baginya yang terpenting dia harus bisa menikah dengan Randy bagaimanapun caranya. Dia harus mendapatkan sosok ayah untuk anak yang dia kandung sekarang.
_
_
_
Dengan dijemput oleh supir utusan Tuan Abian, hari ini Bara dan Arumi melakukan perjalanan pulang ke kota. Berbeda dengan keberangkatannya dimana wajah Arumi terus tersenyum, kali ini gadis itu lebih banyak diam dan termenung.
"Kenapa Rum? kamu gak senang kita pulang?" tanya Bara yang duduk di kursi belakang bersama dengan Arumi.
Arumi mengangguk kecil, "Kalau boleh jujur, enggak Mas."
"Kenapa? Kamu takut ketemu sama mantan kamu lagi kalau kembali ke kota?" tanya Bara lagi.
Arumi terdiam sejenak, "Salah satunya mungkin iya. Tapi bukan karena aku takut untuk bertemu dengan dia lagi, aku hanya tidak ingin mengingat kembali luka itu, Mas."
Kejadian malam itu memang bukan hal yang dengan mudah bisa dilupakan begitu saja dari benak Arumi. Menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri pengkhianatan dua orang yang dia percayai adalah kehancuran kedua setelah hidupnya hancur atas kematian ibunya dan ayahnya menikah lagi.
Arumi membuka tasnya dan mengeluarkan ponsel miliknya, dia menyalakan layarnya dan mencari-cari kontak Randy disana, namun dia tidak menemukannya di daftar kontak.
"Kok gak ada ya," gumam Arumi, Bara langsung menoleh ke arahnya.
"Nyari apa Rum?" tanya Bara.
"Kontak Randy, Mas. Aku ingin menghapusnya, aku tidak ingin menyimpan apapun lagi tentang dia,"
Seketika Bara gelagapan mendengar ucapan Arumi. Arumi tidak tau saja jika dia yang sudah menghapus bahkan sudah memblokir kontak Randy dari handphonenya.
"Kamu lupa kali Rum, mungkin kamu lupa kalau sudah kamu hapus,"
Arumi mengingat-ingat kembali, seingatnya dia memang belum sempat menghapus nomor mantan kekasihnya itu dari daftar kontaknya.
"Aku ingat banget belum aku hapus kok Mas, tapi kok bisa udah gak ada ya di daftar kontak,"
Bara langsung memutar otak, setelah mendapatkan ide dia langsung memiringkan tubuhnya kesamping dan menatap wajah Arumi dengan lekat.
"Kamu ingat gak kalau semalam kamu tidur sambil peluk Mas?" tanyanya dengan satu alis terangkat.
Bara terpaksa berbohong untuk mengalihkan pikiran Arumi tentang kontak Randy. Jika Arumi tau Randy masih mencoba untuk menghubunginya, mungkin gadis itu akan kembali sedih dan tidak akan bisa move on dari mantan yang sudah mengkhianatinya itu.
Seketika Arumi langsung menoleh ke arah Bara, wajahnya merona malu, "Ma-masa sih Mas? Kok aku nggak ingat ya,"
Bara mengangguk yakin, "Itu aja kamu lupa, apalagi kontak mantan. Kamu terlalu banyak pikiran makanya lupa, Rum."
Bara kembali duduk dengan benar dan menatap lurus kedepan, diam-diam dia menyunggingkan senyum diwajahnya, padahal boro-boro tidur pelukan, mereka tidur saling jauh-jauhan dengan bantal guling ditengah sebagai pembatas.
"Ini aku yang beneran lupa, atau mas Bara yang bohong sih?"
...🍁🍁🍁...
di tunggu lho kiss nyaa... ehhh
🤭
balas semua sakit hati mu Rum...
air mata mu terlalu berharga untuk menangisi laki laki penghianat seperti Randy...