Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Kembali Terluka.
Mungkin itu maksud Adara yang mengatakan bahwa William akan menyesal telah menyentuhnya. Sepengetahuan William dirinya telah berselingkuh dengan sahabat William sendiri.
Sepengetahuan laki-laki yang sering memberikan hinaan kepadanya, bahwa istrinya wanita yang tidak benar yang suka dijamah oleh laki-laki lain dan melakukan apapun hanya demi uang.
Tetapi pada kenyataannya justru dirinya yang pertama kali menyentuh istrinya itu. Hal itu membuat William frustasi dengan perputaran otaknya yang benar-benar tidak dapat menarik kesimpulan.
Setelah cukup lama membersihkan diri di kamar mandi yang akhirnya William keluar dari kamar mandi menggunakan jubah mandi. Matanya tertuju ke atas ranjang yang mana Adara yang masih ada di sana dengan posisi yang masih sama saat dia tinggalkan.
Mata William yang tertuju pada ranjang dan melihat bercak darah di atas sprei berwarna putih itu. William menelan salivanya.
Tok-tok-tok-tok.
Pandang mata William mengarah pintu.
"Iya," sahut William.
"Tuan ada Nona Katty di luar," ucap Bibi.
"Dia tetap ingin memaksa masuk," lanjut Bibi.
"Katy! untuk apa di datang malam-malam seperti ini!" gumam William yang melihat ke arah jam yang menggantung di dinding. Bagaimana mungkin seorang wanita datang ke rumah pria jam 02.00 pagi.
"Baiklah aku akan menemuinya," ucap William.
"Baik tuan!" sahut Bibi yang akhirnya meninggalkan pintu tersebut.
William yang membuang nafas perlahan ke depan dan berjalan menuju lemari, dengan sangat buru-buru dia memakai pakaiannya dan langsung keluar dari kamar.
Mata Adara perlahan terbuka saat mendengar suara pintu yang tertutup cukup kuat, air matanya menetes dari ujung pelupuk matanya. Hatinya terasa sakit bahwa suaminya yang baru saja menyentuhnya dan sekarang meninggalkannya seorang diri hanya karena seorang wanita yang tiba-tiba.
"Adara kamu hanya sebagai pelampiasan. Kamu harus terima segala konsekuensinya. Kamu sama sekali tidak perlu berkecil hati," ucapnya yang berusaha untuk menguatkan dirinya.
Dia pikir setelah William menyentuh dirinya dan mengetahui bahwa dirinya tidak pernah tidur dengan laki-laki lain dan setelah itu William akan berubah sikap kepadanya dan ternyata sama saja yang mana William tetap saja menemui Katy dan meninggalkan dirinya seorang diri di dalam kamar.
Untung saja William tidak menyuruhnya untuk pergi dalam keadaan yang seperti itu dan pasti Adara masih merasa begitu sakit di sekujur tubuhnya.
***
William yang menuruni anak tangga dan melihat Katy yang duduk di ruang tamu.
"William!" ucap Katy yang langsung berdiri dan menghampiri William dengan memeluk William.
"Ada apa Katy? kenapa kamu datang ke tempat ini malam-malam?" tanya William.
"Aku takut!" jawabnya yang memeluk begitu orang yang membuat William kebingungan dan melepas pelukan yang telah.
"Ada apa?" tanya William yang tampak.
"Aku takut tinggal di Apartemen. Ada orang yang meneror ku dan dia juga memberikan ancaman kepadaku yang ingin membunuhku," ucap Katty dengan suara bergetar.
"Apah!" pekik William dengan sangat terkejut.
"Aku takut! Aku tidak tahu siapa dia," ucap Katy yang kembali memeluk William.
"Kamu tenanglah! kamu jangan takut! Aku akan selalu ada di samping kamu. Tidak akan ada orang yang berani menyentuh kamu. Kamu sekarang sudah berada di tempat yang aman. Aku akan melaporkan semua masalah ini ke kantor polisi," ucap William yang memberikan pernyataan.
Katty menganggukkan kepala dan kembali melepas pelukan itu dengan William yang memegang pipinya.
"Aku tidak berani pulang ke Apartemen. Aku ingin tinggal bersama kamu," ucap Katy.
"Apah!" William tampaknya kaget mendengar permintaan dari Katy.
"Kamu tidak mengizinkan ku tinggal bersama kamu?" tanya Katy dengan menautkan kedua alisnya.
William yang terlihat tidak bisa menjawab.
"William bukankah kamu yang mengatakan kalau nenek sudah tidak ada di sini. Jadi aku rasa tidak akan ada yang salah jika aku tinggal bersama kamu. Apa kamu ingin melihatku ketakutan di Apartemen," ucap Katy.
"Kamu ingin membiarkan aku yang tiba-tiba nanti sudah tidak bernyawa lagi?" ucap Katy dengan semua ketakutan yang sudah melantur.
"Sudah-sudah!" William yang tidak ingin mendengar semua itu lagi yang geleng-geleng kepala.
"Aku tidak menginginkan apapun yang terjadi pada kamu. Kamu jangan pernah takut. Kalau kamu merasa aman tinggal bersamaku, maka kamu akan tinggal di sini," ucap William yang dengan mudahnya memberi izin.
"Terima kasih William," sahut Katy dengan tersenyum yang langsung memeluk William dengan erat.
Ternyata semua pembicaraan Wiliam dan Katy didengarkan oleh Adara. Begitu William keluar dari kamar Adara langsung buru-buru memakai pakaiannya dan juga keluar dari kamar tersebut. Adara menyandarkan tubuhnya di dinding dengan matanya yang terpejam saat mendengar semua pembicaraan kedua orang itu.
Wiliam yang sekarang punya rencana untuk menempatkan seorang wanita tinggal di rumah mereka. Adara tidak membayangkan bagaimana dirinya bisa tinggal satu rumah dengan kekasih dari suaminya itu.
**
"Banguni Adara dan suruh dia keluar dari kamar kau dan langsung bersihkan kamar itu!" titah William pada Bibi.
"Tapi Nona Adara sudah kembali ke kamarnya sejak tadi," jawab Bi Asih.
"Apah!" pekik William.
"Iya. Nona Adara sudah kembali ke kamarnya," ucap Bibi mengulang sekali lagi.
"Jadi dia sudah pergi. Baguslah kalau begitu. Jadi aku tidak perlu repot-repot mengeluarkan suara untuk mengusirnya," batin William.
"Nona Katy malam-malam ke rumah ini dan apa beliau akan menginap di rumah ini?" tanya Bi asih.
"Ada masalah besar yang sedang dialami. Ada orang jahat yang melakukan teror padanya dan itu membuat Katy sangat tidak nyaman tinggal di sana. Jadi mau tidak mau di harus tinggal di sini agar aman," jawab William.
"Bukankah bisa pindah tempat tinggal, atau menginap di hotel yang jauh lebih aman. Lagi pula, kalau nyonya tahu bagaimana?" tanya Bibi.
"Nenek tidak akan tahu jika Bibi tidak melapor. Kepalaku sakit harus mendengar ocehan nenek. Jadi biarkan Katy sementara tinggal di rumah ini," ucap William.
"Baiklah kalau begitu! sahut Bibi yang memang tidak bisa melarang William untuk tidak melakukan hal itu.
"Kalau begitu saya akan membersihkan kamar tamu," ucap Bibi.
"Bersihkan saja kamarku dan dia akan tidur di sana," jawab William.
Bibi mengerutkan dahi yang pasti ingin protes dengan keputusan William yang sangat tidak masuk akal. Istrinya dilarang untuk tidur di kamarnya dan wanita yang sangat tidak disetujui nenek boleh tidur di sana dan apakah William akan tidur di sana.Tidak sempat protes yang membuat William langsung berlalu dari hadapan Bi Asih. Bi asih hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan William.
Sementara Adara yang sekarang berada di dalam kamarnya dan berada di dalam kamar mandi yang terlihat memeluk tubuhnya di sudut kamar mandi di bawah guyuran air shower.
Masih mengenakan pakaian yang tadi dia pakai sangat buru-buru. Adara tidak berhenti meneteskan air mata kalau mengingat bagaimana dirinya disentuh oleh suaminya. Sebenarnya percintaan itu tidak terlalu kasar, setelah melakukan percintaan itu yang membuat Adara sakit hati.
Setelah menikmati tubuhnya dan sekarang suaminya itu bersama wanita lain, sebelum itu Adara juga dipaksa untuk meminum pil pencegah kehamilan. Dari melihat semua tindakan William sudah dapat dijelaskan bahwa William benar-benar sangat membencinya yang tidak menginginkan ada ikatan di antara mereka berdua.
Adara hanya menerima nasibnya sebagai istri yang diperlakukan kurang baik dan entahlah bagaimana kedepannya nanti.
Bersambung.....