NovelToon NovelToon
Cahaya Di Balik Gunung

Cahaya Di Balik Gunung

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: Ihsan Fadil

Raka adalah seorang pemuda biasa yang bermimpi menemukan arti hidup dan cinta sejati. Namun, perjalanan hidupnya berbelok saat ia bertemu dengan sebuah dunia tersembunyi di balik mitos dan legenda di Indonesia. Di sebuah perjalanan ke sebuah desa terpencil di lereng gunung, ia bertemu dengan Amara, perempuan misterius dengan mata yang seakan memiliki segudang rahasia.

Di balik keindahan alam yang memukau, Raka menyadari bahwa dirinya telah terperangkap dalam konflik antara dunia nyata dan kekuatan supranatural yang melingkupi legenda Indonesia—tentang kekuatan harta karun kuno, jimat, serta takhayul yang selama ini dianggap mitos.

Dalam perjalanan ini, Raka harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk rasa cintanya yang tumbuh untuk Amara, sembari berjuang mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik cerita rakyat dan keajaiban yang mengikat mereka berdua. Akan tetapi, tidak semua yang bersembunyi bisa dipercaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ihsan Fadil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18: Pertaruhan Awal

Raka dan timnya melanjutkan perjalanan mereka melalui jalur yang ditunjukkan oleh simbol bercahaya itu. Jalur itu menembus semak belukar yang lebat, jalan yang berliku-liku dan penuh dengan suara-suara malam yang menyeramkan. Suara jangkrik, angin yang berhembus melalui pepohonan, dan desisan ular yang samar semakin meningkatkan ketegangan mereka.

Meski jalannya terasa menantang, mereka tidak memiliki pilihan lain. Harus ada jawaban di ujung perjalanan ini, dan mereka harus menemukannya.

“Ini jalannya,” bisik Amara sambil memeriksa peta yang mereka temukan melalui simbol sebelumnya. “Kita harus berhati-hati. Semakin dalam kita menjelajahi jalur ini, semakin besar kemungkinannya kita bertemu dengan hal yang tidak kita pahami.”

Raka memegang senter dengan erat. “Kita sudah tahu ini berbahaya. Tapi apa kita punya pilihan lain selain terus berjalan?”

Setiap langkah mereka terasa berat. Jalanan berkelok, dipenuhi dengan semak-semak dan batu yang licin, serta suasana malam yang membuat mereka semakin gelisah. Amarah, ketakutan, dan rasa penasaran bercampur menjadi satu, mendorong mereka untuk terus berjalan meskipun tak yakin akan apa yang mereka temui.

---

Mereka tiba di sebuah dataran yang cukup lapang. Cahaya dari senter yang mereka bawa berpendar-pendar di atas rumput dan batu-batu yang berlumut. Di tengah dataran tersebut, ada sebuah batu besar yang tampak seperti peninggalan zaman dahulu. Batu itu terlihat seperti sebuah monumen yang telah lama ditinggalkan.

“Ini aneh,” ujar Arjuna sambil memeriksa batu itu dengan seksama. “Lihat simbol ini… ini mirip dengan simbol yang kita temukan sebelumnya.”

Raka mendekati batu tersebut sambil memeriksa ukiran yang ada. Simbol yang sama yang muncul sebelumnya—meskipun samar—terukir di sana, seakan menjadi petunjuk lebih lanjut.

“Kita harus mencari tahu apa ini berarti,” kata Raka sambil memeriksa batu itu lebih dekat.

Amara menatap Arjuna dan Raka. “Kita harus berhati-hati. Jika ini jebakan seperti yang kita pikirkan, kita bisa berakhir dalam masalah besar.”

Percakapan mereka terputus ketika mereka mendengar langkah kaki yang terdengar samar di balik semak-semak di dekat mereka. Jantung mereka berdebar. Semua orang menoleh ke arah suara tersebut.

“Siapa itu?” tanya Arjuna dengan suara berbisik.

Raka mengarahkan senternya ke arah semak tersebut. Senter itu menyoroti siluet seseorang yang mulai mendekat. Sosok itu bergerak dengan gesit dan tenang, membuat mereka bertiga semakin gelisah.

“Kita harus siap-siap,” kata Raka sambil memanggil semua untuk tetap waspada.

Sosok itu semakin mendekat, dan akhirnya mereka melihat sosok itu dengan jelas. Seorang pria berpakaian tradisional muncul dari kegelapan, wajahnya bersembunyi di balik topi yang besar dan pakaian usang yang berdebu. Matanya berkilauan tajam saat menatap mereka.

“Siapa kalian?” tanya pria itu dengan nada yang tegas namun menakutkan.

Raka berusaha tetap tenang. “Kami hanya petualang yang sedang mencari petunjuk. Apakah Anda bisa membantu kami?”

Pria itu tersenyum tipis, tetapi senyumannya itu penuh makna yang sulit mereka pahami. “Petunjuk? Kau mencari petunjuk tentang apa?”

Sebelum Raka sempat menjawab, pria tersebut bergerak dengan cepat. Tiba-tiba ia mengambil sebuah batu kecil dari saku dan melemparkannya ke tanah. Batu itu berkilauan dengan cahaya biru seketika setelah mengenai tanah. Raka dan timnya terkejut, seketika cahaya itu memancar seperti gerbang yang berpijar di sekitar mereka.

“Kau telah memulai perjalanan ini,” kata pria tersebut sambil memandangi mereka. “Tapi perjalanan ini tidak semudah yang kalian kira. Keberanian kalian akan diuji, dan pertaruhan ini baru saja dimulai.”

Raka memandangi pria itu dengan ragu. “Apa maksudmu dengan ‘pertaruhan’?”

Pria itu mendekat dengan langkah yang tenang. “Setiap perjalanan memiliki risiko. Tidak semua petunjuk membawa kalian ke tempat yang kalian harapkan. Ada yang mencari kebenaran, ada yang mencari kekuatan, dan ada yang hanya menginginkan pengorbanan. Perjalanan ini adalah tentang pilihan, keberanian, dan kejujuran.”

Amara menggigit bibirnya. “Apakah kita harus melakukan sesuatu untuk membuktikan niat kita?”

Pria itu tertawa kecil. “Kau memiliki kebijaksanaan yang bagus. Tetapi tak ada yang dapat memastikan apa yang akan terjadi jika kalian melanjutkan petualangan ini.”

Raka mendesak, “Apa yang harus kami lakukan untuk membuka jalan ini?”

Pria itu memandangi mereka beberapa saat sebelum akhirnya berbicara dengan serius. “Kau harus memilih. Masuk ke dalam simbol ini dan ikuti petunjuk yang telah ditentukan, atau mundur dan tinggalkan semua ini. Tapi perlu diingat, jika kalian terus melangkah, ada risiko yang tak terduga di depan.”

Ketegangan merayapi mereka semua. Pilihan ini terasa seperti taruhan dengan risiko yang sangat besar. Namun, di saat yang sama, mereka sudah terjebak di jalur ini dan tak ada jalan lain untuk kembali.

“Apa yang terjadi jika kita melanjutkan?” tanya Arjuna dengan nada bergetar.

Pria itu memutar kepala sejenak. “Kalian akan menghadapi ujian. Setiap langkah akan menentukan takdir kalian.”

Setelah kata-kata itu, cahaya dari batu tersebut mulai memudar, membiarkan mereka berdiri di dataran yang sepi dengan hanya cahaya senter sebagai penerang.

Raka memandangi Amara dan Arjuna. “Kita harus memilih sekarang,” katanya dengan mantap.

Amara menatap simbol itu dengan serius, kemudian menatap Raka. “Kita harus berani. Jika kita takut dan memilih untuk mundur sekarang, kita akan selalu bertanya-tanya tentang apa yang bisa kita temukan.”

Raka mengangguk. “Baiklah. Jika kita memilih ini, kita harus siap menghadapi segalanya.”

Dengan tekad yang baru, mereka melangkah menuju cahaya yang menyala dari simbol tersebut.

Pertaruhan awal mereka telah dimulai.

Akhir Bab 18

1
anggita
sip⭐ lah
anggita
👍👍👌👌..,,
anggita
😱.. wouu 🐉👹
anggita
like👍iklan ☝☝. moga novelnya lancar.
Ihsan Fadil: aamiin makasih
total 1 replies
anggita
novelnya cukup menarik. mungkin sering promosi aja biar pembacanya bertambah👏.
anggita
Raka.. Amara,, 😘
Leni Martina
semangat Thor,baca dulu ya
Ihsan Fadil: oke semangT
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!