Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LFTL Bab 9 - Pria Badjingan
Sampai menjelang malam ternyata Hendra tidak juga pulang ke rumah. Padahal Aruni masih setia menunggu, dia duduk di ruang tengah dan melipat beberapa baju. Di hadapannya menyala televisi tabung yang dia gunakan sebagai hiburan.
Meskipun tv kuno tapi gambarnya masih cukup jelas. Aruni mendapatkan tv itu dengan harga miring dari tetangganya. Sesekali tatapannya ke arah pangkuan yang melihat baju, lalu sesekali ke arah tv.
Dari dalam kamarnya Adrian diam-diam mengintip sang ibu, sedikitpun dia tidak terpikirkan tentang sang ayah, kini Adrian justru terus teringat dengan tuan Gionino.
Di tangannya bahkan terus menggenggam kartu nama milik pria tersebut.
'Apa yang harus aku lakukan? Bukankah ibu harus tau?' batin Adrian. Tiap dia bingung bagaimana cara memulai untuk bicaranya.
Saat jam menunjukkan angka 9 akhirnya Adrian memutuskan untuk keluar. "Bu, ini sudah malam. Lebih baik ibu tidur," pinta Adrian.
"Sebentar lagi Nak, tunggu papamu pulang lebih dulu."
"Bagaimana jika Papa tidak pulang? ibu tidak akan tidur?" tanya Adrian.
"Tidak seperti itu Adrian, sudahlah, jangan cemaskan ibu, masuklah lagi ke dalam kamar mu."
Bukannya masuk ke dalam kamar, Adrian justru mendekati ibunya, ikut duduk di atas tikar yang tadi ibu Runi gunakan untuk melipat baju.
"Bu sebentar lagi aku lulus sekolah, setelah itu aku mohon bercerai lah dari papa. Kita pergi dari rumah ini," ucap Adrian, dia bisa membahas tentang hal ini selagi sang ayah tidak ada di rumah.
Aruni mana bisa langsung menjawab ucapan anaknya tersebut, meski serba kekurangan Aruni tetaplah sama seperti ibu-ibu yang lain, yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Aruni ingin Adrian memiliki masa depan yang lebih cerah dibandingkan dia, Adrian harus fokus pada pendidikannya sampai kuliah. Tidak boleh bekerja lebih dulu seperti keinginan Adrian selama ini.
"Setelah lulus SMA aku tidak mau kuliah, aku akan langsung cari pekerjaan," ucap Adrian.
"Mau kerja apa? Sekarang masuk perusahaan kecil saja harus pakai orang dalam, apalagi hanya lulusan SMA. Jika tidak ada orang dalam harus punya uang untuk masuk," jelas Aruni pula.
Adrian terdiam.
"Kamu mau jadi buruh? Sama seperti ibu?" tanya Aruni, pembicaraan yang tentu membuat keduanya teriris.
"Ibu masih mampu bekerja meski hanya serabutan, tapi kamu harus kuliah. Setelah lulus kuliah akan ada banyak perusahaan yang melakukan penerimaan karyawan baru di universitas, kamu bisa mengikuti tesnya dari universitas langsung. Kalau lewat jalur itu dijamin tidak perlu uang dan orang dalam, karena yang mereka cari memang mahasiswa berprestasi," kata Aruni lagi. Dia paham betul tentang hal ini.
Sayangnya dulu dia belum lulus kuliah, namun keadaan yang memaksanya untuk menikah.
Tapi semua sudah berlalu, Aruni tak ingin menyesali takdirnya sendiri. Kini dia ingin Adrian memiliki takdir yang lebih baik.
Aruni juga yakin, sudah dia pikirkan matang-matang, kelak saat Adrian kuliah sang anak pasti bisa mendapatkan beasiswa. Jadi bebannya tidak akan sebanyak itu.
"Ibu sudah memiliki tabungan tersendiri untuk kamu kuliah Adrian, jadi tetaplah fokus untuk belajar. Tidak perlu pikirkan ibu dan papamu," mohon Aruni lagi.
"Tabungan apa? Kamu punya tabungan?!" tanya Hendra yang tiba-tiba muncul di ruang tengah tersebut.
Suara tv dan pembicaraan yang serius membuat Aruni dan Adrian tak sadar saat sang ayah membuka pintu, tiba-tiba Hendra sudah ada di sini.
"Ti-tidak Mas, bukan tabungan, hanya sedikit uang yang aku sisihkan," kilah Aruni.
"Jangan bohong kamu! berikan uang itu padaku!" bentak Hendra.
"Pa, jangan membentak Ibu!"
"Diam kamu! Anak kecil jangan ikut campur urusan orang tua!" Hendra hendak menarik Aruni agar menunjukkan dimana wanita itu menyimpan uang. Tapi dengan cepat Adrian menahannya.
"Jangan sakiti ibu, Pak! aku mohon!" pinta Adrian.
"Minggir!"
Hendra menarik Adrian sampai ada sedikit perkelahian diantara ayah dan anak tersebut. Sebuah pemandangan yang sangat menyakitkan bagi Aruni.
"Cukup Mas! Lepaskan Adrian!" pekik Aruni. Pada akhirnya Aruni dan Adrian saling memeluk untuk melindungi satu sama lain, sedangkan Hendra yang kesal langsung menuju kamarnya untuk mencari uang tabungan yang Aruni maksud.
Dia bongkar habis-habisan kamar tersebut sampai jadi berantakan, di bawah kasur, di lemari baju sampai semua baju berserakan di lantai, tapi Hendra tetap tak menemukan uang tersebut.
Aruni sudah menangis melihat perbuatan sang suami. Sementara Adrian mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.
Melihat ini semua semakin bulat tekadnya untuk menerima tawaran tuan Gionino.
Apapun caranya akan dia buat sang ibu berpisah dari pria badjingan itu.
calon anak bapak ini leh kompak kali 😃😃
Senang skali aku baca part ini,walaupn awalnya sempat deg..deg..kan,takut si Hendra nemu Runi n Adrian yg lagi sembunyi....
Untung Gio gercep...n siaga..emang uda tau dan ga akan biarin Hendra berbuat macem2 lagi sama Runi n Adrian...duhhh makacieee yaa Tuan Gio....😂😂
And tq juga Adrian kamu sdh bekerja sama yg baik dgn tuan Gio...mudah2an Aruni blm sampai curiga...apalagi sampai ketahuan Adrian n Tuan Gio skrg kerja sama demi Aruni bahagia...
Jgn ketahuan dulu ya kk othor,aku msh seneng baca part2 dimana Tuan Gio sembunyi2 membantu Aruni...
Biar aj dl mrk seakan2 kembali ke masa2 muda mrk...hahah pdhal uda tua looo 45 thn...bakalan seru loohhh cerita ini...
Apalagi Aruni sdh mulai kembali bergetar hatinya setelah sekian lama mati rasa dgn apa yg namanya cinta...maklum menikah dgn Hendra bukan cinta dan ksh sayang yg Runi dapatkan
Tapi justru penderitaan yg Runi alami...
tq for Up kk othor
semangat n sehat selalu...🙏