Desi seorang gadis cantik yang berasal dari kampung. umurnya masih 18 tahun tetapi ia sudah memutuskan untuk merantau ke kota jakarta sendirian demi mencari pekerjaan. 18 tahun cukup muda kan? yeah... dari kecil Desi sudah dididik menjadi anak yang mandiri. di karenakan Desi lahir dikeluarga yang serba kekurangan, gadis itu hanya mampu menyelesaikan pendidikannya sampai kelas 6 SD saja. ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sam dan Kiara bertengkar
"Hikss ... Hikss ... Sakit, Tuan," isak Desi menangis sesenggukan di atas gendongan Kendra.
"Berulang kali aku memperingatimu untuk tidak berlari secepat tadi, tapi apa yang kau lakukan? Kau justru tidak mau mendengarkanku dan terus berlari. Lihat lah! Gara-gara kau tidak mau mendengar, kakimu jadi terkilir!" omel Kendra seraya berjalan menaiki atas tangga.
"Hikss ... Hikss ... Bagaimana aku tidak lari, Tuan kan mengejarku dari belakang!" sungut Desi semakin menangis.
"Coba katakan alasannya mengapa aku mengejarmu?" Kendra menghentikan langkahnya di depan kamar. Ia membuka pintu lalu kembali melangkah memasuki kamar.
"Karena Tuan ingin menghukumku," jawab desi dengan nada lirih.
"Mengapa aku ingin menghukummu?" tanya Kendra lagi seraya menduduki Desi di tepi kasur.
"Karena aku nakal ...." jawab Desi sembari menundukkan kepalanya dengan perasaan yang sangat bersalah.
"Akhirnya kau sadar juga kalau kau nakal." Kendra langsung terkekeh dengan gemas ketika mendengar pengakuan gadis nakalnya itu.
Desi pun hanya bisa terdiam sembari mencurutkan bibirnya ke depan.
Kendra duduk di samping Desi lalu meraih dan meraih salah satu kaki Desi yang sakit karena terkilir.
"Tuan mau apa? Akhh-!!" Seketika saja Desi berteriak dengan histeris ketika Kendra tiba-tiba menarik kakinya dengan sangat kuat. Rasa sakit yang teramat dalam membuat kaki Desi langsung ngilu. Desi pun langsung menangis dengan keras.
"Hikss ... Hikss ... Sakit, Tuan! Lepasin!" teriak Desi mulai memberontak akan tetapi tidak berhasil karena Kendra menggenggam kakinya dengan sangat kuat.
KREK-!
"AKHHH-!!" Desi kembali menjerit dengan kesakitan akibat ulah Kendra yang menarik kakinya untuk kedua kalinya. Desi pun semakin menangis tak karuan, bat anak kecil yang sedang direbut permennya.
"Hikss ... Hikss ... Tuan, jahat!" teriak Desi sembari memukul lengan kekar Kendra berkali-kali untuk meluapkan rasa sakitnya.
"Berhenti menangis, gadis nakal. Semua ini aku lakukan agar kau cepat sembuh," ujar Kendra dengan tangan yang terangkat lalu menyeka air mata yang menetes di pipi Desi secara lembut.
"Tapi ini sakit, Tuan! Ini bukan menyembuhkan tapi menyakitkan!" tangis Desi semakin kencang.
"Maafkan aku," ucap Kendra menarik Desi ke dalam pelukannya berharap gadis nakalnya itu dapat berhenti menangis.
"Tidak mau! Tuan jahat!" sungut Desi terus menangis tanpa henti.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkanku, gadis nakal?" tanya Kendra benar-benar menyesal telah membuat Desi menangis kesakitan.
"Hikss ... Hikss ... Eskrim," jawab Desi yang membuat kening Kendra langsung mengkerut.
"Eskrim?"
Desi pun segera menganggukan kepalanya tanpa ragu.
"Tapi ini masih pagi. Tunggu siang saja yah?"
"Yasudah kalau Tuan tidak mau! Tuan itu memang jahat! Sudah membuatku sakit tapi tidak mau bertanggung jawab!" gerutu Desi kembali menangis dengan keras yang membuat Kendra mulai pasrah.
"Baiklah-baiklah. Aku akan membelikan eskrim untukmu. Tapi stop menyebutku jahat, oke?!"
"Oke!" jawab Desi mulai menyunggingkan senyuman.
Kendra pun segera berdiri dari duduknya. "Tunggu di sini. Aku akan segera kembali membawakanmu eskrim."
Di sisi lain
"Apa yang kau lihat waktu itu tidak benar!" sungut Sam yang membuat Kiara langsung tertawa saat mendengarnya.
"Tidak benar Lo bilang?! Jelas-jelas gue lihat dengan mata kepala gue sendiri kalau Lo sedang asik peluk-pelukan sama dia waktu itu! Itu yang Lo bilang nggak selingkuh?!" bentak Kiara dengan mata yang berkaca-kaca. Rasa sakit di masa lalu benar-benar mengukirnya menjadi gadis yang sangat arogan.
"Aku sudah berusaha menjelaskannya tapi kau tidak mau mendengarkan aku sama sekali!"
"Menjelaskan apa?! Nggak ada yang perlu dijelaskan karena semuanya udah jelas! Lo itu sama aja dengan laki-laki di luaran sana! Bejat dan tukang selingkuh! Keluar Lo dari kamar gue!" teriak Kiara sembari mendorong dada bidang Sam hingga Sam terdorong sedikit ke belakangan.
"Kiara—"
"Gue bilang keluar! Dasar babu nggak tau diuntung!"
"KIARA!" bentak Kendra dengan sangat keras.
Suara bariton milik Kendra itu berhasil membuat Sam dan Kiara langsung menoleh ke arah pintu. Mereka pun baru menyadari jika Kendra sejak tadi berdiri di depan pintu dan menyaksikan pertengkaran mereka.