Tak kusangka aku bisa jatuh cinta.
Sebuah cerita hidup perjuangan Daniah, seorang yang rela menjadi gadis penebus hutang orang tuanya. Terpaksa Menikahi tuan muda kaya raya yang bisa melakukan apa saja.Dia memasuki pernikahan tanpa membawa cinta ataupun berharap dicintai.
Apakah dia berhasil lepas dari cengkraman tuan muda yang melemparkan kontrak pernikahan padanya, atau semakin terjerat dan tidak bisa lari kemana-mana. Karena tuan muda itu mulai mengikatkan rantai cinta di lehernya. Dibumbui dengan cerita manis bagaimana tuan muda berusaha menunjukan cintanya dan kisah lucu serta mengharukan yang membuat hati bergetar.
Jangan lupakan Han, sekertaris misterius yang akan selalu berdiri di belakang tuan muda. Seseorang yang akan melakukan apapun agar segala sesuatu berjalan dengan semestinya untuk tuan mudanya.
Update : Rabu
IG : tulisan_lasheira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Kembalikan Rambutmu
Lagi-lagi harus berada di kamar berdua.
Daniah sudah menyiapkan air di dalam bak, dia mengatur suhu agar walaupun menunggu lima belas menit lagi, suhu air tetap hangat. Sekarang dia kembali duduk di sofa. Memijat jemarinya. kata-kata Saga tempo hari masih melekat di ingatannya. Melirik ke atas tempat tidur.
Aku pasti sudah gila, bagaimana semalam aku bisa tidak bangun menyambutnya pulang. Hari ini apa aku akan dipenggal seperti kaisar yang memotong leher istrinya karena tidak patuh. Aaaaaa!
Daniah sudah frustasi, menjerit tanpa suara.
Hei Pak Mun apa kamu sedang mengkhianati aku. Bukankah kita sudah tos persahabatan kemarin.
Saat Daniah masih melamun dengan segala kemungkinan. Dia mendengar suara gumaman dari tempat tidur. Segera dia bangun dan berlari mendekat ke tempat tidur.
Eh, masih tidur. Bukankah seharusnya dia sudah bangun. Jam berapa dia pulang semalam ya.
Daniah membawa langkah kakinya lagi, duduk di sofa. Dia merebahkan tubuhnya jatuh ke samping. Menghela nafas. Menunggu lagi. Karena tahu dia berbuat kesalahan, dia bahkan tidak berani melirik hp di sampingnya. Padahal biasanya dia selalu menunggu Saga dengan bermain-main dengan hpnya.
Terdengar gumaman dari tempat tidur, Daniah bangun. Tapi ternyata Saga hanya bergumam dalam tidurnya. Hari ini sepertinya dia benar-benar terlambat bangun. Dia masih terlelap. kalau tidur, dia benar-benar terlihat tampan.
Sampai tiga kali Daniah bolak balik dari sofa ke samping tempat tidur.
“Selamat pagi Tuan.”
Setelah kelima kalinya, akhirnya laki-laki di hadapannya ini benar-benar bangun.
“Air.” Saga sudah duduk bersandar di tempat tidur. Daniah menuangkan air ke dalam gelas dari botol kaca, memberikannya dengan hati-hati kepada Saga. Setelah Saga menghabiskan minum, dia menyerahkan gelas itu. Tapi dia menjatuhkannya karena terkejut saat membuka mata, dan melihat Daniah.
Daniah yang panik, segera mengambil gelas yang terjatuh di atas tempat tidur. Untung gelasnya kosong, dia bernafas lega seperti selamat dari hukuman mati.
“Apa-apaan rambutmu itu?”
“Ia Tuan.”
Ini kan rambut yang sudah diluruskan, ini kan perintah darimu kemarin. Apa kamu lupa ingatan!
“Kenapa sekarang kamu tambah jelek begitu?”
Daniah menyentuh rambutnya.
Sialan, kan kamu yang menyuruhku begini.
“Saya meluruskan rambut saya kemarin.”
“Kenapa jadi tambah jelek begitu?”
“Tapi, Tuan yang menyuruh.saya meluruskan rambut saya kemarin.” Berusaha mengingatkan fakta, agar berhenti menghina dan mengatainya jelek.
“Jadi ini salahku, kamu jadi.jelek begitu.” Saga menjawab kesal.
Duarrr! Kenapa jadi seperti tersambar petir di siang bolong begini. Wajah Daniah semakin panik.
“Tidak Tuan, bukan begitu maksud saya.”
“Minggir, mana sandalku aku mau mandi.” Saga bangun dari duduk, mendorong Daniah dengan kata-katanya. Gadis itu mundur.
“Ba, baik Tuan.” Daniah meletakan sendal di dekat kaki Saga. “Saya sudah menyiapkan air.”
Aaaaaaaa, kenapa jadi begini si. Daniah sudah akan mengikuti langkah kaki Saga, tapi terhenti saat Saga berhenti melangkah.
“Beraninya kau menyalahkanku dengan tampang jelekmu setelah semalam tidur dan tidak menyambutku.”
“Maafkan saya Tuan.”
Daniah menundukkan kepalanya berulang. Fakta yang tidak bisa dia bantah.
“Jangan ikuti aku. Tunggu di sini dan pikirkan apa kesalahanmu.”
“Baik.”
Daniah lemas, menyeret kakinya. Duduk di sofa.
Apa aku mati saja ya. Persetan dengan urusan perusahaan ayah. Dia tidak tahu kan, aku antara hidup dan mati di sini. Sementara dia dan istrinya hidup dengan enak. Kenapa juga aku meluruskan rambutku, tapi jelas-jelas dia menyuruhku meluruskan rambut. Kalau pagi ini aku berdiri di depannya dengan rambutku yang biasanya, bisa-bisa gelas kaca tadi dilemparkan ke wajahku kan.
“Hahaha.”
Eh Apa itu, kenapa dia tertawa terbahak-bahak di kamar mandi. Apa dia sudah sinting.
Daniah lagi-lagi mendengar Saga tertawa dari dalam kamar mandi. Dia sudah merinding. Apa dia sedang merancang rencana membunuhku, sampai
sesenang itu.
Daniah berjalan mengambil sepatu. Menunggu Saga keluar dari ruang ganti baju dengan setelan jas rapinya.
Kenapa kau senang sekali menyentuh rambutku. Tahu tidak, itu membuatku merinding.
Saga menarik ujung rambut Daniah lagi seperti yang dia lakukan kemarin, saat Daniah berlutut memakaikan sepatunya.
“Kembalikan rambutmu ke bentuk semula.”
Seharusnya Daniah cukup menjawab baik, tapi sepertinya karena kesal dia lupa dengan aturan draf berlembar-lembar yang diberikan Sekretaris Han. Jadi dia menjawab dengan kalimat panjang.
"Kata salon ini hanya sementara, paling lama seminggu akan kembali normal.”
“Kau mau membuat mataku sakit karena melihat rambut jelekmu selama seminggu.”
Ini kan kau yang suruh juga sialan!
Daniah bangun.
“Duduk!” Perintah Saga sambil menatap Daniah tajam.
Eh kenapa sorot matanya menakutkan.
“Beraninya kau memelototiku.” Saga menempelkan telunjuknya di kening Daniah, Gadis itu sudah memejamkan mata siap menahan sakit. “Kau lupa, hanya dengan sekali menelepon aku bisa membatalkan semua bantuan ke perusahaan ayahmu. Aku bisa membuat mereka jadi gembel di depanmu sekarang.”
“Tidak Tuan, maafkan saya.” Tanpa sadar Daniah menyentuh tangan Saga. Menggenggamnya. Setelah tersadar dia melepaskan tangan itu. “
Maafkan saya Tuan, saya bersalah. Saya mohon maafkan saya. Saya akan mengembalikan rambut saya seperti sebelumnya.”
Saga menunjuk kening gadis itu lagi.
Beraninya kau berfikir tentang perceraian tanpa izin dariku. Aku bahkan belum puas bermain denganmu, jangan mimpi bisa lari dari.genggamanku.
"Memohonlah aku mengampunimu."
Daniah mengumpulkan nafas di rongga dadanya, menarik bibirnya sekuat tenaga agar bisa tersenyum. Wahai kalian pemilik medali, tolong anugrahi dia penghargaan akting paling menyedihkan.
"Tuan Saga, saya akan melakukan apa pun yang Anda katakan. Saya mohon selamatkan hidup saya dan keluarga saya."
Haha, aku suka ini, matamu yang membenciku dengan seluruh nyawamu. Tapi bibirmu tersenyum penuh semangat menggoda dan mencoba merayuku. Baiklah aku akan bermain-main denganmu lebih lama lagi.
Saga mencengkram dagu Daniah kuat. "Aku memaafkanmu hari ini."
BERSAMBUNG...............
baca lagi di th 2024 smabil senyum¹ sendiri lagi😍😍😍