NovelToon NovelToon
Istri Sewaan Tuan Muda

Istri Sewaan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor jahat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Haraa Boo

Dipaksa menikah dengan pria beristri membuat Delia berani berbuat nekad. Ia rela melakukan apa saja demi membatalkan pernikahan itu, termasuk menjadi istri sewaan seorang pria misterius.

Pria itu adalah Devanta Adijaya, seseorang yang cenderung tertutup bahkan Delia sendiri tidak tahu apa profesi suaminya.

Hingga suatu ketika Delia terjebak dalam sebuah masalah besar yang melibatkan Devanta. Apakah Delia bisa mengatasinya atau justru ini menjadi akhir dari cerita hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haraa Boo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi buruk

Perlahan Devan membuka mata, langit hitam dengan beberapa bintang yang berkelip seolah menyambut kesadarannya. Devan mengedarkan pandangannya ke sekeliling lalu ia mulai mencium bau busuk yang menyengat.

"Dimana aku?" gumamnya.

Rupanya ia sudah berada di atas tumpukan sampah.Tubuhnya yang terasa lemas kini bahkan sulit untuk digerakkan. Beberapa hewan seperti lalat, semut dan tikus pun sudah mengerumuni tubuhnya yang seperti mati rasa itu.

"Arkkkhh!"

Devan mengerang kesakitan saat mencoba menggerakkan kakinya, bersamaan dengan itu terdengar suara seperti gesekan tulang yang patah.

Sekarang tidak ada yang bisa Devan lakukan selain menunggu seseorang untuk menyelamatkannya. Tapi di tempat seperti ini, apa mungkin akan ada orang yang datang?

Devan sudah pasrah, setidaknya ia tidak mati di penjara yang diciptakan oleh Smith.

Berjam-jam Devan tergeletak disana. Sampai akhirnya ada sebuah mobil pengangkut sampah yang berhenti di tempat itu. Awalnya dia terkejut saat melihat Devan, karena dia pikir Devan sudah menjadi mayat.

Devan perlahan membuka matanya begitu mendengar ada suara deru mobil yang berhenti.

"Tolong, tolong selamatkan aku," ucap Devan lirih.

Pria itu mendekat perlahan untuk memastikan apakah Devan benar-benar manusia atau ini hanya sebuah ilusinya.

"Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya pria itu ketakutan.

Devan hanya menggeleng.

"Saya akan panggilkan ambulans," ucap pria itu sambil mengeluarkan ponselnya.

Devan menarik baju pria itu. "Jangan telfon ambulans, antarkan saya ke rumah."

"Tapi..."

Pria itu sempat ragu ketika melihat kondisi Devan yang sangatlah parah, namun ia akhirnya menurut.

Devan meminta pria itu mendekat lalu membisikkan sebuah alamat padanya.

"Saya akan memberikan imbalan berapa pun yang kamu minta," lanjut Devan.

Mendengar itu dia pun tergiur. Dengan susah payah ia mengangkat Devan di punggungnya karena memang kaki Devan yang tidak bisa digerakkan.

Begitu memasukkan Devan ke mobil, ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek

Anna yang waspada tidak langsung berbicara, ia memindai penampilan pria itu karena seragam yang ia kenakan cukup menarik perhatian Anna.

"Ada seorang yang meminta saya untuk diantarkan ke alamat ini," bisik pria itu sambil celingukan kesana kemari.

Anna yang langsung paham dengan sigap segera berlari ke mobil pria itu dan mendapati Devan sudah sekarat.

Tangan Anna gemetar dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dibantu pria itu Anna mengeluarkan Devan dari dalam mobil.

"Aku minta kamu rahasia hal ini dari siapapun," ucap Anna sambil menyerahkan sebuah cek.

Pria itu mengangguk paham lalu pamit undur diri.

Meski panik Anna berusaha untuk tetap tenang. Perlahan Anna mengambil kain basah untuk membersihkan luka yang hampir memenuhi sekujur badan Devan.

Namun Anna justru menangis, ia tak sanggup menyaksikan luka-luka itu. Lalu Dio datang dan menyerobot kain yang dipegang oleh Anna.

"Sebaiknya kamu berkemas, kita harus segera meninggalkan tempat ini."

"Kamu benar," ucap Anna sambil menyeka air matanya.

Saat tangan Dio ingin menyentuh wajah Devan, tiba-tiba Devan menggenggam tangannya.

Dio yang terkejut segera memanggil Anna. "Na.. Tuan Devan sudah sadar."

Devan mencoba berbicara meski sedikit kesulitan. "Antarkan aku melihat Belinda untuk terakhir kalinya."

Anna yang sudah menghampiri Devan berdecak kesal sambil melempar sebuah baju yang ada di genggamannya. "Apa masih belum cukup mereka menyiksa kamu sampai seperti ini. Kamu bener-bener..."

Dio mengangkat jari telunjuknya ke mulut, meminta pada Anna untuk berhenti berbicara.

"Krematorium di Hannover besuk jam 1, aku hanya ingin melihatnya dari jauh. Setelah itu kita bisa kembali ke Indonesia," ucap Devan dengan susah payah.

Dio mengangguk sementara Anna hanya bisa menghela napas panjang sambil berlalu meninggalkan Devan. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menyetujui keinginan Devan.

Esok harinya,

Dengan ditemani Anna, Devan sudah berada di sekitaran krematorium untuk menyaksikan proses kremasi Belinda. Mereka terpaksa bersembunyi di balik pohon besar karena memang kondisi Devan yang tidak memungkinkan.

Devan kini berada di atas kursi roda akibat siksaan yang didapat selama terkurung di rumah Smith. Apalagi tempat itu juga sudah dijaga ketat oleh anak buah Smith, mereka akhirnya hanya bisa melihat dari kejauhan.

Devan mengamatinya menggunakan teropong. Sebuah peti nampak sedang di bawa masuk ke area krematorium dan seluruh keluarga besar Smith hadir di acara itu. Lalu Devan tiba-tiba menurunkan teropongnya begitu ia melihat ibunda Belinda mendekap sebuah foto yang tidak lain adalah foto Belinda.

"Kenapa?" tanya Anna.

Devan menunduk menyembunyikan air matanya yang tiba-tiba menetes.

Anna yang tau akan hal itu menyodorkan sebuah sapu tangan dan diterima oleh Devan.

"Sudah, ayo kita kembali," ucap Devan usai menyeka air matanya.

Meski Devan tidak berkata apa-apa tapi Anna bisa ikut merasakan apa yang Devan alami saat ini karena Anna juga pernah merasakan kehilangan.

Anna mendorong Devan untuk pergi dari tempat itu. Mereka akhirnya kembali ke Indonesia dan Devan menjalani perawatan intensif selama enam bulan.

Tapi itu hanya untuk luka fisiknya, sedangkan luka dihati dan batinnya masih menghantui Devan hingga saat ini. Bahkan seorang Devan berubah menjadi dingin akibat dari kejadian itu.

Sampai detik ini Devan masih menyalahkan dirinya atas tragedi itu.

*****

2024, Indonesia

"Tidak!!!" teriak Devan

Devan terbangun dengan napas yang memburu, keringat dingin pun sudah bercucuran dari area pelipisnya.

Mimpi buruk tentang kejadian empat tahun silam kembali menghantui Devan. Ia segera bangkit lalu meneguk segelas air putih yang ada di atas nakas.

Sebenarnya sejak Delia ada di rumahnya, Devan sudah jarang bermimpi buruk, namun ada apa dengan hari ini? Apa mungkin ia merindukan Belinda?

Devan bergegas keluar dari kamar lalu berjalan menuju ruang kerjanya. Disana Devan membuka laci di mejanya lalu mengambil sebuah foto, dimana di balik foto itu ada sebuah tulisan 'Belinda 0212'

Sangat berat bagi Devan untuk membuka foto itu, namun ada sisi di dalam dirinya yang ingin kembali melihat foto itu. Mungkin ini cara Belinda agar ia selalu teringat padanya.

Tangan Devan sudah terulur untuk membalikkan foto itu. Namun..

Bughhh...

Suara itu membuat Devan menoleh. Devan meletakkan foto itu lalu menutup kembali lacinya. Ia segera keluar dan mendapati Delia sudah terduduk di lantai sambil memegangi kakinya.

"Aowww..."

"Kamu ngapain disini?" tanya Devan.

Delia justru nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kebetulan aku lewat terus lihat pintu kamarmu terbuka."

'Mampus kamu Del,' rutuk Delia dalam hati.

Delia pikir Devan akan marah padanya. Tapi Devan justru mendekat ke arahnya lalu berjongkok untuk melihat luka di kakinya.

"Kenapa kamu selalu ceroboh," tanya Devan ketus.

Delia hanya terdiam mengamati bagaimana Devan mencemaskan lukanya yang tidak seberapa itu.

Jika melihat Devan yang penuh perhatian seperti ini, rasanya Delia ingin berharap bahwa Devan benar-benar bisa menyayanginya. Namun saat teringat betapa kejam mulutnya Devan, Delia nampak meragukan hal itu.

Tanpa diduga Devan langsung menggendong Delia, membuat gadis itu sedikit terkesiap.

"Dev.. Aku masih bisa jalan, nggak har-"

BERSAMBUNG...

1
Haraa Boo
makasih kkak cntik🤩
Yoona
aku dh mampir juga, semangat nulis nya💞💞💞
Alia
Banyak plot twist nya, jadi makin kepo
Maira_
lanjut thor, sukaa🥰,
Bikin Devan salting terus sampe klepek-klepek sama Delia🥰🤭
Alia
kayanya Devan itu udah suka sama Delia sejak awal ketemu deh
Alia
Suka sama karakter Devan🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!