Ryo Seorang Idola Boy Band yang merupakan pewaris utama Rumah sakit terbesar di negara yang sedang menikmati masa puncak karirnya sebagai Idola. Ia yang dikagumi kaum hawa bak seorang pangeran pujaan selalu bermain dengan gadis manapun yang mau menyodorkan tubuhnya untuk ia nikmati.
Ciuman dengan seorang gadis biasa yang ia temui saat menari balet, membuatnya merasakan hal yang berbeda. Menemukan adanya seorang gadis yang tak mengidolakan bahkan membencinya, membuat Ryo seakan tertantang.
Penasaran dengan gadis yang menolaknya membuat Ryo justru larut dalam perasaan yang membuatnya merasakan namanya kerinduan.
Namun dihati sang gadis, justru terpatri nama Bams yang merupakan sahabat Ryo. Bams yang justru tak menyadari perasaan sang gadis justru hanya merasa kasihan pada gadis malang itu.
Novel vol.1 telah tamat. Sekarang berlanjut pada vol.2 dimana banyak terungkap hal mengejutkan!
Menguji kembali cara Ryo, Aira, Bams & Kiky mencintai pasangan mereka masing masing
CARAKU MENCINTAIM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafila Asda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lunch Box Misterius
Aira mendapat kabar bahwa beberapa hari ini Bams tidak akan ada disana. Ia harus kembali ke Rumah, karena mendapat kabar orang tuanya yang sakit mendadak. Aira sedikit sedih, tidak bertemu dengan Bams. Aira mengirim pesan ke Bams untuk memberi semangat dan tidak melupakan kesehatan. Bams membalas ‘kamu juga jaga kesehatan, makan makanan yang lebih bergizi lagi’
Hari baru menunjukan jam sebelas pagi. Aira tidak semangat melakukan kerjaan hari ini. Waktu terasa begitu lambat saat Bams tak ada disana.
“Ai! Ada kiriman di depan buat kamu katanya” beritahu temannya
Aira bergegas ke depan untuk melihat kiriman apa yang ia terima. Ternyata seorang pengantar Box Makan siang.
“Nona Aira?” tanya sang pengirim
“iya saya!” jawabnya melihat kembali apa yang terlihat disana
Sang pengantar menyerahkan boxnya.
“saya gak pesan!” jawab Aira lagi
“disini tertera diantar ke nona Aira gedung ME” jelas sang pengantar menunjukan aplikasi di handphone miliknya.
“iya saya Aira, tapi saya gak pesan” jelas Aira lagi. Karena pesanan itu bukan pesanan murah.
Harga makan segitu bisa ia gunakan untuk makan aku dua hari. benak Aira
“Saya cuma mengantar nona” jelasnya lagi
Aira jadi bingung. Ia akan membayar dengan mahal makanan yang tidak tau siapa pemesannya
“berapa bang?” tanyanya pada sang pengantar
“saya cuma mengantar nona” jawab sang pengantar lagi
Aira jadi bingung! Apa maksudnya. Apa mungkin orang salah kirim makan?
“Tolong tanda tangan disini!” dia meminta tanda tangan Aira dan bergegas ingin kembali
“sebentar!” pinta Aira
“saya gak perlu bayar?” tanyanya lagi
“disini tertulis sudah lunas!” jelas sang pengantar
“terima kasih!” ucap Aira melihat orang itu pergi begitu saja
Ia melihat kembali ‘lunch box’ yang barusan ia terima. Aira berpikir sejenak. Ia teringat Bams yang pernah melirik makan siangnya dan meminta ia memperhatikan gizi makanan. Dan dulu ia juga menerima makan siang dari Pak De, Ia tersenyum sendiri. Mungkin Bams yang mengirimnya.
Ryo memperhatikan Aira yang tersenyum menerima lunch Box. Ia pun ikut tersenyum.
‘makasih ya!’pesan Aira terkirim namun belum dilihat oleh Bams
Aira menikmati makan siang. Ia merasa melayang lagi. Bams benar benar perhatian. Hari berikutnya Aira menerima lagi lunch box dari Resto yang sama. Ia memoto lunch boxnya dan mengirim pada Bams. Melihat itu Bams senyum sendiri.
Kayanya Aira mendapat kotak makan dari ME! Benak Bams. Bams membalas dengan pesan
‘dinikmati ya!’ lengkap dengan icon senyuman
‘Thanks’ Aira membalas pesannya
Hari ini hari ke tiga Aira menerima lunch box. Ia mendengar Bams lusa akan kembali ke ME. Karena saat briefing pagi mereka menjelaskan untuk beberapa hari kedepan latihan untuk Boys lebih ditingkatkan. Mengingat waktu pementasan mereka sudah dekat. Karena ketidak hadiran Bams beberapa hari ini membuat membuat jadwal latihan terganggu.
Sore itu Aira hanya bersama Ryo di ruang latihan. Saat semua orang break. Ia memilih tinggal disana. Ia tahu, saat semua orang pergi maka hanya Aira yang berada disana untuk merapikan tempat itu sebelum mereka latihan lagi.
“kamu suka lunch boxnya?” tanya Ryo tiba tiba sambil memainkan tablet
Aira menoleh ke arah Ryo yang duduk santai di dekat jendela ruangan itu. Aira kaget, bagaimana Ryo bisa tau?
Ryo menoleh ke Aira yang tidak menjawab. Aira berpikir sejenak. Ia baru mengingat kemarin Ryo mendapat kiriman yang sama.
“suka!” jawabnya dengan senyuman senang
“aku juga!” jawabnya sambil tersenyum. Ryo mengira Aira mengetahui kalau dia yang mengirim selama ini. Ia tidak meneruskan obrolan dengan Aira. ia hanya senang merasa berdua saja dengan Aira disana. Meski Aira sangat sibuk sendiri dengan pekerjaannya.
Sore itu saat Aira pulang. Baru beberapa ratus meter ia mengayuh sepeda. Rantai sepeda tua itu lepas dan putus.
“aahh..” keluhnya melihat kondisi sepeda tua itu.
Ia berjalan menyusuri jalan itu. ia harus berjalan dua kilo meter mungkin, karena didaerah itu tidak ada bengkel atau toko tempat memperbaiki sepeda.
Hari mulai gelap, senja mulai menyelimuti bumi. Aira masih berjalan membawa sepeda yang rusak.
Tin tin.. suara klakson mobil.
Aira menoleh pada suara itu. Ada mobil Ryo di belakang. Ryo memarkir mobil tepat di depan Aira. ia turun dengan memakai topi hitam dan masker.
Ia langsung membuka pintu belakang mobil SUV yang ia bawa. Akhir akhir ini ia sering menggunakan mobil SUV karena ia mengharapkan kejadian seperti sekarang.
Ia langsung mendekat ke Aira yang terpaku melihat Ryo yang turun dari mobil itu. Ryo memasukan sepeda Aira tanpa bertanya atau berkata apa – apa.
“masuk!” pintanya ke Aira selagi ia memasukkan sepeda di belakang. Tapi Aira hanya bingung melihat sikap Ryo yang spontan. Ia tidak bergerak dari tempatnya. Hingga Ryo menutup pintu belakang. Ryo menyeret Aira untuk masuk ke mobil dengan cepat. Ryo takut ada orang yang mengenali mereka.
Aira bingung sendiri. Ia menoleh ke Ryo yang memutari & memasuki mobil dengan cepat. Mereka pergi dari sana tanpa bertanya atau bicara.
“kamu..!” Aira bingung mau ngomong apa
“Seat belt!” ucapnya pada Aira, karena peringatan di mobil itu selalu berbunyi.
Aira bergegas memasang seat beltnya.
“gimana kalau kita cari makan dulu?” Ryo meminta sesuatu yang aneh hari ini
“tunggu! Tunggu! Tunggu!” Aira masih bingung dengan sikap Ryo saat ini
“kenapa?” tanyanya santai
“a...” Aira bingung mau bicara apa
Ia masih bingung dengan situasi yang terkesan begitu cepat. Sikap Ryo yang spontan, tanpa bertanya atau meminta membuat Aira tidak bisa mengatakan apapun.
“eh.. turunin aku disini aja” pintanya pada Ryo saat mobil melewati salah satu persimpangan dimana Aira pernah memperbaiki sepeda.
“aku antar!” Ryo menjawab
“gak.. soalnya aku mau perbaiki sepeda ku” Aira menjelaskan
“jam segini mana ada yang buka” jawabnya masih sibuk menyetir tanpa menatap Aira dari tadi. Aira terdiam. Bener juga apa yang dikatakan Ryo.
“kita beli makan, terus bawa ke tempat kamu aja makannya, soalnya gak mungkin buat aku makan di luar” jelasnya
Aira terdiam dengan ucapan Ryo.
Iya benar, tidak mungkin baginya makan dengan gadis seperti ku. Pasti akan sangat memalukan ketika akan muncul di medsos besok. Benak Aira.
“kamu gak perlu lakuin itu” ucap Aira yang dengan nada datar dan pelan. Ryo menoleh melihat Aira yang tiba tiba seperti itu.
“aku kurang suka sama menu hari ini” jawab Ryo menjelaskan makan siang yang mereka terima hari ini kurang ia sukai
“aku berterima kasih banget kamu mau anterin aku pulang, tapi ..” Aira menolak Ryo yang ingin ke tempatnya
“oo.. ok ok” jawabnya mengerti
Seperti sebelumnya, Ryo mengantarnya pulang hingga kedepan pintu. Untuk kali kedua, Aira tidak memintanya untuk mampir.
Aira baru membuka pintu dan ingin segera masuk. Ryo menahannya
“kamu gak minta aku mampir?” tanyanya kali ini
“sorry.. gak“ Aira menggeleng pelan
Ryo tertawa kecil. Ia sudah berbaik hati mengantar Aira tapi dia tidak memintanya untuk mampir hanya sekedar menawarkan air putih. Aira merasa tidak nyaman dengan sikap Ryo saat itu. ia mengerti arti tawa kecil Ryo.
“ya sudah!” Ryo melambaikan tangan
Ryo pergi dari sana dengan senyum ditahan sendiri. Ada yang lucu rasanya.
Aira baru saja menyuap makan malam. Jam memang baru menunjukan jam delapan malam, Aira menyayangkan waktunya yang masih banyak tersisa. Padahal kalau ada panggilan kerjaan. Ia bisa menghabiskan 3 jam ini untuk menambah pundi pundi rupiahnya.
Suara dering ponsel terdengar kecil. Ia baru mengingat ponsel miliknya belum keluar dari dalam tas. Ia bergegas melihat, ternyata dari Bams, seseorang yang ia tunggu.
“halo” jawabnya ceria
“kamu dah pulang?” tanya Bams
“udah” jawabnya lagi
“oo... ya udah!” jawab Bams dengan nada lelah
“ada apa B?” Aira menanyakan karena mendengar nada suara Bams yang terdengar lelah
“gakpapa!” lanjutnya lagi
“kamu perlu sesuatu?” Aira menanyakan lagi
“tadinya aku pikir kamu di masih di ME!” lanjut Bams
“tadi pulang cepat” jelas Aira
“aku baru nyampe apartemen” jelasnya
“kamu mau aku kesitu?” Aira menawarkan diri
“gak perlu ai.. besok aja mungkin..lagian udah malam” jelas Bams
“gakpapa kok .. kalo kamu mau aku berangkat sekarang!” jelas Aira yang berhenti makan
“gak usah.. aku capek, mau istirahat” jelas Bams lagi
“oo.. OK!” jawabnya
Bams menutup telpon. Tadinya ia berpikir untuk meminta Aira datang, akan tetapi ia membatalkan niat karena ia tahu jarak rumah Aira yang lumayan jauh dan gadis itu pasti akan membawa sepedanya bukan naik taksi.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~