NovelToon NovelToon
Berondong Itu Adik Tiriku

Berondong Itu Adik Tiriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berondong / Ketos / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: NinLugas

Veltika Chiara Andung tak pernah membayangkan hidupnya akan jungkir balik dalam sekejap. Di usia senja, ayahnya memutuskan menikah lagi dengan seorang perempuan misterius yang memiliki anak lelaki bernama Denis Irwin Jatmiko. Namun, tak ada yang lebih mengejutkan dibanding fakta bahwa Denis adalah pria yang pernah mengisi malam-malam rahasia Veltika.

Kini, Veltika harus menghadapi kenyataan menjadi saudara tiri Denis, sambil menyembunyikan kebenaran di balik hubungan mereka. Di tengah konflik keluarga yang rumit, masa lalu mereka perlahan kembali menyeruak, mengguncang hati Veltika.

Akankah hubungan terlarang ini menjadi bumerang, atau malah membawa mereka pada takdir yang tak terduga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NinLugas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan tak terduga

Denis menggenggam erat tangan Veltika, menariknya dengan tegas hingga Veltika hampir terhuyung. Matanya menatap tajam ayah Veltika dan Caroline, seolah tak takut dengan kekuatan yang ada di dalam keluarga itu. Reaksi mereka pun langsung terlihat, terkejut dan bingung dengan tindakan Denis yang tak terduga. Veltika merasa campuran antara malu dan bingung, namun juga sedikit lega karena Denis ada di sana untuk melawan keputusan yang tidak diinginkannya.

“Veltika bukan barang yang bisa diputuskan oleh siapa pun selain dirinya sendiri,” kata Denis dengan suara rendah, namun tegas. Ia menatap ayah Veltika, yang kini tampak lebih terkejut daripada marah, dan Caroline yang matanya tampak melotot karena tidak menyangka Denis akan berani bertindak seperti ini.

Veltika menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan perasaan campur aduk dalam dirinya. Di satu sisi, ia merasa bersyukur ada seseorang yang memperjuangkan haknya, tetapi di sisi lain, ia juga merasa terpojok oleh situasi yang semakin rumit. “Denis, mungkin ini bukan tempat dan waktu yang tepat,” kata Veltika pelan, berusaha menenangkan keadaan yang semakin memanas. Namun Denis tetap menggenggam tangannya, tidak berniat untuk mundur.

“Aku tak akan mundur, Veltika,” jawab Denis, menegaskan niatnya. “Jika ada yang harus dibicarakan, itu adalah kita. Kita yang menentukan jalan kita, bukan orang lain.”

Teguran dari Denis menggema di ruang makan itu, mengubah suasana menjadi penuh ketegangan. Kini, Veltika harus membuat keputusan, apakah ia akan melawan restu orang tuanya atau mengikuti suara hatinya yang semakin mengarah pada Denis.

“Kami berpacaran,” sahut Denis tegas, suaranya penuh keyakinan. Kata-katanya menggema di ruangan itu, menambah ketegangan yang sudah ada. Semua mata langsung tertuju pada Denis dan Veltika. Caroline tampak terkejut, sedangkan ayah Veltika hanya terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja didengar.

Veltika menatap Denis dengan campuran rasa terkejut dan cemas. Ini adalah pertama kalinya Denis mengungkapkan hubungan mereka dengan begitu terbuka di hadapan orang tuanya. Di satu sisi, dia merasa lega karena Denis memperjuangkan mereka, namun di sisi lain, Veltika tahu bahwa ini akan membuat segalanya lebih rumit.

Caroline akhirnya memecah keheningan. “Apa maksudmu, Denis? Ini tidak ada dalam rencana kami,” ucapnya dengan nada tajam, mencoba mempertahankan kendali. "Veltika akan dijodohkan dengan Ben. Itu adalah keputusan yang sudah dipertimbangkan matang-matang oleh kami."

Veltika bisa merasakan ketegangan yang semakin memuncak, namun kali ini, ia memutuskan untuk berbicara. “Aku tidak ingin dijodohkan, Bu,” ucapnya dengan suara yang lebih tenang dari yang ia rasakan. “Aku punya perasaan pada seseorang, dan itu bukan Ben.”

Ayah Veltika akhirnya membuka mulut, meski suaranya terdengar lebih berat. “Veltika, kamu tahu kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Denis, apa yang kamu pikirkan? Kamu tahu hubungan ini bisa merusak banyak hal.”

Namun, Denis tidak gentar. “Saya tidak takut dengan konsekuensinya, Pak. Saya mencintai Veltika, dan saya akan membuktikan bahwa saya bisa membuatnya bahagia, dengan cara saya sendiri.”

Tiba-tiba, suasana yang penuh ketegangan itu terasa semakin tebal, dan Veltika merasa seperti berada di tengah medan perang antara perasaan, keluarga, dan masa depan yang tidak pasti.

Suasana di ruang makan itu seketika menjadi hening, hanya suara detak jam dinding yang terdengar jelas. Veltika terkejut, matanya membelalak mendengar kata-kata Denis. Tangan yang seharusnya menenangkan dirinya, malah terasa kaku dan dingin.

“Jauh sebelum kalian menikah, kami telah tidur bersama,” ucap Denis dengan nada yang tetap tenang meski kalimatnya bisa meluluhkan setiap tatanan harapan yang dibangun.

Caroline, yang sudah duduk di kursi dengan wajah penuh harapan, kini berubah menjadi wanita yang sangat marah. Tangannya menampar wajah Denis dengan keras, suaranya seperti guntur yang menggelegar, memenuhi ruangan dengan ketegangan yang membekukan.

“Brengsek! Kamu bahkan berani mengungkapkan ini di hadapan kami!” Caroline menahan tangis, wajahnya memerah karena amarah. “Ini lebih dari sekadar penghinaan!”

Veltika berdiri terdiam, tubuhnya kaku, tak tahu harus bereaksi seperti apa. Tamparan itu terasa seperti pukulan di dadanya, bukan hanya karena kejadian yang baru saja terjadi, tapi juga karena betapa beratnya kenyataan yang mulai terbuka di hadapannya. Denis, yang selama ini selalu tampak sebagai pelindung dan seseorang yang dekat dengan hatinya, kini menyatakan hal yang tak terduga.

Ayah Veltika hanya bisa memandang tanpa berkata apa-apa. Dalam diamnya, ia mungkin berpikir sama seperti Caroline, atau justru merasakan kegelisahan yang lebih dalam. Veltika tahu, semuanya akan berubah sekarang.

“Apa yang kamu harapkan dari semua ini, Denis?” Caroline bertanya dengan suara serak, menahan amarah dan kecewa. “Apa kamu tidak tahu apa yang kamu lakukan pada keluarga ini?”

Denis menarik napas dalam-dalam, meski terlihat sedikit terluka dengan tamparan Caroline, namun ia tidak mundur. “Saya hanya ingin Veltika tahu bahwa kami tidak bisa terus menyembunyikan masa lalu ini. Apa yang terjadi sebelumnya adalah bagian dari hidup kami, tapi sekarang saya hanya ingin bersama Veltika.”

Veltika terdiam, hatinya berperang. Tidak ada lagi kata-kata yang bisa keluar. Apa yang harus ia pilih? Keluarga, atau cinta yang baru mulai tumbuh?

Veltika merasa dunia di sekitarnya berputar, seperti sebuah badai yang tak terhentikan. Kepalanya berdenyut keras, perasaan vertigo yang datang tiba-tiba membuatnya kehilangan keseimbangan. Asam lambungnya mulai naik, sensasi asam yang menyakitkan menyebar di tenggorokan, semakin memperburuk keadaan. Kepalanya terasa berat, dan seolah-olah semua suara yang ada menghilang, hanya ada suara detak jantungnya yang cepat, dan suara napasnya yang terengah-engah.

Tangannya meraih meja di dekatnya untuk menopang tubuhnya yang mulai goyah. Wajahnya pucat, dan matanya mulai kabur. Veltika ingin berbicara, tetapi bibirnya terasa kaku, dan kata-kata yang ingin keluar terjebak dalam kerongkongan. Apa yang terjadi? Kenapa semuanya tiba-tiba terasa begitu berat?

Caroline dan ayahnya yang masih terdiam tidak menyadari betapa Veltika sedang berjuang dengan perasaannya sendiri. Denis, yang seharusnya bisa menjadi penopang, malah justru membuat keadaan semakin rumit. Tidak hanya masalah keluarga yang menggunung, tetapi tubuhnya juga tidak bisa menghadapinya dengan tenang.

Denis, yang awalnya hanya menatap dengan penuh tekad, kini mulai menyadari kondisi Veltika. Melihat tubuhnya yang terhuyung-huyung, Denis segera melangkah maju, menggenggam tangannya dengan lembut. "Veltika, kamu baik-baik saja?" tanyanya khawatir, matanya penuh kekhawatiran.

Namun Veltika hanya bisa menggelengkan kepala, berusaha keras untuk menenangkan diri. Tubuhnya mulai terasa lemas, dan ia hanya ingin keluar dari ruangan itu, melarikan diri dari pertengkaran yang tidak ada habisnya. Tapi di sisi lain, ia tahu bahwa melarikan diri tidak akan menyelesaikan masalah. Apa yang harus ia lakukan?

Veltika terjatuh dengan lembut, tubuhnya ambruk begitu saja ke dalam pelukan Denis yang cepat meraihnya. Denis, yang merasa khawatir dan panik, segera memeluknya erat. Wajahnya tampak penuh kecemasan, matanya berkilat, berusaha mencari tanda-tanda kehidupan dari tubuh Veltika yang tampak tak bergerak.

"Veltika... Veltika!" Denis memanggil nama Veltika dengan lembut, mencoba membangunkannya. Tangannya memegang pipi Veltika dengan hati-hati, merasakan udara hangat yang masih mengalir dari pernapasannya. "Tolong, bangun... kamu nggak bisa seperti ini."

Caroline dan ayah Veltika yang semula terkejut dengan kejadian ini, kini terlihat lebih panik. Mereka mencoba mendekat, khawatir dengan kondisi Veltika. "Veltika, sayang, bangunlah," ucap Caroline, suaranya terdengar cemas. Dia meraba tangan Veltika yang terkulai, berusaha menstabilkan situasi yang semakin tegang.

Ayah Veltika, yang tampak lebih tenang, segera mengangkat telepon genggamnya, memanggil bantuan medis. "Kita butuh dokter, cepat," katanya dengan tegas, meskipun jelas terlihat raut kecemasan di wajahnya.

Denis tetap memeluk Veltika, merasakan ketegangan yang semakin memuncak. Ia berusaha menenangkan dirinya dan Veltika, berbisik pelan di telinganya, "Veltika, dengar aku... semuanya akan baik-baik saja, aku di sini."

Tapi Veltika tetap terdiam, tubuhnya terkulai tanpa reaksi. Denis merasakan gelombang kepanikan yang semakin besar. Dalam hati, ia hanya bisa berharap Veltika segera sadar. Ia tidak bisa membayangkan jika terjadi apa-apa pada wanita yang sangat berarti baginya.

Beberapa menit kemudian, tim medis datang, dan mereka segera memeriksa keadaan Veltika. Denis tidak bisa berpaling, matanya terfokus pada Veltika, berharap wanita itu segera membuka mata dan memberinya senyuman seperti biasanya.

1
Widyasari Purtri
q mampir kak.setangkai mawar untukmu
NinLugas: terimakasih
total 1 replies
Nikodemus Yudho Sulistyo
Menarik. pasti lebih banyak intrik nantinya. lanjut...🙏🏻🙏🏻
NinLugas: iya ni mau lanjut nulis lg, semngt juga kamu ka
Nikodemus Yudho Sulistyo: tapi menarik kok. semangatt...
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!