" Aldara kamu dipindahkan Kerumah Sakit Jiwa Cabang dengan merawat Tuan Gracio Adyson"..
Sontak membuat Aldara terkejut saat Kepala Rumah Sakit mengatakan perpindahan Lokasi kerja..
Siapa yang tak mengenal Gracio Adyson? Pria yang bertahun-tahun sakit dengan gangguan mentalnya, yang tak suka melihat orang tiba didepannya..
Hal itu membuat Aldara menjadi sedikit menciut karena dia tau dengan rumor yang ada..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Disisi lain, Gracio hanya diam tanpa biacara apapun bukan mengamuk namun dia seperti orang yang kehilangan arah dan pandangannya selalu kosong..
Elmira dan Adam selalu menjenguk Gracio namun tidak ada satu katapun yang dikeluarkan oleh Gracio..
Julian memeriksa Gracio namun kondisinya sekarang baik-baik saja, namun mereka menjadi pusing dan bingung saat melihat pandangan Gracio kosong..
" Tuan dan Nyonya, keadaan Tuan Gracio sangatlah baik-baik saja tidak ada hal yang serius lagi".. Kata Julian
" Tapi mengapa dia hanya diam dan tidak memadang kami ada disini Dokter?".. Tanya Adam sambil melihat ke arah Gracio
" Sepertinya ada sesuatu yang sedang dipikirkan oleh Tuan Gracio sehingga membuat dia tidak melihat ada orang disekitarnya".. Sahut Julian sambil tersenyum
Elmira dan Adam hanya bisa pasrah, setidaknya dia bisa ada dekat Gracio..
Kembali lagi di Aldara, kini Aldara duduk dibantu oleh Delvaro dan Angga dimana Aldara mendapatkan luka dibagian kepala, tangan Aldara patah akibat benturan yang keras itu,
" Bagaimana keadaan Gracio?".. Tanya Aldara menbuat Delvaro dan Angga membuang nafasnya dengan kasar
" Saat dia tau kamu terluka karena dia, dia menjadi kehilangan arah dan tak memperdulikan orang disekitarnya".. Ucap Angga sambil menguapi makanan ke arah Aldara
" Aku ingin kesana".. Kata Aldara membuat Delvaro dan Angga terkejut
" No! Kamu baru saja siuman Aldara".. Ucap Delvaro
" No!.. No!.. No!.. " Ucap Angga sambil menggelengkan kepalanya
" Baiklah jika kalian berdua tidak ingin membawaku kesana, aku akan kesana sendirian".. Ucap Aldara sambil mengambil air infusan nya itu seketika membuat Delvaro dan Angga menuruti kemauan Aldara..
" Haaa, baiklah, baiklah ayo kita kesana".. Sahut Delvaro dengan pasrahnya..
Kini Angga menggendong Aldara untuk duduk dikursi roda, sedangkan Delvaro memegang botol infusannya itu..
Angga pun mulai mendorong Aldara untuk menemui Gracio, entah mereka berdua sangat kalah jika Aldara sudah mengancam mereka..
Kini Angga telah mendorong kursi roda Aldara dimana wajahnya begitu senang saat ingin keruangan Gracio,
Setibanya disana Aldara melihat ada Mommy dan Kakek Gracio mereka menatap ke arah Aldara saat Aldara masuk keruangan itu..
Saat mereka berdua ingin berbicara namun Aldara memberi tanda jangan pake suara dulu, Aldara yang melihat Gracio hanya menundukkan kepalanya dengan pandangannya sangat kosong..
Apa yang dikatakan Delvaro dan Angga ternyata benar begitu menyesalnya dia telah berlaku kasar kepada Aldara..
Tepat didepan Gracio, namun dia tidak melihat disekitarnya..
" Gracio Adyson".. Panggil Aldara dengan nada yang lembut
Seketika Gracio mengangkat wajahnya dan menatap kedepannya. Mommy dan Kakeknya sangat terkejut melihat respon yang diberikan Gracio kepada Aldara..
Jlbek!!!...
" Awww".. Meringis Aldara saat Gracio tiba-tiba memeluk Aldara namun mengenai tangan kirinya yang patah itu..
Aldara hanya tersenyum, respon Gracio sangat baik kepada dirinya namun tidak orang lain.. Aldara masih mengelus-elus punggung Gracio dengan lembut..
" Hey mengapa menangis?".. Tanya Aldara yang begitu kaget melihat Gracio menangis
Mommy dan Kakeknya Gracio serta Delvaro dan Angga masih jelas memerhatikan bagaimana responnya Gracio kepada Aldara, terutama di CCTV jelas terlihat Julian sedang memperhatikan dengan wajahnya sedih..
Julian sangat iri, Aldara begitu baik kepada Tuan Gracio namun kepada dirinya selalu dingin dan menghindar..
" Ma-afkan a-ku".. Kata Gracio dengan nada yang terbata-bata
" Maaf untuk apa?".. Tanya Aldara dengan lembut namun masih mengelus punggung Gracio
" Telah menyakitimu".. Ucap Gracio namun masih memeluk erat Aldara
" Aku akan memaafkan, tapi ada syaratnya".. Ucap Aldara sambil senyum