Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Awal hidup bersama.
Bernard duduk di tepi tempat tidur, dia melihat leher dan dada Viona penuh bercak merah hasil karyanya.
Ada semacam rasa bangga tersemat dihatinya melihat tanda merah tersebut. Bernard mengulurkan tangannya pada Viona.
"Mari ku bantu ke kamar mandi" ucapnya lembut.
"Tidak apa-apa biar aku sendiri" kata Viona seraya melilitkan selimut ke tubuhnya.
Perlahan Viona turun dari tempat tidur, menjejakkan kakinya ke lantai berkarpet.
Tapi saat dia melangkah, Viona merasa perih di selangkangannya, begitu ngilu.
"Kenapa?" Bernard dengan langkah cepat mendekati Viona.
"Sakit!" Viona meringis, dia menggigit bibir bawahnya menahan sakit.
Bernard menarik selimut dari tubuh Viona, sontak membuat Viona kaget, tubuhnya yang polos jadi terlihat seluruhnya.
Viona menutup dadanya dengan tangannya, dan bagian bawah dia merapatkan kedua pahanya untuk menutupi daerah intimnya.
Bernard hampir tertawa melihat tingkah istrinya itu, bukankah dia sudah melihatnya tadi semua.
Bahkan dia sudah merasakan daerah intimnya yang sangat menggairahkan itu.
Bernard mengangkat tubuh Viona, lalu menggendongnya ke kamar mandi.
Membuat Viona menjerit kecil karena kaget diangkat Bernard dengan tiba-tiba.
Dengan otomatis Viona mengalungkan tangannya ke leher Bernard, wajahnya bersemu merah menahan malu.
Perlahan Bernard meletakkan Viona di bawah shower.
Bernard membantu Viona membersihkan diri, dari sela-sela paha Viona masih ada sedikit sisa darah hasil dari pembukaan selaput daerah intimnya tadi.
"Apakah masih terasa sakit?" tanya Bernard hati-hati, dia menggosok daerah paha Viona dengan sabun.
"Kalau dibawa berjalan terasa sakit karena bergesekan!" kata Viona pelan, wajahnya masih memerah.
Viona sangat malu karena ini pengalaman pertamanya, dia merasa canggung dengan keadaan ini.
Bernard mengecup kening Viona.
"Maaf" ucapnya pelan, Bernard jadi merasa bersalah.
Viona menggeleng kan kepalanya, dipandangnya wajah Bernard yang ikut basah karena membantunya mandi.
"Mungkin karena baru pertama kali jadi terasa perih" kata Viona.
Bernard mengulurkan tangannya membelai pipi Viona, dan tangan yang satu lagi menarik tengkuk Viona.
Bernard tidak tahan melihat bibir ranum Viona, perlahan diciumnya kembali bibir istrinya itu.
Dibawah shower mereka berciuman, saling mengulum merasakan sensasi bibir pasangannya masing-masing.
Bernard merasakan ereksi lagi, dia mengangkat tubuh Viona. Meletakkan Viona diatas wastafel, mengangkat kaki Viona untuk memudahkannya merasakan Viona lagi.
Viona diam saja apa yang dilakukan Bernard padanya, bibirnya masih menempel dibibir Bernard.
Viona merasakan ereksi Bernard yang membesar memasukinya lagi, Viona tersentak menjerit kecil.
Bernard mengulum bibir Viona untuk menahan jeritan nya.
"Maaf, kamu sangat menggoda istriku, aku tidak bisa menahan diri" gumamnya serak di sela-sela ciumannya.
Kali ini mereka melakukan dengan cepat, dan lenguhan tertahan mereka terdengar dikamar mandi menyelesaikan aktivitas mereka.
Mereka saling berpelukan sebentar untuk meredakan deru nafas mereka yang memburu.
Bernard menurunkan Viona dari atas wastafel, membawanya kembali kebawah shower.
Bernard akhirnya mandi lagi, setelah selesai mandi dia menggendong kembali Viona keluar dari kamar mandi.
Mereka masuk kedalam walk in closet untuk berpakaian.
Bernard tidak membiarkan Viona berjalan, dia membopong Viona untuk turun makan malam.
"Biarkan aku jalan, kalau pelan-pelan sepertinya bisa untuk dibawa jalan!" kata Viona berusaha untuk turun dari gendongan Bernard.
"Tidak, aku yang membuat kamu sakit, biarkan aku bertanggung jawab!" kata Bernard tetap membopong Viona untuk turun makan.
Viona tidak membantah lagi, ini awal mereka berumah tangga. Harus saling mengerti dan memaafkan, karena dia merasa cintanya terasa semakin dalam pada Bernard.
Kedepannya dia harus bisa untuk beradaptasi dengan Bernard menjalani biduk rumah tangga mereka.
Bersambung.....