Catharine Briana Wilson dan Cathalina Andromeda Wilson adalah saudara kembar identik yang sengaja dipisahkan sejak bayi oleh sang ibu
Catharina yang tinggal bersama orang tuanya harus menghadapi kepahitan hidup setelah sang ibu meninggal dunia dan ayahnya menghadirkan ibu tiri untuknya
Memiliki ibu tiri yang jahat, adik tiri teratai putih dan ayah jenderal bajingan, Cathalina yang mengantikan posisi sang kakak yang dibunuh pada saat pernikahannya berniat membalas dendam
Menginjak-injak mereka dan menjadikan mainan! Mata dibalas dengan mata !
Memiliki suami yang lumpuh dan kejam,Cathalina akan membuatnya bertekuk lutut dan membayar semua penghinaan yang diberikan lelaki tersebut kepada sang kakak.
Putri yang luar biasa dengan berbagai macam keahlian yang akan menggemparkan kekaisaran Lunox.
Bahkan kaisar membutuhkannya untuk bertahan hidup dan mengamankan singhasananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PENGALIHAN ISU
Selina yang berhasil membuat kekacauan di dalam istana Benedict mempergunakan Selir Daysi kini mulai menjalankan rencana berikutnya untuk mengalihkan perhatian Raja Dexter sepenuhnya dari kecurigaannya pada dirinya.
Setelah memastikan kondisi aman, Selina segera menyelinap kedalam kamar pelayan dan memasukkan bubuk bius yang dipergunakannya untuk membius semua pelayan dan pekerja serta beberapa prajurit yang berjaga demi memuluskan serangan prajurit kematian yang kaisar kirim untuk melenyapkan Raja Dexter.
Melihat beberapa prajurit Benedict masuk kedalam kamar para pelayan di paviliun utama untuk melakukan penggeledahan, Selina yang bersembunyi diatas pohon merasa lega karena dirinya tak terlambat untuk menempatkan barang bukti sehingga pelaku bisa tertangkap dan dirinya bisa terbebas dari kecurigaan.
Pelayan yang dibalik pakaiannya tersimpan bubuk bius berteriak tak terima dan mengatakan jika dirinya hanya difitnah.
“Bukan saya!. Benda itu bukan milikku! Aku pasti difitnah!”, ujarnya sambil meronta-ronta ketika diseret untuk dimasukkan kedalam penjara sebelum Raja Dexter menginterogasinya.
Menemukan bukti sesuai kesaksian semua orang jika mereka merasa ngantuk setelah meminum sup daging yang dimasak oleh Selir Daysi pun kembali menggeledah paviliun utama dengan seksama.
Selir Daysi hanya bisa terdiam sambil mencengkeram ujung gaunnya tak percaya jika kemalangan akan kembali menimpahnya.
Baru saja dirinya mendapatkan peringatan keras, kini sup daging yang semula dimasaknya untuk Raja Dexter namun ditolak sehingga dia memberikannya kepada para pelayan untuk dimakan tanpa tahu jika ternyata gara-gara sup tersebut semua orang terjatuh tak sadarkan diri.
Entah hukuman apa yang akan Raja Dexter berikan kepadanya nanti melihat jika barang bukti ditemukan didalam kamar pelayan yang ada dipavilun utama.
“Kenapa hidupku menjadi sial seperti ini! apakah ini semua ulah wanita idiot itu! iya, pasti ini ulahnya ”, batinnya bermonolog.
Selir Daysi sangat yakin jika kejadian ini adalah ulah Catharine karena dia sangat yakin semua bahan –bahan yang dimasukkannya kedalam sup sama sekali tak mengandung bubuk bius.
Pasti ada seseorang yang menambahkannya dan itu pasti ulah wanita idiot tersebut yang memang tak menyukainya sejak awal.
Raja Dexter yang mendapatkan laporan dari para prajurit Benedict yang melakukan penyelidikan memutar cincin ditangannya sambil berguman pelan “Jadi, penyusup itu ada dipavilun utama”, ujarnya datar.
Kilatan dingin terpancara dari kedua mata Raja Dexter ketika menyebut paviliun utama, membuat semua orang bergetar ketakutan.
“Hanya seorang pelayan rendahan. Kurasa dia hanya korban pengalihan saja”, ujarnya memprediksi.
Bukan hanya Raja Dexter saja yang merasa jika pelayan yang kedapatan memiliki bubuk bius tersebut hanya korban fitnah, tapi Derreck juga merasakan hal yang sama.
Keduanya sangat tahu bagaimana kaisar Emerald, dia tak akan seceroboh itu dengan meninggalkan barang bukti di tempat.
“Hukum cambuk 30 puluh kali pelayan itu bersama kepala koki dan kepala pelayan Roger dihadapan semua pelayan agar bisa menjadi pelajaran bagi siapa saja agar mereka tak menjadi lengah”, perintahnya tegas.
Saat ini, Raja Dexter masih akan melihat sejauh mana kakak tirinya itu akan bertindak setelah topeng wajahnya berhasil dia singkap.
“Derreck! Selidiki lebih dalam mengenai penyerangan yang terjadi kepadaku lima tahun yang lalu dan selidiki juga mengenai Daysi karena aku merasa ada yang janggal dari peristiwa itu”,ucapnya tajam.
Setelah melihat wajah asli Selir Daysi hari ini, mendengar perintah Raja Dexter, Derreck jadi curiga jika penyelamatan yang dilakukan oleh Daysi lima tahun yang lalu bukanlah suatu kebetulan.
Dan jika itu memang scenario yang dibuat maka Derreck sangat yakin, Raja Dexter tak akan pernah mengampuninya.
“Baik, segera dijalankan!”, jawab Derreck patuh.
Setelah kepergian Derreck, burung hantu putih milik sang adik yang sudah sangat lama tak berkunjung kini tampak bertengger manis didahan pohon diluar jendela ruang kerja Raja Dexter.
Begitu jendela dibuka, burung hatntu putih tersebut segera masuk dan bertengger dibahu Raja Dexter.
“Bocah nakal itu, akhirnya pulang juga”, gumannya senang.
Sudah dua tahun lamanya, sang adik meninggalkan ibukota setelah dia marah kepadanya karena menyerahkan tahta kepada kakak pertamanya yang bagi sang adik sangat tak layak sebab dia bukanlah anak sah yang lahir dari rahim seorang selir rendahan yang sangat ambisius.
Dixion yang merasa jika otak sang kakak telah dicuci oleh ibu Selir dan kakak tirinya merasa kecewa sehingga diapun meninggalkan ibukota.
Dan sekarang, Raja Dexter mendengar adiknya akan kembali, tentu saja dia merasa sangat senang dan segera menyuruh para pelayan untuk membersihkan kamar sang adik yang berada tak jauh dari kamarnya.
Meski tak tahu kapan pastinya Dixion datang, setidaknya jika kamarnya telah siap maka kapanpun adiknya itu datang, dia bisa segera menempatinya dengan nyaman.
******
Waktu cepat berlalu, tak terasa sudah satu minggu lamanya Catharine mengobati kaki Raja Dexter yang kini telah mengalami kemajuan pesat.
Meski masih belum bisa digunakan untuk berdiri, setidaknya kedua kaki Raja Dexter sudah bisa digerakkan dan hal ini tentu membawa kebahagiaan tersendiri bagi Raja Perang tersebut.
Catharine yang ingin secepatnya lepas dari istana Benedict pun mencurahkan banyak waktu untuk mempelajari beberapa resep yang akan dipergunakan untuk mengobati kaki raja Dexter agar bisa cepat berdiri.
“Nona, ini ada surat dari kediaman Wilson”, ujar Lili sambil membawa sebuah surat ditangannya.
Catharine pun segera membuka isi surat tersebut dan tersenyum tipis dengan sejuta dendam disorot matanya.“Akhirnya tiba juga waktu aku untuk menginjakkan kakiku disana”, gumannya dalam hati.
“Lili, tulis balasan jika aku akan datang tiga hari lagi”, ujar Catharine sambil memberikan surat yang tadi dibukanya kepada Lili untuk disimpan.
Setelah tempat tinggalnya rusak parah dan statusnya telah naik menjadi Putri Benedict, Catharine pun tinggal dikediaman utama bersama Raja Dexter namun berada dihalaman samping karena hanya kamar tersebut yang ukurannya paling luas.
Selain dipergunakan sebagai kamar, Catharine juga menggunakannya sebagai ruangan yang khusus dipergunakannya sebagai laboratorium untuk menguji, meracik dan membuat aneka obat-obatan dengan memberikannya sekat agar dia bisa melakukan aktivitasnya dengan leluasa.
Catharine membuat laboratorium didalam kamar agar tak diketahui oleh orang lain karena penyakit yang diderita oleh Raja Dexter ini bersifat rahasia.
Kemampuan medis Catharine yang luar biasa ini juga berusaha dirahasiakan oleh Raja Dexter dari orang luar.
Bahkan Raja Dexter juga telah mengancam dokter kekaisaran yang kini sering berkonsultasi dengan Catharine mengenai berbagai macam hal yang berkaitan dengan dunia medis juga diancam untuk tutup mulut karena tak ingin istrinya menjadi incaran orang jahat yang ingin mempergunakan keahliannya itu untuk hal buruk.
Malam ini, seperti biasa Catharine akan memberikan pengobatan kepada Raja Dexter didalam ruang rahasianya agar tak ada yang menganggu selama dia melakukan pengobatan yang memerlukan konsentrasi penuh.
“Tiga hari lagi aku akan berkunjung ke kediaman Wilson. Ibu menyuruhku untuk pulang”, ujar Cathari diawal sesi pengobatan dengan santai.
“Apa perlu aku temani?”, tanya Raja Dexter basa-basi.
“Tidak usah. Aku tidak akan menginap jadi aku akan pulang saat makan malam tiba”, ujar Catharine santai.
Tak ingin mendapatkan pertanyaan mengenai keluarga yang belum pernah dia temui, Catharine pun segera memberikan akupuntur dan menyuruh Raja Dexter menutup mata sambil menghirup dupa obat yang dia pasang disamping ranjangnya.
Selian untuk relaksasi, dupa obat yang dipasang oleh Catharine juga berguna untuk membantu memperlancar aliran darah sehingga proses akupuntur yang dilakukannya bisa berjalan maksimal.