Nama ku, Muhammad Nathan Mahendra. Aku suka berulah pada kakak angkat ku. Namanya Loly Indah Permatasari. Dia cantik seperti namanya Indah Permatasari. Aku tergila-gila dengannya. Rasa gengsi yang membuat ku suka jahil dengannya. Karena tak ingin Loly mengetahui jika aku menyukainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
"Iya, Sayang... makasih. Semoga saja doa-doa Loly dikabulkan oleh Allah swt. Bunda nggak mau kehilangan laki-laki yang sangat Bunda sayangi."
"Iyaa, Bunda. Nathan pasti berumur panjang. Bunda pasti bisa menyaksikan Nathan menikah, punya anak."
"Hmmm.. anak Bunda satu ini, omongannya udah nikah-nikah yaa?" Bunda Fifia memencet hidung Loly gemas.
"Hehe... Loly 'kan udah 27 tahun, Bund. Udah besar." Ucap Loly bergaya manja. Bunda Fifia terkekeh kecil.
"Iyaa, iyaa."
.
.
.
"Loly, hari ini kamu nggak ke cafe?" Tanya Bunda Fifia saat makan.
Loly menggeleng. "Enggak, Bund."
"Loly, Bunda mau ikut Ayah ke kantor nemenin Ayah. Kamu nggak papa di rumah sendiri?"
Loly tersenyum simpul. "Cieee.. yang masih romantis-romantis an. Iyaa, Bund, nggak papa kali. Bunda kalo mau ikut Ayah, ikut aja. Loly di rumah."
Bunda Fifia mengangguk.
"Yaa udah, Bund, kita berangkat sekarang. Udah agak siang. Loly, kamu jaga diri baik-baik di rumah yaa. Ayah sama Bunda pergi dulu."
Loly mengangguk. "Iyaa, Ayah." Loly mencium punggung tangan Bunda Fifia dan Ayah Fari secara bergantian.
"Bunda pergi dulu. Hati-hati di rumah." Bunda Fifia mengecup kepala putrinya yang terbalut hijab.
Loly mengangguk.
Loly melanjutkan sarapannya seorang diri. Setelahnya ia membersihkan piring kotor, mencucinya dan menatanya di rak piring.
Loly kembali ke kamarnya, merebahkan dirinya di atas ranjang dengan bermalas-malasan. "Bosen di rumah nggak ngapa-ngapain. Ke kost an Silvia aja kali yaa. Pasti dia nggak kerja."
Loly bersiap-siap untuk pergi menemui Silvia. Sebelum itu ia mampir ke Indomar*t terlebih dahulu untuk membeli beberapa camilan.
.
.
.
"Tumben amat loe naik ojol? Biasanya naik mobil, atau nggak di anter si Nathan." Ucap Silvia saat Loly turun dari motor ojek online.
"Nah itu dia masalahnya. Gue ke sini mau curhat. Di dalem daahh!" Loly nyelonong masuk begitu saja ke kost-an Silvia merebahkan tubuhnya di atas kasur.
"Gue udah tau! Loe 'kan kalo ke sini emang mau curhat doang. Kalo gak curhat, gak bakal ke sini." Ketus Silvia.
'hehe.. emang bener sih! Aku datang kalo curhat doang, kalo enggak ya nggak ke sini.' ucap Loly dalam hati.
"Bawel! Nih cemilan." Loly mengacungkan plastik yang berisi aneka macam cemilan dan mie instan.
"Wuuuiiihhh.. mantep! Mulai deh ceritanya." Silvia langsung mengambil salah satu makanan ringan dan merobeknya. Loly duduk berhadapan dengan wanita berkacamata tebal itu.
"Eehh bentar-bentar, gue mau cek handphone dulu. Kali aja si Nathan udah bales pesan gue."
Segera Loly mengeluarkan handphone dari dalam tas. 'Yes, udah ceklis dua. Tapi kok belum dibalas ya? Telepon aja deh!' ucap Loly dalam hati.
"Bentar yaa, gue telepon Nathan dulu."
"Hmmm..." Sahut Silvia, mulutnya penuh oleh isi makanan ringan.
Tak lama kemudian, telepon Loly diangkat.
"Nathaaann..." Loly langsung berteriak histeris sampai Silvia terlonjak kaget.
"Wooyy, biasa aja kali!" Sewot Silvia.
Loly mengerutkan keningnya karena tidak ada sahutan dari sebrang sana. Lebih tepatnya Nathan diam.
"Nathan... Nat, Nathan." Masih sama nggak ada suara. Hanya helaan napas yang terdengar.
"Nathan, kamu marah sama aku? Nat.. Nathan kok diam aja sih? Benci ya sama Aku?"
Silvi menghentikan makannya, menghampiri Loly mengusap-usap punggungnya. Air mata Loly mulai menetes membasahi pipi mulusnya.
"Nathan, Aku tau, aku salah. Aku udah lancang masuk kamar kamu. Baca buku agenda harian kamu. Nguping obrolan kamu sama Ayah Bunda. Aku minta maaf..." Ucap Loly ditengah isak tangisnya. Masih belum ada tanggapan. Lagi-lagi, helaan napas yang ia dengar.
"Nathan.. jangan diemin Aku... A-aku kangeen..." Loly merunduk mengusap air matanya. Sepertinya Nathan nggak mau bicara. Dia benar-benar marah padanya. Apa mungkin benci? Pikirnya.
"Aku juga kangen. Udah dulu yaa."
Loly mendongak langsung berdiri.
"Na..."
Klik
Baru saja Loly mau ngomong, Nathan sudah matiin teleponnya.
"Iish, dasar Nathan breeewookk!" teriak Loly kesal.
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu
semangat untuk up date nya
Loly sdh mulai cemburu
jangan di gantung cerita nya thor
menyala Nathan
semangat untuk up date nya
semoga cepat up date nya
semangat untuk up date nya
semangat untuk up date nya
seru cerita nya
semangat untuk up date nya