Spin off "Touch me mr. Cassanova"
🍁🍁🍁
"Kak, ini beneran kita menikah?"
Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil seorang Mikhayla Nolan.
Belasan tahun menyandang status sebagai seorang adik, kini tiba tiba ia berganti status menjadi seorang istri.
Kok bisa?
Kenapa?
Mikha merasa seperti mimpi buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
...~Happy Reading~...
"Papiiiii" Mikha, yang baru saja pulang dari perayaan ulang tahunnya, langsung menghambur ke arah ayahnya, Edward, yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya di Italia. Dengan penuh antusias, Mikha memeluk ayahnya erat-erat.
"Selamat ulang tahun, Sayang! Maaf ya Papi baru pulang, cup!" ucap Edward sambil mengecup kening putrinya dengan lembut.
Mikha tersenyum lebar. "Kadonya mana?" tanya Mikha, langsung mengingatkan ayahnya dengan canda.
Mikha memang tidak pernah mau melewatkan kesempatan untuk menagih hadiah, terlebih di hari spesialnya.
"Mikha, duduk dulu, makan dulu. Masa langsung nagih kado begitu!" Faiza, ibu Mikha, menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat kelakuan putrinya.
"Kan Mikha udah makan, Mi tadi. Makanya mana kadonya, Mami juga belum kasih Mikha kado loh!" Mikha menambahkan dengan ekspresi manja nya.
Edward dan Faiza saling bertukar pandang, lalu menghela napas berat. Mikha memang selalu begitu enerjik dan penuh semangat, tak pernah kehilangan kesempatan untuk membuat orang tuanya tersenyum.
(Mirip siapa?)
Di hari ulang tahun Mikha yang ke-17, gadis itu sudah pergi sejak pagi tadi, jam tujuh pagi, dan baru pulang sekarang, sekitar jam sembilan malam.
Edward tahu, ini bukanlah hari yang mudah untuk Mikha. Walaupun ia baru pulang dari Italia dan tak bisa merayakan ulang tahun Mikha di waktu yang tepat, ia sudah berusaha meminta maaf dan memberikan ucapan langsung dari hatinya.
Namun, Mikha tetap tak bisa menahan rasa kecewa karena kehadiran ayahnya yang terlambat.
"Assalamu'alaikum," suara Calvin, kakak Mikha, tiba-tiba terdengar saat ia masuk ke ruang makan bersama adik bungsunya, Keynan.
"Walaikumsalam," jawab Edward dan Faiza lembut, tersenyum sambil melambaikan tangan. "Kamu sudah makan, Nak?" tanya Edward, perhatian.
"Sudah, Mi. Calvin langsung istirahat aja ya," jawab Calvin singkat, melirik Mikha yang masih sibuk menunggu kado dari orang tuanya.
Kedua orang tuanya hanya menganggukkan kepala, lalu melanjutkan percakapan mereka. Namun, begitu Calvin pergi, Mikha segera duduk kembali di meja makan, menatap kedua orang tuanya dengan serius, seakan ingin menyampaikan sesuatu yang penting.
"Mami, Papi, tahu nggak?" tanya Mikha dengan nada berbisik, meskipun suasana di meja makan tidak terlalu ramai.
"Enggak!" jawab Edward dan Faiza kompak, terkejut karena Mikha terlihat sangat serius.
"Ihhh, Mikha belum selesai ngomong!" Mikha mencubit pipi ayahnya, agak kesal.
"Apaan sih, Mikha?" Faiza bertanya sambil menyimak, matanya sedikit menyipit karena penasaran.
"Tadi... kak Calvin berantem sama kak Flora," Mikha akhirnya membuka cerita, suaranya lebih pelan karena ia tidak ingin membicarakan masalah ini terlalu keras.
Seketika, Edward dan Faiza langsung menatap putrinya dengan ekspresi bingung. "Berantem?" tanya Edward ragu.
Mikha mengangguk pelan, kemudian melanjutkan, "Terus kak Flora nangis dan pergi. Tapi kak Calvin nggak ngejar kak Flora."
Mendengar ini, kedua orang tua Mikha hanya terdiam, saling menatap satu sama lain dengan wajah cemas. Tidak ada yang bisa mereka katakan pada saat itu, dan Mikha bisa merasakan ketegangan yang tiba-tiba mengisi ruang makan.
"Kenapa Kak Calvin nggak ngejar?" mami Faiz bertanya lagi, kali ini dengan nada bingung.
Ia tahu, hubungan antara Calvin dan Flora tidak pernah sebaik dulu, tapi ia tidak pernah membayangkan bahwa mereka bisa berantem di depan umum seperti itu.
Edward menepuk-nepuk meja dengan berat. "Mikha, kamu yakin yang kamu lihat tadi itu benar? Kak Calvin benar-benar tidak mengejar Flora?"
Mikha mengangguk cepat, "Iya, Pi. Kak Flora langsung pergi, dan kak Calvin cuma ngeliatin aja."
Faiza menghela napas pelan, menatap Mikha dengan serius. "Kalian berdua memang selalu tahu cara membuat kami khawatir."
Edward mengusap wajahnya, tampak berpikir keras. "Tapi kenapa, ya? Kenapa kak Calvin tidak mengejar Flora? Biasanya, dia akan melakukan segalanya untuk menjaga hubungan mereka."
Mikha hanya bisa menggelengkan kepala. "Mikha juga nggak tahu, Pa. Tadi aku cuma ngeliat dari jauh, dan rasanya... ada yang nggak beres."
Suasana menjadi semakin canggung. Faiza menatap Edward, seolah ingin menanyakan pendapatnya. "Apa kita harus bicarakan ini dengan Calvin?"
Edward menghela napas panjang. "Mungkin kita perlu bicara. Tapi bukan sekarang, Sayang"
"Ya sudah, nanti kita bicarakan lagi setelah semuanya lebih tenang. Sekarang, Mikha, kamu mandi dan istirahat." ucap Faiz.
"Kadonya mana?" lagi dan lagi Mikha masih. menagih hak nya.
"Astaghfirullah, kamu masuk kamar kamu dulu, baru tanya!" ucap Faiza yang sudah mulai kehabisan kesabaran.
"Oh berarti udah di kamar! oke deh, makasih Papi, Mami. anak cantik nya masuk kamar dulu, good night, love you cup cup," pamit gadis itu mengecup pipi kedua orang tua nya bergantian lalu segera berlari menaiki tangga menuju kamar.
'Astaga, ini anak siapa sih!" keluh Faiza dalam hati sambil memijit pelipisnya.
...~To be continue......
papi bisa JD perkedel..
Calvin kyke kambing ilang..
Mikha np km mlh crita ma ortu km coba
aya aya wae ari si mikha😂😂
bukan adik ipar tapi adik yang jadi istrinya ☺️☺️
masih anak2 tapi kamu juga bisa bikin anak,,eeeh