Deskripsi Novel: "Bayang di Balik Jejak"
Di kota kecil Rivermoor yang diselimuti kabut, sebuah rumah tua bernama Rumah Holloway menyimpan rahasia kelam yang tidak pernah terungkap. Sejak pembunuhan brutal bertahun-tahun lalu, rumah itu menjadi simbol ketakutan dan misteri. Ketika Detektif Elena Marsh, yang penuh ambisi dan bayangan masa lalu, ditugaskan untuk menyelidiki kembali kasus tersebut, dia segera menyadari bahwa ini bukan sekadar pembunuhan biasa.
Jejak-jejak misterius membawanya ke dalam jaringan ritual gelap dan pembunuhan berantai yang melibatkan seluruh kota. Setiap langkah yang diambilnya memperdalam keterlibatannya dengan sesuatu yang lebih jahat daripada yang pernah ia bayangkan. Namun, ancaman terbesar justru datang dari bayang-bayang yang tak kasatmata—dan nama Elena ada di daftar korban berikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
Elena menggenggam pedangnya dengan kuat, bersiap menghadapi makhluk besar yang berdiri di hadapannya. Namun, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar. Suara gemuruh mengerikan mengguncang seluruh ruangan, dan dinding batu hitam yang mengelilinginya mulai bergetar, seakan-akan ada sesuatu yang bangkit dari kedalaman dunia ini.
Makhluk itu tersenyum lebar, matanya berkilau dengan kesenangan yang menakutkan. “Kau belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, Elena,” katanya, suaranya menyalak keras, menggetarkan udara di sekitarnya. "Semua yang kau lihat, semua yang kau rasakan, adalah bagian dari takdir yang lebih besar. Dunia ini adalah ciptaan yang lebih kuno daripada yang bisa kau bayangkan."
Elena mendekat, tetap memegang pedang dengan erat, meskipun hatinya bergetar. “Takdir yang lebih besar? Apa yang kau maksud?” Suaranya terdengar penuh keraguan.
Makhluk itu tertawa, suaranya berderak seperti tulang yang patah. "Kau sudah terjebak dalam lingkaran yang tidak bisa kau hancurkan. Dunia ini, dan semua yang terjadi padamu, semuanya adalah hasil dari keinginanmu sendiri. Pedang itu, Liam, bahkan dirimu sendiri—semua adalah bagian dari rencana yang lebih besar."
Tiba-tiba, tubuh Elena terasa kaku. Seberkas cahaya melintasi matanya, dan sekejap kemudian, ingatan-ingatan yang terlupakan mulai muncul dalam pikirannya. Wajah-wajah yang tidak dikenalnya, suara-suara yang sepertinya berasal dari dunia yang jauh—semua itu datang menghujam dengan kekuatan yang luar biasa. Elena terjatuh, lututnya menyentuh tanah yang keras.
"Ini tidak mungkin," bisik Elena, mencoba untuk menahan kepalanya yang pusing.
Makhluk itu mengangkat tangannya, dan dinding batu yang mengelilinginya mulai mengeluarkan suara mengerikan, seolah-olah terbelah. Di tengah-tengah ruangan, sebuah pintu besar yang tertutup rapat mulai terbuka perlahan, mengeluarkan cahaya gelap yang memancar keluar, menghisap seluruh ruangan.
"Dengarkan, Elena. Semua yang kau lakukan, semua yang kau pilih—itu bukanlah pilihanmu. Ini adalah siklus yang berulang," kata makhluk itu dengan suara penuh penekanan. "Kau adalah bagian dari eksperimen yang telah dimulai sejak berabad-abad lalu. Dunia ini bukan hanya tempat yang terkutuk. Ini adalah ruang yang diciptakan untuk membentuk dan menghancurkan mereka yang mencoba mengubah takdir."
Elena menatap makhluk itu, rasa bingung dan ketakutan merayap ke dalam jiwanya. “Kau bilang aku bagian dari eksperimen? Apa maksudmu?” tanyanya, suara hampir tak terdengar.
Makhluk itu melangkah lebih dekat, mengelilinginya dengan langkah yang lambat dan menghantui. "Selama berabad-abad, mereka yang mencoba untuk mengubah dunia ini telah terjebak dalam eksperimen yang lebih besar. Mereka mencari kekuatan untuk mengendalikan takdir, tetapi mereka hanya membangun ilusi yang lebih gelap. Dunia ini adalah salah satu dari banyak dunia yang ada—semua dunia yang kau kenal, yang kau pikir nyata, hanyalah bayangan dari kenyataan yang lebih besar. Dan kau, Elena, adalah kunci untuk semuanya. Pedang itu adalah alat untuk memecahkan siklus ini, tetapi hanya dengan pengorbanan yang lebih besar."
---
Kebenaran yang Mengerikan
Saat Elena mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan makhluk itu, dinding batu di sekelilingnya mulai memudar, dan tempat yang gelap ini mulai terbuka, mengungkapkan sebuah pemandangan yang membuatnya terperangah. Di depan matanya, Elena melihat sebuah ruang besar, seperti ruang tak terbatas yang dipenuhi dengan ribuan cermin. Setiap cermin menampilkan gambar yang berbeda—gambar dirinya, tapi dalam versi yang berbeda.
Beberapa cermin menunjukkan dirinya sebagai seorang gadis yang bahagia, bermain di taman; yang lain menunjukkan dirinya sebagai seorang pejuang yang tegar, penuh darah dan luka. Tapi ada satu cermin yang menampilkan dirinya dengan mata yang kosong, tubuhnya hancur, dan wajahnya dipenuhi dengan luka-luka yang tidak bisa dijelaskan. Cermin-cermin ini, semuanya mencerminkan Elena dalam bentuk-bentuk yang mengerikan—kehidupannya yang berbeda-beda, semuanya dengan akhir yang tragis.
“Kau sudah mulai melihatnya,” kata makhluk itu, suaranya menyelinap ke dalam pikirannya. "Semua dunia ini adalah cerminan dari perjalananmu. Setiap pilihan yang kau buat, setiap langkah yang kau ambil, menciptakan dunia baru. Dan di setiap dunia, ada bayangan dari diri kalian yang terperangkap dalam pengulangan yang sama. Tak ada yang bisa keluar."
Elena terdiam, mencerna setiap kata yang keluar dari makhluk itu. Dunia ini, setiap dunia yang telah dia alami, semuanya adalah sebuah siklus tanpa akhir. “Jadi, semuanya sia-sia? Tidak ada cara untuk keluar dari sini?”
"Semua itu tergantung pada bagaimana kau memilih," kata makhluk itu, semakin mendekat. “Kau bisa melanjutkan siklus ini, menjalani takdirmu, dan hidup dalam bayangan tanpa akhir. Atau kau bisa menghancurkan semuanya—termasuk dirimu sendiri."
Elena merasa darahnya berdesir mendengar kata-kata itu. “Aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku tidak peduli apa yang kalian coba lakukan, aku akan menghentikan semuanya!”
Makhluk itu mengangkat alisnya, dan tiba-tiba ruangan itu berguncang, cermin-cermin mulai pecah satu per satu, masing-masing meledak menjadi serpihan-serpihan kaca yang berserakan di sekitar Elena. Cahaya yang datang dari pintu yang terbuka mulai memudar, berubah menjadi kegelapan yang semakin pekat. Di tengah kekosongan itu, Elena merasakan tubuhnya terangkat, seolah-olah dia sedang dihisap ke dalam lubang yang sangat dalam.
“Jika kau tidak bisa mengatasi dirimu sendiri, maka dunia ini akan mengatasi semuanya untukmu,” kata makhluk itu, suaranya bergema di setiap sudut.
---
Pilihan yang Menghancurkan
Tiba-tiba, Elena terbangun kembali, kali ini di sebuah ruangan yang asing—sebuah ruangan yang dipenuhi dengan cahaya terang yang menyilaukan. Di hadapannya berdiri seorang pria yang sangat familiar, tetapi wajahnya penuh dengan ketegasan yang tidak dikenalnya.
"Liam?" Elena berbisik, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Kau... kau masih hidup?"
Liam tersenyum dengan lembut, namun matanya menyimpan rasa sakit yang dalam. "Elena, aku harus memberitahumu kebenaran yang lebih besar. Kebenaran yang telah lama aku simpan dari dirimu."
Sebelum Elena bisa merespon, dia merasakan tubuhnya terhuyung, seolah-olah ada kekuatan lain yang mengendalikannya. Liam mendekat, menyentuh bahunya dengan lembut. “Kau harus tahu, dunia ini bukan hanya tentang kita. Ini lebih besar dari sekadar kita berdua. Kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar, dan jika kita tidak berhati-hati, kita akan terjebak selamanya dalam siklus ini.”
Kata-kata itu menggema di telinga Elena. Untuk pertama kalinya, dia merasakan sebuah kebenaran yang lebih gelap mengalir melalui dirinya. Ada sesuatu yang jauh lebih jahat dari yang pernah dia bayangkan. Dunia ini tidak hanya terjebak dalam ilusi—tetapi semuanya adalah bagian dari permainan yang jauh lebih berbahaya daripada sekadar kehidupan dan kematian.
~Y~