kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13.Topik Sensitif
Beberapa saat berlalu.Setalah melewati dinginnya malam, Andika akhirnya tiba di kamar kosnya.
'Tok... Tok.... Tok....
Andika nampak mengetuk pintu kamar kosnya secara perlahan.
Dengan sangat cepat, Ana segera berlari dari atas ranjangnya untuk membukakan pintu.
"Dik, Sorry banget ya, sumpah. Aku nggak bermaksud ngusir kamu, Dik. Please jangan marah ya?"ucap Ana dengan matanya yang agak memerah itu. Ia nampak terlihat cukup sedih melihat bahwa teman sekamarnya terusir dari kamarnya sendiri.
" Nggak apa-apa kok, tadi cuma aku lupa diri saat di taman.Ada pria tua pecatur yang memberikan tantangan, buat kalahkan dia dalam 5 langkah."balas Andika sambil meletakkan barang-barangnya di lantai.
"Eh? Terus.... Terus?" tanya Ana penasaran.
Andika tak membalasnya dengan kata-kata, namun hanya memamerkan 20 lembar uang kertas 5 ribuan yang telah diperolehnya.
"Menang dong. Yah, yang tadi memang agak mudah sih. Besok mau coba lagi aku. Sorry juga ya, lama balasnya."Lanjut Andika sambil tersenyum.
Meskipun tak banyak, setidaknya uang itu bisa sedikit meringankan bebannya selama hidup di kota Bandung ini.
" Gila. Keren banget kamu, Dik."balas Ana dengan senyum lebar di wajahnya.
"Nggak streaming?" tanya Andika.
"Nih baru mau siap-siap. Tapi..... Makasih ya udah mau maafin aku. Buat minta maaf, kamu mau apa, Dik? Mumpung aku belum streaming, bakal aku turutin deh."balas Ana.
Saat mengatakan kalimat itu, Ana nampak terlihat sangat cantik dan menggoda di mata Andika.
Tubuhnya yang agak tinggi, digabungkan dengan badannya yang ramping namun cukup berisi di beberapa bagian, pasti akan menggoda siapapun yang melihatnya.
Tapi tentu saja, Andika masih sadar diri dan lebih memilih untuk setia kepada pacarnya.
Sekalipun, mungkin saja Ana akan menuruti sedikit kemauan "nakal" nya.Andika takkan membiarkan keinginan itu menguasai dirinya.
Maka dari itu......
"Traktir makan dong. Lapar aku. Lagi hemat juga aku."balas Andika dengan senyuman yang ramah.
Wajah Ana yang sebelumnya terlihat sudah siap untuk permintaan " nakal " apapun yang diinginkan oleh Andika, kini berubah sepenuhnya. Tergantikan warna merah samar-samar di sekitar kedua pipinya.
"Eh.Itu doang?" tanya Ana sekali lagi, untuk memastikan permintaan Andika barusan.
"Maksudnya."Andika pura-pura bingung.
" Ya.... Ya. Siapa tau aja pengen sesuatu yang lain."Balas Ana sedikit memancing.
Wajah Ana nampak sedikit malu-malu ketika . mengatakannya.
Siapapun pasti akan tergoda saat melihat kecantikan dan pesona manis dari Ana. Begitu juga sebaliknya, semua orang pasti juga akan jatuh hati kepada Andika jika melihat penampilannya yang rupawan itu.
"Enggak.Pengen makan aja."balas Andika sambil tertawa ringan. Berusaha mengalihkan topik pembicaraan yang " nakal" ke arah yang normal.
"Oke, kalau ada yang masih buka, pesan bakso ya?" ucap Ana.
Andika terlihat menganggukkan kepalanya, lalu kembali menyibukkan dirinya kembali dengan beberapa buku yang ada di atas mejanya. Kali ini ia nampak mempelajari perangkat keras dari komputer itu sendiri.
Meskipun tak memiliki modal atau peralatan untuk praktek secara langsung, Andika masih tetap bisa memperoleh ilmu kasarnya dari buku yang ia baca itu.
Tak lama kemudian, bakso yang dipesan pun telah tiba,keduanya nampak memakannya di meja masing-masing. Dengan sesekali bercerita mengenai apa saja mengenai apa saja yang mereka lalui hari ini.
"Terus ya, Dik. Tadi masa pacarku minta punyanya dia di masuk in ke mulut aku sampai dalam banget, aku tolak kan. Terus dia kayak ngambek gitu." ucap Ana setelah meneguk es teh dalam gelas plastik itu.
"Hah?"
Andika terlihat sangat terkejut dengan ucapan Ana barusan. Karena bukannya topik tersebut cukup sensitif, tapi pihak yang bersangkutan itu sendiri yang kini berada di hadapannya justru ia yang mengatakannya secara langsung.
"Aku bilang kan, masa di mainin kayak biasanya aja kurang enak. Terus dia bilang mau pake ini aku." ucap Ana sambil merapatkan kedua dadanya itu menggunakan telapak tangannya.
"Hmm... An. Kayaknya Jangan bahas ini sama aku deh. Aku ngerti kalau kalian memang hobi begituan, tapi aku gak terbiasa dengan hal semacam kayak gitu. . . ... "balas Andika dengan wajah yang sedikit memerah itu.
Ana sendiri nampak kelihatan kebingungan dengan respon Andika. Karena biasanya Ana dan Rama biasa membahas hal semacam itu dengan wajah yang hanya datar.
" Ja... Jangan bilang kamu juga cerita kayak gini sama teman sekampus kamu, An?"tanya Andika dengan tubuh yang agak gemetar.
"Hmmm.... Enggak sih. Tapi .....Kalau di ingat-ingat lagi aku nggak punya banyak teman di kampus sih. Nggak. Kayaknya malah nggak punya sama sekali."balas Ana.
" Hah.... Kok bisa? "tanya Andika keheranan.
" Kan aku habisin waktu aku cuma sama Rama terus. Jadi, ya jarang kumpul sama teman-teman kampus yang lain."
Kayaknya kamu yang pertama deh, yang jadi teman dekat aku, Dik. Padahal baru kenal juga, hahaha!!"sambung Ana tertawa lebar di wajahnya.
Jika orang yang tidak mengetahuinya, Ana terlihat seperti gadis periang seperti biasa yang dijumpai di banyak tempat.
Namun siapa sangka, gadis ini seakan-akan sudah terbiasa melakukan hal-hal "nakal" seperti itu bersama dengan pacarnya.
Bahkan sampai-sampai melakukan berbagai hal gaya yang aneh selama berhubungan berdasarkan dari cerita Ana yang ditangkap oleh kepala Andika.
Pembicaraan mereka terus berlanjut, sambil kadang berganti topik yang berbeda. Namun pada akhirnya Ana kembali yang membahas. Mengenai berbagai hal yang sering dilakukannya bersama dengan Rama.
"Eh tapi Dik, ini beneran lho. Kayaknya kamu akan sering nunggu di luar deh sampai agak malam. Soalnya entah kenapa pacarku lagi pengen terus-terusan. Kalau kamu mau apa, bilang aja Dik?" ucap Ana setelah menghabiskan makanan dan minumannya.
"Enggak kok, aku nggak masalah nunggu diluar. Besok mungkin aku akan ke perpus aja dulu jika pacar kamu mau datang."balas Andika.
" Nggak mau aku kasih servis? Buat ganti rugi?"
Pertanyaan Ana barusan membuat Andika memiliki segudang pertanyaan tentangnya. Membuat Ana itu sendiri terlihat layaknya orang gampangan yang mau melakukannya dengan siapa saja.
Tapi.....
"Bentar, kamu jangan mikir yang aneh-aneh tentang aku ya? Aku pernah ngelakuin itu semua cuma dengan Rama saja. Kalau kamu, Ini kondisi istimewa. Nggak enak juga kan kalau kamu denger terus tentang ini dan aku nggak kasih kamu sesuatu. Lagian juga...... "lanjut Ana yang dimana kini pandangannya tertuju pada bagian diantara kedua paha Andika. Menunjukkan sesuatu yang cukup besar nampak timbul di balik celana jeansnya.
'Gleeek!!
Andika hanya bisa menelan ludah, melihat ada seorang gadis yang kini berada di hadapannya dengan wajah memerah. Jelas-jelas nampak mau menerima permintaan nakalnya.
Tapi di sisi lain, Andika juga berpikir.Kalau ini mungkin adalah sebuah ujian. Ujian untuk melihat kesetiaannya terhadap Nova.
Bersambung......
Semangat yahhh