NovelToon NovelToon
Istri Kesayangan Tuan Dev

Istri Kesayangan Tuan Dev

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Eli

Aleena Salmaira Prasetyo adalah anak sulung dari keluarga Prasetyo. Dia harus selalu mengalah pada adiknya yang bernama Diana Alaika Prasetyo. Semua yang dimiliki Aleena harus dia relakan untuk sang adik, bahkan kekasih yang hendak menikah dengannya pun harus dia relakan untuk sang adik. "Aleena, bukankah kamu menyayangi Mama? Jika memang kamu sayang pada Mama dan adikmu, maka biarkan Diana menikah dengan Angga". "Biarkan saja mereka menikah. Sebagai gantinya, aku akan menikahimu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta Pertunangan Diana Dan Angga Part 2

"Mah, kenapa Aleen belum sampai juga? Hampir semua tamu sudah berkumpul sejak tadi. Apa dia tidak akan datang? Padahal kita sudah mengatakan pada Fandy kalau dia pasti datang".

Diana terlihat panik karena sampai saat ini Aleen masih belum tiba di acaranya.

"Kamu tenang saja. Aleen pasti akan datang. Bukankah kita sudah mengancamnya menggunakan orang tua kandungnya? Kamu fokus saja pada acaramu sebentar lagi acara tukar cincin"

Bu Dona menenangkan Diana dan memintanya tetap fokus pada acaranya.

"Baiklah".

Tak lama Aleen dan Dev tiba di tempat perjamuan. Semua mata tertuju pada pasangan itu saat mereka memasuki ruangan.

Aleen dan Dev terlihat sangat serasi. Mengenakan pakaian dengan warna senada mereka terlihat sangat anggun dan berwibawa.

"Bukankah itu putri sulung pak Bastian?"

"Ya. Yang aku dengar harusnya dia yang bertunangan dengan Angga hari ini, tapi karena dia berselingkuh jadi digantikan oleh adiknya. Apa mungkin itu pria yang jadi selingkuhannya?"

"Pantas saja dia lebih memilih selingkuhannya daripada Angga. Pria itu jauh lebih tampan"

Hampir semua orang berbisik membicarakan Aleen karena tidak banyak yang tahu identitas Dev.

"Aku tidak menyangka kalau reaksi semua orang akan seperti ini. Ku kira mereka sudah melupakan kejadian saat pesta itu"

Aleen bicara dengan suara yang sangat kecil dan hampir berbisik. Dia juga memegang tangan Dev lebih kencang dari sebelumnya.

"Tidak perlu gugup. Ada aku disini, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun".

Dev menenangkan Aleen dengan suaranya yang lembut sambil memegang tangannya.

"Justru karena aku bersamamu jadinya aku gugup. Aku takut kalau mereka juga mempermalukanmu karena datang bersamaku".

Aleen menanggapi Dev lagi dengan berbisik.

"Tidak usah berpikiran macam-macam. Nikmati saja pestanya. Aku yakin kamu akan senang berada disini"

Dev bicara disertai senyum yang manis hingga membuatnya terlihat semakin tampan. Meskipun Aleen menatapnya dengan heran karena tidak mengerti dengan ucapannya.

"Bagaimana aku bisa senang jika saat ini aku berada di kandang serigala berbulu domba"

Interaksi antara Aleen dan Dev membuat Angga merasa cemburu dan menatapnya dengan tatapan kesal.

Diana juga terlihat kesal setelah menyadari kalau yang jadi pusat perhatian saat ini adalah Aleen dan Dev bukannya dia dan Angga. Bahkan Angga yang jadi tunangannya pun terus memperhatikan Aleen sejak dia datang.

"Kak Aleen aku senang Kakak datang tepat sebelum aku dan kak Angga tukar cincin"

Diana mendekati Aleen dengan senyum palsu dan sikap yang ceria.

"Karena semua tamu sudah hadir, kita bisa mulai acaranya. Silahkan untuk para orang tua untuk maju ke depan dan memberikan sambutan"

Pak Bastian dan ayah Angga pun memberikan sambutan secara bergantian. Disaat yang sama Citra mendekati Aleen dan bicara dengan sedikit berbisik padanya.

"Kak Aleen, bagaimana Kakak bisa datang bersama pak Devin? Apa kalian sangat akrab sampai dia mau menjadi partner Kakak untuk datang ke pesta?"

Citra berdiri disebelah Aleen berbisik padanya.

"Bagaimana kamu kenal Dev?"

Aleen menatap Citra dengan tatapan heran.

"Tanteku yang diluar negeri mengenal pak Devin, jadi dia memberitahu papa kalau pak Devin kembali ke negara ini"

Aleen menoleh pada Dev saat Citra bercerita padanya. Dev tidak mengatakan apapun dan tetap memperhatikan ayah Angga yang sedang memberikan sambutan.

"Terima kasih untuk kedua keluarga yang telah memberikan sambutannya. Sekarang tiba saatnya untuk acara inti, yaitu tikar cincin. Pasangan utama kita silahkan maju ke depan"

Diana dan Angga pun maju ke depan dan berdiri dengan saling berhadapan. Diana mengulurkan tangan lebih dulu agar Angga dapat menyematkan cincin di jari manisnya, setelah itu giliran Angga yang mengulurkan sebelah tangannya untuk menerima cincin di jari manisnya.

Prok prok prok

Semua tamu bertepuk tangan setelah Angga dan Diana saling bertukar cincin. Pesta pun kembali dilanjutkan dengan jamuan makan.

"Kak Aleen, bisa ikut aku sebentar? Aku ingin memberikan beberapa barang milikmu yang kakek simpan saat masih kecil"

Diana menghampiri Aleen dan bicara dengan ramah padanya.

Aleen menatap Dev lebih dulu sebelum dia mengikuti Diana.

"Dev, aku tinggal dulu. Aku janji akan segera kembali!"

"Baiklah"

Aleen mengikuti Diana setelah Dev menganggukkan kepalanya. Saat itu Angga mendekati Dev untuk bicara padanya.

"Sebenarnya apa hubunganmu dengan Aleena? Apa kalian benar-benar bermain dibelakangku saat itu?"

Angga bertanya dengan sikap yang dingin dan sinis.

"Kenapa kamu baru tanyakan itu sekarang? Bukankah ini sudah terlambat? Sekarang sudah tidak ada gunanya lagi kalaupun kamu tahu kebenarannya"

Dev menanggapi dengan sikap yang tenang dan penuh wibawa.

"Aku hanya sekedar ingin menghilangkan dugaanku saja. Aku sudah lelah karena selalu berusaha menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi hari itu. Apakah Aleen benar-benar melakukannya atau tidak"

Angga terlihat putus asa saat dia bicara dengan Dev.

"Sayangnya aku tidak ingin membicarakannya denganmu. Jadi teruslah berada dalam rasa tidak percayamu!", ujar Dev dengan sikap yang dingin.

...****************...

Sementara itu Aleen mengikuti ibunya ke salah satu kamar di lantai atas yang telah lama tidak dia kunjungi.

"Mah, sebenarnya apa yang ingin kalian tunjukkan padaku? Apa yang kakek tinggalkan?", tanya Aleen pada sang ibu yang berjalan didepannya.

"Sesuatu yang harusnya menjadi milikmu sejak awal"

Dahi Aleen semakin berkerut mendengar ucapan sang ibu.

"Memangnya ada yang harusnya menjadi milikku sejak awal dirumah ini?"

Bu Dona sama sekali tidak menjawab pertanyaan Aleen

"Aku yang harusnya menjadi milikmu sejak awal"

Saat Aleen menanyakan itu, mereka tiba disebuah kamar. Aleen terdiam menatap pemuda yang berdiri dihadapannya.

"Apa maksudmu? Aku tidak pernah memiliki ikatan apapun denganmu! Bahkan aku tidak mengenalmu!"

Aleen membantah ucapan Fandy dan langsung berbalik pergi untuk kembali ke tempat pesta.

"Orang tua kita yang membuat janji seperti itu! Harusnya kamu menikah denganku! Sudah seharusnya kamu menuruti ucapan orang tua kan?!"

Fandy menahan Aleen dengan memegang pergelangan tangannya yang kecil dengan erat dan bicara dengan nada tinggi padanya.

"Lepaskan! Mereka bukan orang tuaku! Aku tidak punya kewajiban untuk mengikuti keinginan mereka!"

Aleen menanggapi ucapan Fandy dengan tegas.

"Aleen, kamu itu putri sulung Mama, jadi sudah seharusnya kamu membantu Mama!"

Bu Dona ikut bicara agar Aleen mau berhubungan dengan Fandy.

"Mah aku tidak mungkin menjalin hubungan dengan orang ini! Sekarang aku sudah punya Dev!"

Aleen dengan tegas menolak permintaan sang ibu.

"Pria itu bukan apa-apamu! Yang harusnya kamu turuti itu Mama bukan dia!"

Bu Dona ikut berteriak pada Aleen.

"Tidak! Lepaskan aku!"

Aleen berteriak dan meronta agar bisa lepas dari genggaman tangan Fandy, namun dia terlalu kuat dan karena dibawah sedang pesta jadi tidak ada seorang pun yang bisa mendengar teriakan Aleen karena berisik.

Duk

"Aw!"

Aleen menginjak kaki Fandy saat ada kesempatan dan langsung meraih vas bunga yang ada didekatnya.

"Jangan coba-coba mendekat atau aku akan melukaimu dengan ini!"

Aleen mengancam Fandy dan bu Dona dengan vas bunga yang ada ditangannya.

"Aku datang kemari karena aku masih menghormati kalian sebagai keluargaku, tapi nyatanya kalian tidak pernah menganggapku sebagai keluarga. Kalian hanya menganggapku sebagai boneka yang bisa kalian perlakukan seenaknya. Sudah cukup dengan ini. Aku tidak ingin memberikan toleransi apapun lagi pada kalian!"

"Tunggu! Jangan lari!"

Aleen langsung berbalik dan berlari menjauh dari bu Dona dan juga Fandy. Dia berlari menuju ruang pesta dimana Dev dan semua orang lainnya berada.

"Dev!"

Musik baru saja berhenti dan akan memutar lagu selanjutnya saat Aleen memanggil Dev. Semua orang menoleh mendengar suara teriakan Aleen dari atas tangga. Bahkan Dev dan Angga yang sedang bicara juga ikut menoleh.

Dev memperhatikan penampilan Aleen yang tidak terlalu baik. Dia berjalan menghampiri Aleen yang juga tengah menuruni tangga untuk menghampirinya.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"

Dev terlihat khawatir. Dia memeriksa Aleen dengan teliti dan mendapati pergelangan tangannya merah.

"Kenapa ini? Kenapa tanganmu memar dan bengkak seperti ini?", tanya Dev dengan raut wajah khawatir sambil memegang tangan Aleen yang merah.

"Dev, aku ingin pulang!"

Aleen mengabaikan pertanyaan Dev dan meminta Dev untuk pulang. Matanya berkaca-kaca menahan air matanya agar tidak jatuh.

Dev terus memperhatikan Aleen kemudian setuju untuk pulang dengannya.

"Baiklah. Kita akan pulang, tapi kita harus memberikan kado pertunangan terlebih dulu pada mereka. Kita tidak bisa pulang begitu saja"

1
Grace Koharu
Luar biasa
Grace Koharu
acuh tak acuh always ada di setiap Bab ya..
Rendra 0710
Luar biasa
Aysana Shanim
Biasanya kalo di perkantoran nggak ada bel istirahat kak. Jadi jam 12 udah otomatis pada keluar. Kalau di pabrik memang ada.
Dang Antie
Luar biasa
Soetiarsih Moestofa
Biasa
Soetiarsih Moestofa
Kecewa
Aysana Shanim
Apa aleena itu bukan anak kandungnya? Kok pilih kasih gitu ya
Neng geulis
Luar biasa
Heni Nurhaeni
THOORRR KENAPA SIH KO Suka x DENGAN kata acuh ta acuh apa memeng harus slalu ada kata acuh tak acuh itu??
Heni Nurhaeni
tu kan aku bilang juga apa s om rey pacaran sama s nina
Heni Nurhaeni
nina bisa jadi pacarnya OM REY
Heni Nurhaeni
ADA ULAT DI KANTORMU DEV
Heni Nurhaeni
THOOOORRR BISA GA BUANG BAHASA ACUH TAK ACUH????
Heni Nurhaeni
hahaaa ni s citra jadi ulat pisang
mas Ian
Luar biasa
gian 305
horang kaya kok pake taksi kan bnyk mobil n ada supir/Facepalm/
Capricorn 🦄
keren
Ruth Khoiriyah
katanya aleen kerja bawa mkbil kok keluar nunggu taxi gimana ceritanya thor wah gak jelas
Ruth Khoiriyah
masak sampe kecolongan gak masuk akal pengawalnya mana thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!