Hidupku hancur, setelah pernikahan keduaku diketahui oleh istriku, aku sengaja melakukan hal itu, karena aku masih mencintainya. Harta yang selama ini kukumpulkan selama 10 tahun. Lanhsunh diambil oleh istriku tanpa tersisa satu pun. Lebih parahnya lagi, aku dilarang menafkahi istri siri dan juga anak tiriku menggunakan harta bersama. Akibatnya, aku kembali hidup miskin setelah mendapatkan karma bertubi-tubi. Kini aku selalu hidup dengan semua kehancuran karena ulahku sendiri, andai waktu bisa ku ulang. Aku tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal untuk pernikahanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 PENGUSIRAN
"Sialan kamu Mbak, kamu sudah keterlaluan! Lihat saja, aku akan melaporkan masalah ini sama Mas Danu, supaya kamu diceraikan, biar kamu bisa merasakan akibatnya." Siska hanya tersenyum kecil mendengar ancaman dari Rahma bukannya takut ia malah senang jika suaminya menceraikan dirinya.
setelah mereka berdua sibuk berdebat, akhirnya pihak RT menangani agar tidak terjadi keributan lagi.
"Tolong, jangan membuat keributan lagi. Lebih baik kita bicarakan masalah ini baik-baik di rumah saya, supaya akar permasalahannya bisa kita ketahui dan cepat diselesaikan."
"Saya setuju Pak RT. Kebetulan saya juga ingin menyelesaikan masalah ini supaya saya bisa pulang secepatnya, karena ada bisnis yang harus saya kerjakan," terang Siska.
"Kalau begitu ayo kita ke rumah saya." Di saat mereka setuju dengan usulan RT. Rahma justru menolak keras.
"Saya nggak mau Pak RT, yang saya inginkan saat ini kembalikan barang perabotan saya dan usir wanita tidak tahu diri ini dari Komplek, karena saya tidak terima diperlakukan seperti ini." Rahma menolak keras untuk datang ke rumah RT, bagi dia masalah ini hanyalah membuang-buang waktu, yang dia inginkan saat ini barang perabotan miliknya diturunkan kembali.
"Maf, Bu Rahma. Kalau seperti itu, masalah ini tidak akan selesai saya harus mengetahui akar permasalahannya jangan sampai ada fitnah yang bisa menyebabkan masalah yang baru."
"Tapi, Pak--"
Karena Pak RT terus mendesak Rahma untuk ikut ke rumahnya, mau tidak mau Ia pun mengikuti perkataan RT untuk menyelesaikan masalah di rumahnya. Begitu juga dengan warga Komplek yang ikut ke rumah Pak RT karena ingin menyaksikan permasalahan ini.
Setelah semuanya sudah duduk di ruang tamu, pak RT langsung membuka pembicaraan.
"Karena kita sudah berkumpul, maka saya akan bertanya sama bu Siska sekali lagi, sebenarnya tujuan kedatangan Ibu Siska itu apa? Lalu apa alasannya Ibu Siska membawa barang perabotan milik Ibu Rahma ke dalam truk?" tanya Pak RT, semua orang begitu penasaran dengan permasalahan Rahma dan juga Siska hingga rumah Pak RT penuh dengan warga kompleks.
"Sebelumnya saya meminta maaf kalau saya sudah membuat keributan di komplek Pak RT, saya akan menjelaskan semuanya dari awal. Perkenalkan nama saya adalah Siska saya adalah istri pertama dari warga Anda yang bernama Danu Pratama dan dia adalah istri kedua dari suami saya." Suara ribut-ribut mulai ricuh kembali ketika Siska memperkenalkan siapakah dirinya. Omongan tajam sudah mulai keluar dari mulut ibu-ibu kompleks yang terus aja menyudutkan Rahma, bahwa dia benar-benar seorang pelakor.
"Tolong, diam semuanya tenang. Jangan membuat kericuhan," ujar Pak RT kepada seluruh warganya. "Lanjutkan Bu Siska."
"Kedatangan saya ke sini bukan untuk mencari keributan, saya datang ke sini juga baik-baik, tetapi istri kedua suami saya malah memancing keributan membuat warga Pak RT berdatangan. Alasan saya datang ke sini untuk mengambil barang-barang atau rumah yang dibelikan oleh suami saya tanpa seizin saya menggunakan harta tabungan anak saya. Itulah sebabnya saya mengangkut semua barang miliknya ke atas truk untuk saya bawa pulang."
"jadi ibu Siska ini isi pertama dari pak Danu?"
"Betul Pak RT?"
"Mohon maaf sebelumnya, kalau Ibu Siska ini memang istri pertama dari pak Danu. Bukankah seharusnya ibu tidak melakukan hal seperti ini. Setahu saya ibu sendiri yang mengizinkan pak Danu menikah lagi. Bahka dia memberikan tanda bukti berupa kertas di atas matrai. kebetulan saya ikut menjadi saksi saat itu."
"Saya ingin meluruskan satu hal tentang pernikahan suami sayang kedua, sejujurnya saya tidak pernah mengijinkan suami saya untuk menikah lagi, justru dia menikah di belakang saya dengan memalsukan tanda tangan saya. Itulah sebabnya saya tidak sudi pelakor itu bisa menikmati harta yang saya miliki dengan cara diberikan rumah dan juga barang-barang perabotan." Wajah Pak RT tercengang mendengar pengakuan Siska, bahwa dia tidak pernah mengizinkan suaminya untuk menikah lagi begitu juga dengan warga sekitar yang semakin ricuh.
"Dia bohong Pak RT! Jangan percaya sama dia. Saya punya bukti wanita gila ini memang mengijinkan suaminya untuk menikahi saya!" RT langsung menatap ke arah Rahma. "Dia sengaja melakukan ini untuk menjatuhkan saya Pak RT, agar semua orang menganggap saya itu pelakor, padahal itu semua adalah fitnah."
"Pak RT, saya juga punya bukti perselingkuhan mereka berdua, sebelum suami saya menikah dengannya." Wajah Rahma terlihat kaku bahkan Pak RT sedikit terkejut.
"Ibu Siska yakin kalau mereka--"
"Saya yakin dan saya juga berani bersumpah kalau mereka berdua telah melakukan perselingkuhan di belakang saya sebelum menikah! Bahkan mereka berdua sudah melakukan zina di hotel" Mendengar pengakuan Siska. Rahma tidak bisa berkutik lagi bahkan bibirnya pun langsung terkunci. Semua warga yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepala. Ternyata sudah sejauh itu mereka melakukan perbuatan h*ram
"Pak RT, mendingan usir saja pelakor dari Komplek ini!" seru salah satu ibu-ibu komplek yang tidak terima jika ada pelakor di komplek ini. "Dari awal saya memang sudah curiga kalau Ibu Rahma ini pelakor, logikanya mana mungkin istri pertama mengizinkan suaminya menikah lagi."
"Iya Pak RT, usir saja. Kita nggak terima pelakor di komplek ini bisa bahaya takutnya suami kita diembat sama Bu Rahma." Semua warga terus saja mendesak RT untuk mengusir Rahma dari Kompleks ini. Rahma begitu ketakutan Jika ia diusir dari Komplek ini maka dia tidak bisa lagi mempunyai tempat tinggal untuk berteduh. Ia juga tidak mungkin kembali pulang ke rumah ibunya yang sangat sempit itu apalagi banyak adik dan kakaknya tinggal bersama di sana.
"Pak RT, tolong saya jangan usir saya di komplek ini. Tolong bantu saya." Rahma terus saja memohon tetapi Pak RT terlihat bingung karena masalah yang ia hadapi cukup berat.
"Mohon maaf Bu Rahma sepertinya permasalahan yang kalian hadapi berdua cukup berat lebih baik bu Rahma selesain saja masalah ini dengan Ibu Siska dan pak Danu karena saya selaku Pak RT tidak bisa menyelesaikan masalah terlalu dalam."
"Pak RT ini bagaimana sih, masa ada warga yang kesusahan Pak RT angkat tangan. Apa pantas sikap Pak RT seperti itu."
"Hai ...! Pelakor tak tahu diri, lebih baik kamu pergi saja dari Komplek ini jangan tinggal di sini," teriak beberapa ibu-ibu Komplek yang sudah mulai jengah.
"Kami tidak mau ada pelakor di komplek ini!"
"Usir dia dari Komplek ini pak RT! Jangan mau kalah sama pelakor!"
"Kalian semua tenang dulu jangan buat keributan." Pak RT mencoba untuk menenangkan suasana yang mulai kisruh, tetapi ibu Ibu Komplek terus saja menyalakan api amarah agar masalah ini terus berlanjut.
"DIAM KALIAN SEMUA! DASAR IBU-IBU TUKANG GOSIP! JANGAN MEMBUAT MASALAH INI SEMAKIN BESAR DAN KALIAN JANGAN PERNAH IKUT CAMPUR TENTANG MASALAH SAYA, LEBIH BAIK KALIAN SEMUA PULANG!"teriak Rahma begitu kencang.
"Pelakor nggak tahu diri! Harusnya kamu punya malu untuk tinggal di komplek ini. Otak tuh dipake, kalau mau hidup enak tuh kerja, jangan embat laki orang!"
"Sudah saya katakan. Saya ini bukan pelakor, jangan menyebarkan gosip yang tidak benar." Akhirnya warga yang berkumpul terus saja menyoraki Rahma yang sudah berteriak bagai kesehatan, berkali-kali Rahma untuk membela dirinya.Tetapi semua itu sia-sia tidak ada lagi warga yang percaya bahwa dia bukan pelakor, sedangkan Siska masih bersikap tenang menyaksikan keributan di depan matanya.
Dobel up, Thoor /Pray//Pray/