NovelToon NovelToon
SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

SALAHKAH AKU TURUN RANJANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:6.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: mama reni

Aksa harus menelan pil pahit saat istrinya, Grace meninggal setelah melahirkan putri mereka. Beberapa tahun telah berlalu, tetapi Aksa masih tidak bisa melupakan sosok Grace.

Ketika Alice semakin bertumbuh, Aksa menyadari bahwa sang anak membutuhkan sosok ibu. Pada saat yang sama, kedua keluarga juga menuntut Aksa mencarikan ibu bagi Alice.

Hal ini membuat dia kebingungan. Sampai akhirnya, Aksa hanya memiliki satu pilihan, yaitu menikahi Gendhis, adik dari Grace yang membuatnya turun ranjang.

"Aku Menikahimu demi Alice. Jangan berharap lebih, Gendhis."~ Aksa

HARAP BACA SETIAP UPDATE. JANGAN MENUMPUK BAB. TERIMA KASIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sembilan

Ghendis hanya diam tak menanggapi ucapan Aksa. Tentu saja hal itu membuat pria itu menjadi sakit hati. Dia lalu mencengkeram tangan istrinya dengan keras. Membuat gadis itu meringis.

"Lepaskan tanganmu Pak Aksa, jika kau tak ingin Alice melihat kekejamanmu!" ucap Ghendis dengan penuh penekanan.

"Jangan main-main denganku! Jika namaku terseret karena kelakuanmu yang jalang, aku tak akan segan melakukan hal buruk denganmu!" ancam Aksa.

"Aku masih waras, masih tahu mana yang pantas dan tak pantas aku lakukan. Jangan mengajariku! Heran, kenapa Kak Grace bisa menyukai pria galak dan gila sepertimu!" ucap Ghendis kembali, dengan suara yang penuh penekanan.

"Jaga ucapanmu!" ucap Aksa dengan suara yang tinggi.

Mendengar bentakan Aksa, putrinya terbangun. Dia langsung memeluk Ghendis dengan erat.

"Mimi ...," panggilnya dengan suara lembut.

"Iya, Sayang. Tidurlah lagi. Sebentar lagi kita sampai," ucap Ghendis.

Rahang Aksa tampak mengeras menahan amarah. Napasnya terlihat turun naik, mungkin meredakan emosi yang terlanjur naik. Sampai di halaman rumah, Ghendis langsung turun dengan menggendong Alice. Tanpa melihat ke arah Aksa. Dia tak peduli pria itu akan masuk atau pergi lagi.

Aksa langsung melajukan mobilnya begitu melihat Ghendis masuk ke rumah bersama putrinya.

Hingga makan malam, Aksa belum juga pulang. Ghendis makan tanpa menunggu sang suami. Dia menyuapi Alice.

"Setelah makan, gadis Mimi harus gosok ...." Ghendis menghentikan ucapannya agar sang bocah menjawab.

"Gosok gigi, Mimi," ucap Alice dengan riang.

"Betul, cantik," balas Ghendis dengan mencubit hidung ponakannya pelan.

Setelah makan, Ghendis menemani Alice bermain sebentar. Jam delapan, tampak ponakannya mulai mengantuk. Dia mengajak Alice tidur. Sebelumnya gadis itu meminta bocah itu menggosok giginya.

Ghendis lalu masuk ke kamarnya setelah menidurkan Alice. Dia tak menunggu suaminya pulang seperti yang dilakukan istri seharusnya.

Hingga tengah malam, barulah Aksa pulang. Pria itu langsung menuju kamar Ghendis. Dia membuka dengan kunci cadangan yang dia punya. Melihat wanita itu tertidur, dia menarik selimutnya. Gadis itu terkejut dan langsung terbangun.

"Aku ingatkan kamu Ghendis, jangan pernah melakukan pertemuan dengan pria mana pun tanpa izin dariku!" ucap Aksa.

Ghendis memandangi Aksa dengan mata melotot. Ternyata pria itu masih saja membahas pertemuan wanita itu dengan mantan kekasihnya tadi pagi.

Ghendis bangun dan berdiri berhadapan dengan Aksa. Dia tersenyum menanggapi ucapan pria itu. Tak terlihat ketakutan dari wajahnya.

"Apakah kamu akan memberi izin jika aku mengatakan akan bertemu dengan kekasihku, Dicky?" tanya Ghendis dengan suara penuh penekanan.

"Sadar, Ghendis! Apa kau lupa jika saat ini kau telah menikah dan bukan wanita singel lagi? Apa kau mau berselingkuh?" tanya Aksa.

"Menikah ...? Aku tak pernah merasa menikah. Aku tak merasa memiliki suami. Lihat saja aku tidur juga sendirian. Lucu sekali pernikahan itu jika memang begini!" jawab Ghendis.

"Dasar keras kepala! Pembangkang. Pantas saja ibumu tak menyayangi kamu. Ibu mana yang mau memiliki anak seperti kamu!" ucap Aksa.

Ucapan Aksa itu membuat luka dihati Ghendis. Dia jadi teringat semua perlakuan ibunya yang sangat berbeda dengan Grace. Jika kakaknya itu, apa pun yang diinginkan akan segera dikabulkan. Sedangkan dirinya pasti akan diceramahi terlebih dahulu.

Tanpa sadar air matanya tumpah membasahi pipi. Dadanya sesak mengingat semua itu.

"Tahu apa kamu dengan kehidupanku! Apa aku masih kurang menurut apa kata ibuku? Aku menginginkan kuliah Seni, diminta masuk ekonomi, aku ikuti. Semua hidupku di atur, semua yang aku mau selalu ditentang. Termasuk pria pilihanku. Aku tak bisa memilih apa pun. Aku hanya hidup untuk mengikuti apa kata ibuku, apa itu masih kurang? Apa itu masih dikatakan membangkang?" tanya Ghendis.

Tubuhnya terasa lemah. Dia luruh ke lantai. Menangis terisak. Aksa terdiam melihat semua itu. Lidahnya tiba-tiba terasa kelu, tak bisa berkata apa pun.

Dia berjalan perlahan meninggalkan kamar itu, membiarkan Ghendis menangis seorang diri. Dia tak mengira jika gadis itu akan menangis dan terlihat rapuh, padahal biasanya dia tegar dan kuat.

"Apa aku keterlaluan tadi? Aku cuma mengingatkan sebagai suami. Apa selama ini Grace dan ibu berbohong? Dia mengatakan jika Ghendis, adiknya itu sering melawan apa kata ibunya. Suka membantah, dan keras kepala. Jika soal keras kepalanya aku melihat langsung, tapi apa benar yang gadis itu katakan jika semua yang dia lakukan juga atas kehendak ibunya. Apakah dia menikah denganku juga atas paksaan ibu? Tapi ibu berkata, Ghendis yang bersedia menjadi ibu pengganti Alice karena dia sangat menyayangi putriku," gumam Aksa dalam hatinya.

Di dalam kamarnya, Ghendis masih menangis dengan memegang kedua lututnya. Gadis itu tampak terisak karena tangisnya.

"Jika ada yang bertanya, siapa orang yang paling jahat dihidupku, maka akan aku jawab dengan lantang seperti ini, dia yang telah mengandungku, dia yang telah melahirkan aku, dia yang telah merawat, mendidik dan membesarkan aku, tapi dia juga yang menghancurkan mentalku hingga hancur berantakan. Namun, aku selalu ngomong pada diri sendiri, sabar, kuat, jangan rapuh, harus bisa, jangan lemah, harus tetap bertahan sambil nangis dan mengusap air mata. Dada terasa sesak, ternyata menguatkan diri sendiri itu sakitnya luar biasa."

...----------------...

Bonus Visual

Aksa

Ghendis

Dicky

1
Ma Malikha
cantik amat Gendhiiiis... 😍😍😍😍
cantik gini ko di jahatin to Aksaa..
awas yoo.. nanti bucin looh
Ma Malikha
aduuh mama Reni niih.. jago banget bikin kata-kata romantis... 😫😭😭😭😭
Ma Malikha
ko jahat Aksa...
Ma Malikha
aduuuuh.. bawang mahal mama Reniiiiii... 😫😫😫😫😫
Ma Malikha
Aaaaah.. banyak bawang nyaaa...
handuk mana hajduuuk😫😩😩😩😩😩
Ma Malikha
ikutan baca ya mama Reniiiiii... 😍😍😍😍😍
Ing
Chapter ini bgian nyesek bgt. Dibalut rasa bersalah, mental makin hancur & hilang asa hidup. Kehilangan org karna meninggal adl tdk bisa bertatap muka lg dikala rindu tdk bisa mendgr suaranya lg & tdk ada lg yg menentramkan hati ketika gundah gulana.
Cahaya Pasaribu
Buruk
Cahaya Pasaribu
Luar biasa
Umi Mutmainah
Lumayan
Umi Mutmainah
Biasa
salsa 5758
di saat hujan turun dengan derasnya
baca cerita Gendist ...
terasa semakin sakit di hati
salsa 5758
Gendhis kau membuatku menangis 😭😭😭😭😭😭😭
hatiku ikut sakit
rahma dhani
knp nyesek bnget c Thor😭😭 baca ny,mna alur cerita ny hampir mirip pula dengan cerita khidupan masa lalu ak sndiri😪😁
Titik Martiyah
thor...seingat aku cara penulisan nama .= gendhis........bukan ghendis...maaf ya thor..
Titik Martiyah
jack hrs kecewa...ternyata alice bukan darah dagingnya walau berhubungan badan berkali kali....mungkin jack mandul...
Agus Setiawati
Luar biasa
Dewa Rana
kadang bapak kadang mas
Dewa Rana
ternyata Aksa bukan lelaki yg baik
Dewa Rana
kalau sendirian bukan bersanding namanya Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!