"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Sesampainya di kamar Naura langsung membersihkan diri, di dalam bathtub ia sedikit merasa rileks akan hangatnya air rendaman yang sudah diberi aroma terapi.
Wanita itu terdiam sambil menatap ke arah luar jendela pikirannya menerawang kemana-mana, Naura pikir jika sudah menemukan pria yang akan membuatnya hamil ia akan tenang, nyatanya tidak. Naura kepikiran akan bagaimana nantinya walaupun ia pasti tidak akan memperpanjang kesepakatan, namun karena pria itu Samuel tentu saja ada pengecualian.
Setelah selesai membersihkan diri Naura ganti pakaian dengan baju tidur, ia tak langsung tidur memilih menghirup angin malam di atas balkon. Tak berselang lama handphone wanita itu bunyi menandakan ada pesan masuk.
"Nomor tak dikenal?." Pikirnya.
Naura membuka pesan dari orang tersebut yang ternyata dari Sam.
"Bersyukurlah jika aku menyimpan kontakmu, lakukan sebaliknya!." Isi pesan dari Samuel..
"Cih! bukankah dia sangat arogan?." Lirih Naura yang kesal dengan sikap dingin Sam. Namun pada akhirnya ia juga menyimpan balik kontak pria itu.
Membahas tentang Sam tentunya mengingatkan Naura pada kesepakatan mereka berdua, setelah menghubungi Nesy tidak lama wanita itu datang menemuinya. "Identitas Samuel yang kau minta nyonya."
"Thanks you."
"Of course."
Naura melihat beberapa informasi yang diberikan Nesy, Naura cukup lama menatap foto pernikahan Samuel dan Giselle saat dua tahun yang lalu. Ia menyentuh foto itu tepat pada wajah keduanya. "Giselle, ku pinjam suamimu."
"Apa tidak mau diganti saja dengan pilihan pria lain?." Tanya Nesy.
"Sebenarnya tidak terlambat Nes tapi tindakan Sam yang membuatku tetap memilihnya! ck aku baru pertama kali bertemu dengan pria seperti dia, berani sekali mengancam ku!." Geram Naura.
Nesy sendiri jadi kebingungan, di sini Naura seperti terjebak dalam perangkap buatannya sendiri. "Aku juga mungkin salah karena tidak tahu jika Sam suami dari Giselle keponakanmu, im so sorry."
Tak ada jawaban dari Naura. "I don't care mau Samuel siapa, yang jelas dia pria yang akan membantuku untuk hamil."
"Kapan kalian akan melakukannya?." Nesy memberanikan diri untuk bertanya seperti itu.
"Mungkin secepatnya." Timpal Naura.
"Selepas itu apa ada lagi yang harus diselesaikan dengan tuan Sam nyonya? maaf bagaimana jika percobaannya tidak membuahkan hasil." Nesy bertanya dengan suara gemetar ia merasa lancang.
Naura juga terdiam ia tak langsung menjawab, Naura seketika teringat ucapan Sam yang akan terus melakukannya hingga berhasil jika percobaan pertama gagal.
"Aku tak mau terlibat lebih dalam, jika gagal maka sudahi saja."
"Bukankah itu sia-sia nyonya? kau rela melepas kesucian hanya untuk satu hasil yang belum tentu berhasil. Maksudku berganti pria juga sangat tak setuju dan kau pun pasti tak sudi, jadi tak ada salahnya jika terus mencoba dengan pria yang sama jika gagal. Namun tentunya aku berharap itu berhasil." Ujar Nesy.
Apa yang diucapkan Nesy tidak ada salahnya, masalahnya di sini Naura yang enggan terikat dengan pria lebih jauh. Ia sendiri takut ujungnya melibatkan perasaan, karena Naura sendiri tidak bohong ia mengakui jika Samuel mampu menarik perhatian Naura tidak seperti pria-pria sebelumnya.
"Jika Samuel bukan suami orang pastinya aku setuju, namun ini kebalikan yang membuatku berpikir dua kali."
"Untuk resikonya?."
"Bukan Naura Shenyna jika menghindari resiko." Angkuh Naura yang membuat Nesy tersenyum.
Tok tok tok!
Dua wanita itu menoleh saat pintu diketuk. "Siapa?." Tanya Naura.
"Ini bibi non?."
"Masuk bi."
"Kau istirahatlah Nes sebelum kembali pada kesibukan besok." Timpal Naura pada sahabatnya itu.
"Oke."
Nesy keluar dan si bibi pun masuk ke dalam. "Non tuan Novan menyuruh non untuk menemuinya di halaman samping."
"Halaman samping?." Tanya Naura mengerutkan kening.
"Iya."
Naura turun ke lantai bawah untuk memenuhi permintaan kakaknya itu. "Iya kak ada apa? ini malam gak bisa besok saja?." Ucap Naura setibanya di hadapan Novan.
"Tidak, sekarang!."
"Ada proyek besar yang akan aku lakukan dalam waktu dekat, sebelum menjabat sebagai pengganti papa kamu ikut ke Singapura seminggu ikut andil mewakili papa. Dalam proyek ini kakak melibatkan beberapa pemimpin besar yang pengaruhnya luar biasa Naura." Mulai Novan.
"Hmmm." Balas singkat Naura yang setuju-setuju saja ia sangat senang jika ikut andil dalam perancangan proyek.
"Ya dan kau akan berangkat bersama Samuel Dirgawijaya." Lanjut Novan.
"Ha!!!???." Pekik Naura.
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.