NovelToon NovelToon
Raja Kejahatan Dunia

Raja Kejahatan Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Epik Petualangan / Harem
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Merena

Leo XII, Raja Kejahatan Dunia, adalah sosok yang ditakuti oleh banyak orang, seorang penguasa yang mengukir kekuasaan dengan darah dan teror. Namun, ironisnya, kematiannya sama sekali tidak sesuai dengan keagungan namanya. Baginya, itu adalah akhir yang memalukan.

Mati karena murka para dewa? Sungguh lelucon tragis, namun itulah yang terjadi. Dalam detik-detik terakhirnya, dengan sisa kekuatannya, Leo XII berusaha melawan takdir. Usahanya memang berhasil—ia selamat dari kematian absolut. Tapi harga yang harus dibayarnya mahal: Leo XII tetap mati, dalam arti tertentu.

Kini ia terlahir kembali sebagai Leon Dominique, dengan tubuh baru dan kehidupan baru. Tapi apakah jiwa sang Raja Kejahatan akan berubah? Akankah Leon Dominique menjadi sosok yang lebih baik, atau malah menjelma menjadi ancaman yang lebih mengerikan?

Satu hal yang pasti, kisahnya baru saja dimulai kembali!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama Kecil

Di luar Colosseum, Leon dan Lady Swan melangkah menuju sebuah bar kecil yang terletak di sudut kota. Meski hari masih siang, bar itu penuh dengan suara riuh pengunjung yang berbincang dan tertawa. Leon masuk lebih dulu, memilih meja di sudut yang agak tenang, lalu duduk santai. Lady Swan mengikutinya, dengan gerakan anggun meski wajahnya masih tersembunyi di balik cadar.

Seorang pelayan datang menghampiri mereka. "Apa yang ingin kalian pesan?" tanyanya ramah.

Leon mengangkat bahu tanpa banyak berpikir. "Minuman paling populer di tempat ini."

Lady Swan, yang duduk dengan postur tegak dan anggun, berkata pelan, "Yang sama dengannya."

Pelayan itu mengangguk dan pergi, membiarkan mereka berdua dalam keheningan sesaat, hanya ditemani hiruk-pikuk di sekitarnya. Tak lama kemudian, pesanan mereka tiba—dua gelas minuman dingin dengan aroma khas yang menyegarkan.

Leon mengambil gelasnya, menyeruput sedikit, lalu menatap Lady Swan dengan senyum tipis. "Kalau kau punya sesuatu untuk dikatakan, langsung saja katakan," ujarnya santai, tetapi matanya tajam seperti sedang menelusuri pikiran wanita di depannya.

Lady Swan, dengan senyum samar yang tersembunyi di balik cadarnya, menanggapi tanpa terburu-buru. "Bukankah yang seharusnya berbicara itu dirimu?" katanya, nadanya terdengar seperti tuntutan yang halus. "Kau adalah orang yang membuat janji waktu itu. Tapi kau mengingkarinya. Menurutmu, bagaimana perasaan seseorang yang diberi harapan palsu?"

Leon meletakkan gelasnya dengan tenang, matanya kini serius. "Perasaan seperti itu tidak bisa kupahami," balasnya tanpa ragu. "Pada akhirnya, aku memang mengingkari janji itu. Kalau kau di sini untuk membalas dendam, silakan. Aku tidak akan melawan."

Lady Swan terdiam sesaat, lalu tertawa kecil, suara tawanya terdengar manis namun penuh ironi. "Ini pertama kalinya kita berbicara seperti ini," katanya. "Dan ternyata, apa yang dikatakan anak buahmu benar adanya."

Leon menyipitkan matanya, sedikit tertarik. "Anak buahku?" tanyanya. "Yang mana?"

Lady Swan mengangguk pelan. "Empat Kesatria Keji. Saat aku mulai mencarimu, aku bertanya pada banyak orang. Mereka semua berkata hal yang sama: Leo XII sudah lama mati. Kalau aku ingin tahu tentangmu, satu-satunya cara adalah bertanya pada Empat Kesatria Keji itu."

Leon mengangkat alis, matanya kini dipenuhi rasa ingin tahu. "Mauve Aletha," katanya, dengan nada yang lebih hangat dari sebelumnya, "apakah kau tahu di mana mereka berada sekarang?"

Lady Swan, atau Mauve Aletha, memiringkan kepalanya sedikit, ekspresi di balik cadarnya sulit ditebak. "Tidak," jawabnya setelah beberapa saat berpikir. "Terakhir kali aku bertemu salah satu dari mereka, itu sudah sangat lama sekali."

Leon menyandarkan tubuhnya ke kursi, melipat tangan di dadanya sambil berpikir. "Begitu," gumamnya pendek.

Mereka berdua kembali terdiam, membiarkan riuh bar menjadi latar yang menelan pikiran mereka masing-masing. Mauve menatap Leon, mencoba mencari celah dalam dinding ketenangan pria itu. Sementara itu, Leon memandang gelasnya, seolah menemukan kenangan lama yang perlahan muncul ke permukaan.

Di tengah suasana bar yang ramai, Leon memecahkan keheningan di antara mereka. Matanya tajam, tetapi suaranya tetap tenang. "Bagaimana kau bisa menemukanku? Aku bukan lagi Leo XII yang dulu kau kenal. Seharusnya itu tidak mudah."

Mauve menatapnya dengan mata penuh kenangan, sedikit kesedihan terpancar di balik cadarnya. "Di Eternal Abyss ini, aku pernah mencarimu, mencoba memahami bagaimana kau bisa 'mati.' Namun, aku tak menemukan jawaban. Pada akhirnya, karena putus asa, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku sendiri," katanya, suaranya bergetar saat mengingat masa lalu.

"Tetapi, tepat saat aku hendak menyerah, seseorang muncul. Dia berkata bahwa Leo XII tidak sepenuhnya mati. Aku yang mendengar itu langsung merasa harapan baru. Orang itu memberitahuku bahwa jika aku tetap bertahan dan menunggu di sini, suatu saat aku akan bertemu denganmu lagi," lanjut Mauve, menatap Leon dengan tatapan lembut yang menyimpan luka lama.

Leon menyipitkan matanya, ketertarikan jelas terlihat di wajahnya. "Oh? Siapa orang itu?"

"Dia menyebut dirinya Peramal dari Negeri Yama," jawab Mauve dengan nada penuh keyakinan.

Leon menyandarkan tubuhnya, matanya menyipit lebih dalam. Nama itu membawa sesuatu yang tidak nyaman dalam pikirannya. Namun sebelum dia bisa merenungkan lebih jauh, suara yang sangat familiar menyela.

"Aku mencarimu kemana-mana, ternyata kamu ada di sini, ya? Asyik sekali mengobrol dengan wanita lain, ya?" suara tajam Fiona membuat Leon menoleh. Fiona melangkah mendekat, wajahnya tersenyum, tetapi senyuman itu sama sekali tidak tulus.

Leon hanya mendesah lemah. "Kamu menemukanku akhirnya, kan? Jadi itu tidak masalah," jawabnya santai, mencoba meredakan suasana.

Tanpa permisi, Fiona menarik kursi di samping Leon dan duduk dengan agresif. Dia langsung memeluk Leon erat, seolah menunjukkan bahwa pria itu adalah miliknya sepenuhnya. Tatapannya beralih ke Mauve, penuh provokasi. Dengan senyum penuh kesombongan, Fiona berkata sinis, "Apakah ada wanita nakal yang mencoba menggoda Leon-ku?"

Mauve tidak tinggal diam. Keningnya mengerut saat dia membalas dengan nada dingin, "Apakah ini tren baru? Wanita yang suka memamerkan pria seperti barang? Terlihat sangat murahan dan tidak tahu malu."

Ketegangan langsung terasa di antara mereka. Keduanya saling bertatapan dingin, suasana di meja itu tiba-tiba seperti medan perang yang siap meledak kapan saja. Leon, yang merasa situasi semakin aneh, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Apakah kamu sudah mengambil uang taruhannya?" tanyanya pada Fiona.

Fiona, yang masih memeluknya, tersenyum puas. "Tentu saja. Aku menang banyak."

"Bagus untukmu," jawab Leon santai.

Namun, Fiona tidak berhenti. Tatapannya kembali tertuju pada Mauve. "Dan siapa dia?" tanyanya, suaranya penuh rasa ingin tahu sekaligus cemburu.

Leon membuka mulut untuk menjawab, tetapi sebelum dia sempat bicara, Mauve berdiri anggun. Dengan gerakan memukau, dia menarik ujung bajunya seperti sedang memberi salam formal. "Perkenalkan, aku adalah istri dari Tuan Leo," katanya dengan penuh percaya diri. "Senang bertemu denganmu. Kuharap kau bisa menjaga jarak mulai sekarang."

Wajah Fiona langsung berubah. Dia menatap Leon dengan ekspresi berbahaya—campuran kemarahan dan senyuman yang tidak menyenangkan. "Sayangku, Leon," katanya manis tapi penuh ancaman. "Kenapa kamu tidak pernah mengatakan bahwa kamu memiliki seorang istri? Bukankah kamu bilang aku yang pertama?"

Leon, yang merasa keadaan semakin rumit, hanya mengalihkan pandangannya. "Dia hanya seekor angsa yang kuberi nama. Tidak ada hubungan khusus," jawabnya dengan datar, seolah itu hal sepele.

Fiona mendengus, tetapi jelas dia tidak puas. Mauve hanya tersenyum tipis di balik cadarnya, puas dengan reaksi Fiona. Suasana di meja mereka penuh ketegangan, seperti dua singa betina yang siap bertarung, sementara Leon tetap tenang, seperti raja yang melihat dramanya sendiri dengan lelah.

1
Yurika23
akuh mampir ya Thor...keknya seru...Leo anti Hero ya?... keren
Kaisar Absolute
yeyy di update, lagi thor sangat menyenangkan thor dan Pertana kali ada alur cerita yang kek gini (Sayang author)
Kaisar Absolute
lumayan lah untuk ceritanya dan mc gak bertele - tele dan dia langsung Aksi tanpa basa basi Dan sekali lagi Novel nya keren, sekarang aku nunggu Update mu author Ku sayang🗿
Kaisar Absolute: hehe/Drool//Drool//Drool/
Merena: Alamak, Jomoknye
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!