Andina tidak menyangka, dia harus jadi pengasuh seorang bayi tampan anak dari majikan ayahnya.
Ya, orangtua si bayi tersebut sibuk dengan karirnya. Khususnya Vita sebagai mami nya nggak mau berhenti bekerja. Arya suaminya, sudah terlalu sering meminta untuk berhenti bekerja. Dan riak pertengkaran dimulai.
Nggak mau memakai jasa baby sitter karena takut dengan banyaknya berita di tv soal kasus penganiayan terhadap anak yang diasuhnya bahkan ada juga sampai dibunuh, kan jadi ngeri.
Alhasil, oma dan onty nya baby Athaya yang dibuat repot setiap hari harus mengasuh Athaya anaknya Arya. Sebulan dua bulan masih oke...tapi lama lama kewalahan juga karena Athaya setelah bisa berjalan makin aktif.
Hingga secara spontan ayahnya Andina yang bekerja sebagai sopir Arya, menawarkan Andina untuk mengasuh baby Athaya.
Penasaran selanjutnya bagaimana ? Yuk ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Ke Rumah Mama
Arya masih duduk di meja makan, sambil menyesap dalam teh tawar kesukaannya. Tampak menikmati, tapi sebetulnya hatinya mendesah berat. Pikirannya sibuk menyelami kehidupan pernikahannya dengan Vita.
Hampir setiap hari suasana rumah lengang seperti ini. Setiap pagi Arya dan Vita berangkat kerja, terkadang keluar bersama dengan mobilnya masing-masing, terkadang Arya mengantarnya, terkadang juga seperti saat ini Vita berangkat sendiri karena Arya akan ke kantor siang.
Mereka bertemu lagi dirumah jam 6 sore, ya itu paling cepatnya. Terkadang Arya menjemput ke kantor jika istrinya harus pulang malam karena lembur.
Ringtone "memories" Maroon five dari hp nya mengagetkan Arya yang sedang melamun. Tampak dilayar Mama is Calling.
"Assalamualaikum ma...iya ma, Arya berangkat sekarang."
Setelah sambungan terputus, Arya bergegas ke depan rumah. Tak lupa sebelumnya mewanti wanti bi Ida untuk mengunci setiap pintu demi keamanan dirumah.
" Pak Wahyu, ayo berangkat. Sebelum ke kantor antar ke rumah mama dulu menjemput Athaya."
Pak Wahyu yang sedang mengelap mobil Pajero hitam bos nya tampak menganggukan kepala.
Arya berjalan menuju pintu kiri penumpang samping kemudi. Tanpa menunggu dibukakan pintu, Arya bergegas masuk. Ya, Arya tidak suka dilayani seperti tuan-tuan, dia sangat low profile meskipun dirinya seorang bos besar pemilik jaringan Galaksi Dept. Store dengan puluhan cabang yamg tersebar di 7 provinsi di Indonesia.
Arya selalu bekerja dengan setelan semi formal. Celana jeans dipadu kemeja slimfit, atau celana jeans berpadu kaos plus jas semi formal adalah setelan favoritnya. Setelan jas formal hanya dipakai jika ada undangan atau pertemuan penting. Pokoknya, bos mah bebas.
" Pak Wahyu, gimana kabarnya bu Desi ?" Arya memecah keheningan dengan obrolan nenanyakan kabar istrinya pak Wahyu.
" Alhamdulillah, sehat dan selalu bahagia den." Pak Wahyu menjawab sambil fokus menyetir dengan kecepatan sedang.
" Pak, saya kan sering bilang jangan panggil aden segala cukup Arya aja karena pak Wahyu saya anggap bapak kedua setelah papa." Arya berujar sambil mencebik kesal.
" Hehe..nggak den ah..bapak nggak mau manggil nama langsung. Bapak segan dengan kebaikan aden selama ini sudah membantu banyak untuk keluarga bapak. Sekarang Andina, anak pertama bapak Alhamdulillah sudah selesai wisuda. Anak bungsu si Zaki, naik kelas 12. Kalau bukan karena bantuan dari aden mana mampu bapak menyekolahkan anak-anak sampe lulus kuliah." Pak Wahyu berkata panjang lebar dengan parau karena haru, terkenang akan segala kebaikan Arya yang selalu membantu biaya pendidikan anak-anaknya.
" Wah...Andina sudah lulus kuliah ternyata. Syukurlah pak, saya ikut senang. Oh ya, saya sudah lupa rupa Andina seperti apa sekarang pak. Dulu ketemu terakhir tuh dirumah papa dia masih kelas 6 SD dan saya SMA kelas 3. Inget dulu setiap minggu Andina datang dan saya suka jahilin dia colok-colok lesung pipinya." Arya terkekeh membayangkan kejahilannya dulu sampe-sampe Andina menangis karena diusilin terus sama Arya.
" Apa lesung pipinya masih ada pak ?" lanjut Arya sambil terkekeh pelan.
" Masih dong den...nggak mungkin hilang. Malahan bapak setiap saat khawatir karena senyum manisnya jadi pemikat, banyak cowok yang naksir. Tapi tak ada satupun cowok yang nyantol kehatinya. Duh, pengennya cepat dapat jodohnya biar bapak tenang.
Tak terasa mobil pun sampai dihalaman rumah mamanya Arya.
" Eh sudah sampai nih, ntar lanjut lagi ngobrolnya pak."
" Iya den, to be continue."
Arya tergelak mendengar jawaban gaul pak Wahyu, sambil bergegas turun membuka pintu mobil.
sehat dan sukses selalu dalam lindungan Alloh SWT
aamiin yaa Rabbal Aalamiin