Naira berbalik menghadap Nauval ."wah kalungnya bagus Nai ,ada huruf inisial N," Kata Naira sambil tersenyum.
"N untuk Naira, N untuk Nauval juga, jadi di mana pun kamu nanti nya akan selalu ingat sama aku Nai ," Kata Nauval sambil tersenyum.
"Bisa aja kamu Val , makasih ya, aku akan jaga baik baik Kalung ini ,"ucap Naira senang sambil memeluk Nauval.
Nauval terdiam saat Naira memeluknya,ada rasa nyaman yang dia rasa, seakan tidak mau jauh lagi dari sahabat nya itu.dia membalas pelukan itu sambil mengusap kepala Naira .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naura Maryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Melepaskan luka masa lalu
Setelah Naira menceritakan masa lalunya yang menyakitkan kepada Nauval, hubungan mereka memasuki babak baru. Bukan hanya sekedar persahabatan, tapi sebuah ikatan yang lebih dalam, diwarnai dengan rasa saling percaya dan pengertian yang mendalam. Nauval, dengan kesabaran dan kepekaannya, terus memberikan dukungan dan perhatian kepada Naira. Ia tidak pernah memaksa Naira untuk melupakan masa lalunya, tapi ia selalu ada untuk Naira, mendengarkan keluh kesahnya, dan memberikan semangat.
Nauval mengajak Naira untuk melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan, seperti menonton film, berjalan-jalan di taman, atau sekadar mengobrol santai di kafe. Ia selalu berusaha untuk membuat Naira merasa nyaman dan bahagia. Ia juga selalu memberikan ruang kepada Naira untuk mengekspresikan perasaannya tanpa merasa dihakimi.
Perlahan tapi pasti, luka di hati Naira mulai sembuh. Ia mulai lebih percaya diri dan terbuka kepada orang lain. Ia mulai aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi kampus. Ia juga mulai mengembangkan bakatnya di bidang desain grafis, sesuatu yang selalu ia impikan.
Nauval selalu mendukung setiap langkah Naira. Ia selalu memberikan semangat dan motivasi kepada Naira untuk terus mengejar mimpinya. Ia juga selalu ada untuk Naira, membantu Naira dalam menghadapi setiap tantangan dan kesulitan.
Suatu hari, saat mereka sedang menikmati makan malam romantis di sebuah restoran, Nauval mengungkapkan perasaannya kepada Naira. Ia mengatakan bahwa ia mencintai Naira dan ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Naira.
Naira sangat terkejut dan bahagia. Ia tidak menyangka bahwa Nauval akan mengungkapkan perasaannya. Ia merasa sangat beruntung telah menemukan seseorang yang benar-benar mencintainya dan menerimanya apa adanya. Tanpa ragu, Naira menerima pernyataan cinta Nauval.
Sejak saat itu, hubungan Naira dan Nauval semakin romantis. Mereka saling mencintai dan saling mendukung. Mereka membangun hubungan yang didasari oleh kepercayaan, kejujuran, dan saling pengertian. Mereka berdua belajar untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan satu sama lain.
Mereka sering menghabiskan waktu berdua, menikmati momen-momen indah bersama. Mereka juga saling mendukung dalam mengejar mimpi dan cita-cita masing-masing. Mereka berdua sama-sama bercita-cita untuk menjadi desainer grafis yang sukses. Mereka saling memotivasi dan saling membantu dalam mencapai tujuan mereka.
Naira dan Nauval menyadari bahwa cinta sejati bukan hanya tentang romantisme, tapi juga tentang persahabatan, kepercayaan, dan dukungan yang tulus. Mereka telah menemukan cinta sejati yang mereka impikan, cinta yang mampu menyembuhkan luka masa lalu dan membangun masa depan yang cerah. Mereka berdua pun memulai lembaran baru dalam hidup mereka, dengan penuh cinta, harapan, dan kebersamaan.
Suatu sore, sambil menikmati secangkir teh hangat di beranda rumah mereka yang nyaman, Naira tiba-tiba terdiam, seolah terhanyut dalam kenangan. Nauval, yang selalu peka terhadap perubahan suasana hati istrinya, menaruh tangannya di atas tangan Naira.
"Ada apa, Sayang?" tanyanya lembut.
Naira menghela napas panjang. "Aku baru saja teringat sesuatu," katanya, suaranya sedikit bergetar. "Tentang masa laluku… sebelum aku bertemu denganmu."
Nauval mengangguk, menunjukkan kesiapannya untuk mendengarkan. Ia tahu bahwa masa lalu Naira masih menyimpan luka yang belum sepenuhnya sembuh.
Naira mulai bercerita, suaranya pelan namun jelas. Ia menceritakan tentang mantan kekasihnya, seorang pemuda bernama Reza. Reza adalah cinta pertamanya, seorang yang tampan, pintar, dan romantis. Naira sangat mencintai Reza, dan ia percaya bahwa Reza adalah jodohnya.
Namun, hubungan mereka tidak berjalan mulus. Reza adalah seorang yang ambisius dan egois. Ia selalu mengejar kesuksesan dan popularitas, seringkali mengabaikan perasaan Naira. Ia seringkali bersikap dingin dan cuek kepada Naira, bahkan seringkali melupakan janji-janjinya.
Puncaknya, Reza meninggalkan Naira tanpa alasan yang jelas. Ia menghilang begitu saja, tanpa pamit dan tanpa penjelasan. Naira sangat terpukul dan patah hati. Ia merasa dikhianati dan ditinggalkan oleh orang yang paling ia cintai.
"Aku merasa sangat bodoh dan naif," kata Naira, air matanya mulai menetes. "Aku terlalu mencintainya, sampai-sampai aku buta terhadap sikapnya yang sebenarnya."
Nauval memeluk Naira dengan erat. Ia merasakan sakit hati yang masih tersimpan di dalam hati Naira. Ia tahu bahwa luka masa lalu Naira sangat dalam.
"Kau tidak bodoh, Sayang," kata Nauval, suaranya lembut dan penuh kasih sayang. "Kau hanya terlalu mencintai seseorang yang tidak pantas mendapatkan cintamu. Reza tidak pantas untukmu. Kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik, seseorang yang akan selalu mencintaimu dan menghargai keberadaanmu."
Naira bersandar di dada Nauval, merasakan ketenangan dan rasa aman yang selama ini ia cari. Ia menyadari bahwa Nauval adalah orang yang tepat untuknya. Nauval adalah seseorang yang mampu menerima masa lalunya, menghargai dirinya, dan memberikan cinta yang tulus dan tanpa syarat.
"Terima kasih, Sayang," kata Naira, suaranya bergetar karena haru. "Kau telah menyembuhkan lukaku."
Nauval tersenyum, mencium kening Naira dengan penuh kasih sayang. Ia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi ia yakin bahwa mereka akan selalu bersama, melewati setiap rintangan dan membangun masa depan yang cerah bersama. Kisah cinta mereka, yang berawal dari luka masa lalu, akhirnya berbuah manis, menjadi sebuah kisah cinta yang penuh makna dan inspirasi.
Naira masih ingat dengan jelas bagaimana Reza meninggalkannya. Saat itu, mereka sedang merayakan ulang tahun hubungan mereka yang ke dua tahun. Reza telah merencanakan kejutan romantis, mengajak Naira makan malam di restoran mewah di puncak gedung pencakar langit. Naira merasa sangat bahagia dan bersyukur memiliki Reza dalam hidupnya.
Namun, di tengah-tengah makan malam romantis itu, Reza tiba-tiba berubah sikap. Ia menjadi dingin dan cuek, seringkali menatap kosong ke arah jendela. Naira mencoba untuk menanyakan apa yang terjadi, tapi Reza hanya menjawab dengan singkat dan tidak jelas.
Setelah makan malam, Reza mengajak Naira untuk berjalan-jalan di taman kota. Saat mereka berjalan di bawah cahaya lampu taman yang remang-remang, Reza tiba-tiba berhenti dan menatap Naira dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Naira," katanya, suaranya terdengar berat. "Ada sesuatu yang harus kau ketahui."
Naira merasa jantungnya berdebar kencang. Ia merasakan firasat buruk.
"Aku… aku harus pergi," lanjut Reza, suaranya berbisik. "Aku harus mengejar mimpiku. Aku harus pergi ke luar negeri. Aku tidak bisa membawamu."
Naira tercengang. Ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Reza akan meninggalkannya? Untuk mengejar mimpinya? Tanpa pamit? Tanpa penjelasan?
"Apa maksudmu?" tanya Naira, suaranya bergetar. "Kau akan meninggalkanku?"
Reza menghela napas panjang. "Maaf, Naira," katanya. "Aku tidak bisa membawamu. Aku harus fokus pada karirku. Aku harus pergi ke luar negeri untuk mengejar mimpiku."
"Tapi… kita sudah berjanji untuk bersama selamanya," kata Naira, air matanya mulai menetes. "Kau tidak bisa begitu saja meninggalkanku."
Reza menggelengkan kepalanya. "Maaf, Naira," katanya, "Aku harus pergi. Aku ingin kau bahagia. Kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku."
Reza kemudian berbalik dan pergi tanpa menoleh ke arah Naira. Ia meninggalkan Naira di tengah taman kota, di bawah cahaya lampu yang remang-remang, dengan hati yang hancur berkeping-keping. Naira mencoba untuk mengejar Reza, tapi Reza sudah menghilang begitu saja.
Naira menangis tersedu-sedu di tengah taman kota. Ia merasa dikhianati dan ditinggalkan oleh orang yang paling ia cintai. Ia tidak mengerti mengapa Reza harus meninggalkannya begitu saja. Ia merasa sangat kesepian dan terpuruk.
Reza tidak pernah menghubungi Naira lagi. Ia seperti menghilang ditelan bumi. Naira merasa sangat kecewa dan sakit hati. Ia merasa bahwa dirinya telah dibohongi dan dikhianati oleh orang yang paling ia percayai. Ia merasa sangat sulit untuk move on dari kejadian tersebut.
Pengalaman pahit itu meninggalkan luka yang mendalam di hati Naira. Ia menjadi tertutup, sulit mempercayai orang lain, dan takut untuk kembali jatuh cinta. Namun, beruntungnya, Naira menemukan Nauval, seorang yang mampu menerima masa lalunya, menghargai dirinya, dan memberikan cinta yang tulus dan tanpa syarat. Nauval telah menyembuhkan luka di hati Naira, membantunya untuk bangkit dan menemukan kebahagiaan baru.