Menjadi Ratu Genit

"Wanita itu kenapa tidak mati saja di tengah salju? Harusnya wanita itu terkubur di dasar lereng dan aku akan menggantikannya sebagai Ratu. Kenapa rencanaku selalu berantakan?!" kata Mary geram sekali.

"Tapi Nona, bagaimana dengan Lord tua itu? Kalau Lord tua itu tidak segera dibunuh, maka ... "

Mary menampar pelayan bodohnya dengan keras.

"Jaga mulutmu!!! Apa yang ingin kau katakan tadi!!!"

Pelayan Mary menatapnya dengan mata penuh ketakutan. Harusnya dia membunuh pelayan bodoh itu juga agar rencana yang dibuatnya sejak beberapa hari lalu tidak terbongkar.

Tapi Lord tua itu sungguh tidak berguna. Demikian juga dengan anak dan cucu Lord tua. Bagaimana bisa bahan peledak yang seharusnya disimpan justru disulut di belakang aula. Menyebabkan Raja menemukannya dengan mudah.

Kini, dia harus segera membuat Raja membunuh Lord tua. Atau ... Semuanya akan ketahuan oleh Raja.

"Raja sangat menyayangi Anda Nona. Saya pikir Anda tidak perlu khawatir. Bahkan saat Ratu menghilang, Raja tidak mencarinya. Dan memilih untuk menghukum Lord tua. Membiarkan wanita itu diselamatkan oleh orang lain"

Kali ini Mary tidak keberatan pelayan bodohnya itu membuka mulut.

Benar juga. Meski rencananya tidak berhasil. Raja tetap mengabaikan Ratu. Tidak peduli apakah Ratu hidup atau mati setelah terkubur longsor salju. Raja memang hanya mencintainya saja. Hanya dia.

Tapi tetap saja, lebih baik menyelesaikan semuanya dengan cepat. Atau akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan olehnya.

"Pergilah ke tempat Lord tua itu. Pastikan dia mati sekarang juga!!" kata Mary memberi sesuatu pada pelayan bodohnya. Sebuah botol yang berisi racun mematikan.

"Apa yang harus saya lakukan dengan ini Nona?"

Sialll. Kenapa pelayan yang diberikan Raja ini begitu bodoh!!!

"Berikan isi botol ini di makanan Lord tua, juga anak dan cucunya. Mereka harus mati malam ini juga. Tidak boleh masih bertahan sampai besok pagi! Ingat! Mereka semua harus mati!!"

Pelayan bodoh itu segera berlari keluar membawa botol berisi racun. Dan seperti ingin membuktikan diri. Pelayan bodoh itu membawa kabar baik untuk Mary beberapa jam kemudian

"Mereka semua sudah mati Nona"

Mary tersenyum senang. Meski bodoh, pelayan itu cukup dapat dipercaya melakukan kejahatan yang tersembunyi. Sangat cocok untuknya.

Sekarang, tidak akan ada yang tahu siapa yang sebenarnya memiliki ide untuk menyerang Raja.

Keira berada di dalam bak penuh dengan air hangat. Jane memaksanya berada di sana lebih lama. Hanya untuk memastikan tubuhnya pulih dengan benar.

"Apa Anda tahu kalau saya khawatir sekali, Ratu" kata Jane yang kembali menambahkan air hangat.

"Aku baik-baik saja. Tenanglah"

"Tapi badan Anda panas sekali saat itu. Saya memang bodoh sudah meninggalkan Anda. Harusnya saya disana saja menjaga Anda" sesal Jane.

Keira tersenyum dan memegang tangan Jane.

"Kau telah sangat berani turun dari gunung untuk meminta tolong. Aku yang seharusnya berterima kasih padamu Jane. Kau yang mendatangkan semua orang untuk menolongku"

Jane mulai terisak.

"Sebenarnya saya meminta tolong kepada Raja. Saya ingat sekali saat itu saya meminta tolong kepada Raja. Tapi Raja sungguh tidak berperasaan. Jangankan menolong Anda. Menyuruh orang untuk mencari Anda saja tidak. Untung saja Tuan Wickham dan Jenderal Malone cepat menolong Anda" jelas Jane lalu pergi untuk mengambil gaun Keira.

"Jane, sebenarnya bukan Rupert yang menurunkan demamku. Melainkan pria yang katamu tidak melakukan apa-apa itu. Pria itu menurunkan demamku dengan cara yang sangat unik namun ... Manjur" kata Keira dalam hati.

Pria itu, menyentuh tubuhnya dengan perlahan dan lembut. Menelusuri setiap jengkal dari tubuh Keira dengan tangan besarnya yang kasar. Lalu memastikan mereka menempel begitu erat sehingga tubuh pria itu menyerap suhu tinggi badan Keira.

Suasana berubah sangat cepat saat pria itu menciumnya seakan mereka sedang bertukar napas kehidupan. Dan bagian yang akhirnya membuat mereka bersatu itu. Keira menggigit bibir bawahnya, mengingat saat itu terjadi.

Setiap dorongan membuat sensasi berbeda. Terkadang sakit namun sebagian besar menggelitik perutnya. Sesuatu yang sangat menyenangkan. Membuat Keira menginginkannya lagi.

Namun, pria jahat itu tidak akan mungkin memberikannya lagi padanya. Pasti tidak mungkin. Karena itu hanya untuk mencegahnya tidak mati saja. Bukan untuk benar-benar bercinta dengannya.

Lagipula, Raja pasti merasa jijik saat melakukan hal itu dengannya. Pria itu di kehidupan yang lalu, secara jelas menyatakan hal itu. Tidak akan pernah menyentuhnya karena dia sangat menjijikkan. Jadi ... Keira harus puas dengan pengalaman pertama dan terakhir itu. Dia memejamkan mata dan mulai menyapu seluruh permukaan kulitnya.

Tanpa sadar, tangan kiri Keira hampir menyentuh bagian bawahnya. Dia tersadar dan merasa sangat malu. Dia tidak boleh melakukan hal ini. Atau orang lain akan menganggapnya aneh.

Takut kembali berfantasi tentang malam itu, Keira memutuskan untuk menyudahi berendamnya. Kemudian memakai gaun yang hangat dan beristirahat.

"Diluar ada Jenderal Malone dan Tuan Wickham. Apa Anda mau menemui keduanya, Ratu?" tanya Jane yang menata rambutnya.

Jenderal Malone dan Rupert?

Rupert adalah orang yang membopongnya turun dari gunung. Menggunakan semua kekuatannya, Rupert tidak mengeluh dan tetap membawanya melewati semua salju tebal itu. Bagaikan prajurit es yang sangat berani menerjang apapun.

Sedangkan Jenderal Malone. Memegangnya dengan erat saat mereka berkuda dengan kecepatan melebihi angin ribut. Memastikan Keira sampai di ruangan dan mendapat pengobatan dengan cepat.

"Tentu saja, mereka adalah penyelamat bagiku." jawab Keira.

"Benar, keduanya adalah orang yang berjasa dalam penyelamatan Anda. Berbeda dengan seseorang yang tak peduli dan memilih bersama wanita liciknya terus menerus"

Apa yang dimaksud Jane adalah Raja? Kalau tentang itu, Keira tidak akan bicara apa-apa.

"Biarkan mereka masuk dan Jane, siapkan hadiah untuk keduanya!" perintah Keira.

"Baik Ratu"

Yang pertama masuk adalah Rupert, kemudian disusul oleh Jenderal Malone. Keduanya tampak tampan dengan keunikan sendiri-sendiri. Keira berdiri lalu menunduk pelan. Mengejutkan keduanya.

"Terima kasih. Tanpa bantuan Rupert dan Jenderal Malone, saya pasti tidak akan selamat. Selamanya saya akan sangat berterima kasih pada Anda berdua" katanya membuat ekspresi dua pria tampan itu berubah.

Sepertinya, mereka belum pernah menerima hal seperti ini sebelumnya.

Tapi, karena Raja tidak mungkin menyentuh dia lagi ke depannya. Mungkin dua pria di depannya bisa memberi kesenangan yang berbeda. Setidaknya, dia memiliki banyak waktu untuk mencari tahu. Keira tersenyum licik mengetahui Jenderal Malone dan Rupert salah tingkah.

Fu Fu Fu