(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Luc dan Arion kembali menjaga jarak seperti biasanya ketika sampai di lobby perusahaan. Terra menyambut mereka dengan kecemasan. Keadaan di perusahaan tersebut menjadi kacau setelah para pegawai di sana mengetahui peristiwa berdarah yang hampir membahayakan keselamatan boss mereka. Namun, mereka tidak ada yang berani bersuara, tetap tenang seolah tidak terjadi apa-apa.
“Nona, apakah Anda baik-baik saja?” tanya Terra, seraya memperhatikan nona mudanya dari atas sampai bawah, takut kalau nona mudanya terluka.
Luc baru saja akan membuka mulut, namun disela Arion.
“Jaga pandanganmu, Terra!” Arion berkata dingin, lebih tepatnya tidak suka saat pria berbadan gendut itu memperhatikan nona muda dengan lekat.
Apakah ia sedang mengirim sinyal cemburu pada Luc?
Entahlah, hanya Arion saja yang tahu. 😁
“Apasih?! Aku hanya mengkhawatirkan nona muda!” Terra bersungut-sungut, jengkel pada Arion yang terlihat lebih overprotektif dari biasanya.
“Hei! Tugasku adalah melindungi nona muda dari bahaya, termasuk dari tatapan mesummu!” balas Arion tidak mau kalah. Kemudian berjalan menuju mobil, dan membuka pintu bagian belakang untuk Luc.
Terra mencebikkan bibir, rasanya ingin menjitak kepala Arion sampai penyok.
Luc mengulas senyum tipis, kemudian melirik Terra yang sudah duduk di balik kemudi. Luc berdiri sambil bersedekap di dada, menatap Arion yang berdiri di dekat pintu mobil.
Luc sedikit membungkukkan setengah badannya, mendekatkan diri pada Arion, kemudian berbisik, “Kau cemburu?”
“Tidak!” elak Arion, tetap bersikap dingin dan datar.
“Mendengar jawabanmu aku sangat yakin kalau saat ini hatimu sedang terbakar cemburu,” ucap Luc, tersenyum sinis.
“Ck! Aku bilang tidak! Apakah kau tuli!” balas Arion penuh penekanan.
“Oke! Aku akan mencium Terra, bila perlu aku akan bercinta dengannya,” bisik Luc penuh ancaman, karena Arion masih gengsi untuk mengungkapkan perasaannya.
Arion mengeraskan rahangnya, “aku akan membunuhnya jika kau berani melakukan hal gila itu!” geram Arion, lalu mempersilahkan Luc masuk dan duduk di dalam mobil.
Luc tersenyum usil, kemudian menjulurkan lidahnya dan menyapukannya ke seluruh permukaan bibirnya dengan gerakan memutar dan sensual untuk menggoda Arion.
“Shiit!” umpat Arion seraya menutup pintu mobil itu dengan kesal.
Terra menggelengkan kepala melihat tingkah Arion. “Kau tidak memakai alat komunikasi itu lagi?” tanya Terra pada Arion yang sudah duduk di jok sampingnya.
“Tidak! Fed dan Tuan Dom sudah percaya padaku untuk menjaga Nona Luc,” jelas Arion yang sudah lulus melalui tahap kualifikasi dari pengawasan atasannya, dan Tuan Dom.
“Oh ... jadi kemarin kau masih dalam masa percobaan?” tanya Terra lagi semakin penasaran.
“Ya! Bisakah kau diam dan segera menuju rumah sakit!” kesal Arion karena sejak tadi Terra terlalu banyak bicara. Arion meringis sambil memegangi tangannya yang terluka.
“Oh, astaga! Ternyata kau terluka!” Terra terkejut ketika melihat tangan Arion terluka parah. Ia benar-benar tidak memperhatikan Arion, karena sejak tadi hanya fokus pada sang nona muda.
Luc yang sejak tadi diam sambil menyimak pembicaraan dua pria itu akhirnya berdeham keras.
“EHEM!”
“Maaf, Nona.” Terra segera menjalankan mobil tersebut menuju rumah sakit terdekat, sebelum terkena amukan singa betina itu.
*
*
"Arghh!!!" teriak Paolo kesakitan, ketika peluru di kedua kakinya di cabut tanpa menggunakan anestesi di salah satu rumah sakit yang menangani criminal.
"Sial, kalian ingin membunuhku!" teriak Paolo pada petugas medis yang menanganinya.
"Kau adalah seorang penjahat! Kau suka menembak dan membunuh orang, jadi aku rasa yang kau rasakan ini belum seberapa dari para korban yang pernah kau lukai!" ucap dokter pada Paolo.
"Hei, aku bukan penjahat! Aku adalah seorang pengusaha!" bentak Paolo emosi, dan berusaha menutupi jati dirinya yang sesungguhnya kalau dia adalah seorang mafia.
"Ck! Aku sudah membaca riwayat hidupmu dari pihak kepolisian, kalau ternyata kau adalah seorang Mafia yang selama ini paling dicari polisi!" ucap dokter tersebut.
"Arghhhh!!!!" teriak Paolo lagi yang telentang di atas tempat tidur pasien sambil merasakan kesakitan luar biasa saat dokter itu menjahit luka di kakinya tanpa perasaan.
"Dasar lemah!" cibir dokter itu sedikit puas menyiksa mafia berdarah dingin itu.