Bukan area bocil, harap minggir💃🏻
Divya hanya seorang wanita rumah tangga biasa, berbakti pada suami yang memintanya menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan hanya mengurusi perihal pekerjaan di rumah dan mengurusinya sebagai suami. Meskipun Divya lulusan S-1, namun wanita itu menurut pada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan tidak menjadi wanita karir.
Namun, seketika rumah tangga mereka yang baru saja menginjak usia 2 tahun hancur karena orang ketiga. Bahkan orang ketiga itu sudah mempunyai seorang suami.
"Kau tega mengkhianati ku dengan wanita murah4n ini, Bang!" Divya menjambak selingkuhan suaminya itu dengan emosi.
Dughh!!!
Tubuh Divya tersentak, bagian belakang kepalanya dipukul dengan benda keras. Tak lama tubuh Divya terjatuh ke lantai, meregang nyawa dengan dendam yang ia bawa mati.
Namun, tiba-tiba Divya terbangun kembali. Dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 18 tahun lalu dengan memakai tubuh gadis yang bernama Ellia itu, Divya membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Mundur WIR!
Hari itu Dokter Ramdan memang sedang libur praktek, itu adalah hari minggu. Lelaki yang berusia 35 tahun itu kedatangan tamu yang memang biasanya datang yaitu Fatir dan Wina tetapi hari itu ada satu tamu tambahan.
"Vanny, kejutan. Kamu akhirnya datang kesini setelah lama nggak dateng, masuk Van." Ajak Dokter Ramdan, sedangkan di dalam rumah sudah ada Wina dan Fatir yang sudah datang lebih dulu.
Vanny berjalan masuk beriringan dengan Dokter Ramdan, saat masuk ke ruang tamu ketiga pasang mata saling tatap.
"Loh, Wina dan Bang Fatir." Tutur Vanny.
"Eh kamu, si cantik jelita. Ngapain disini?" Wina tentu saja terkejut karena Divya menyuruhnya merahasiakan tentang tubuh Divya asli yang ada di rumah itu, namun sekarang si cantik jelita ada disana.
"Kalian udah saling kenal?" timpal Dokter Ramdan.
"Kami hanya partner kerja," jawab Vanny.
"Duduk dulu yuk, Van." Ujar Dokter Ramdan.
"Iya, Dok."
Mereka berempat sudah duduk bersama, Wina dan Fatir saling melirik.
"Ohya, boleh tau kalian saling kenal dimana?" tanya Dokter.
"Dalam sebuah penyelidikan, Dokter tau lah pekerjaan sampingan ku apa? Karena Dokter pernah mendapatkan pelayanan ku." Vanny tersenyum.
"Ah, aku mengerti." Dokter Ramdan mengangguk, mungkin perkataan Vanny merujuk pada penyelidikan tentang Divya.
"Kami bekerja sama dan sepakat untuk bertukar informasi." Lanjut Vanny.
Sedangkan satu pasang mata sejak awal kedatangan putri dari wa li ko ta itu terus menatap wajah Vanny, seolah terhipnotis. Wina melirik sahabatnya itu, ia pun melihat tatapan Fatir pada Vanny.
"Stttt, lo naksir si cantik jelita ya." Bisik Wina pada Fatir.
"Diem lo, ganggu aja. Gue lagi memandang mahkluk Tuhan yang paling sempurna," balas Fatir.
Wina geleng-geleng kepala, padahal dia juga sama saja. Sama-sama lebay, wkwk!
"Tadi Dokter panggil kamu Van, apa itu nama aslimu?" tanya Wina pada Vanny padahal Divya sudah memberi tahu dan tentunya Wina juga tau dari video viral yang sedang trending di jagat maya.
"Kenalkan, Vanny Dirgayasa. Ini kartu namaku, itu pekerjaan asliku. Jika ada perlu dengan masalah tanah hubungi nomerku disana, sedangkan nomer yang sudah kamu save sekarang, itu nomer kerja sampingan ku... ala Detektif itu." Vanny tersenyum memamerkan gigi putih rapihnya, membuat jantung Fatir seketika berdebar kencang seperti sedang dikejar orang gila yang minta dicium. Cieeeee... Fatir, hilal jodoh nya udah ketemu nih!
"Wow, Tir! Kerjaan asli si cantik jelita keren, lo bukannya mau nanya-nanya tentang hak milik tanah yang paman lo jadiin rumah itu, tanya dia aja." Wina menyikut Fatir sengaja memberi celah agar sahabatnya itu mempunyai alasan mendekati Vanny.
"Eh eh iya," Fatir menggaruk kepala belakang yang sama sekali tidak gatal, salting dia.
"Anak Pak wa li ko ta mah beda ya, bawaannya kalem." Ujar Wina.
"Apaan... nggak lah. Kalau lagi ngumpul gini, aku ini jadi si cantik jelita bukan anak wa li ko ta."
"Udah cantik, serba guna eh serba bisa maksudnya... plus pinter nggak sombong lagi. Perfect buat para cowok, iya nggak Pak Dokter." Wina menggoda Dokter Ramdan, ingin tau apa wanita seperti Vanny adalah tipe si Dokter.
"Penilaian setiap orang beda-beda, tipikal wanita yang disukai para lelaki juga pasti beda. Vanny memang cantik, saya akui." Dokter membenarkan perkataan Wina.
"Tipe Pak Dokter nggak?" tanya Wina lagi, ada sedikit rasa cemburu dalam hatinya pasalnya tuh cewek begajulan serius menyukai sang Dokter.
"Hm, sepertinya iya. Kenapa? Mau jodohin saya sama Vanny?" Dokter Ramdan mengulum senyum melihat tatapan mata cemburu Wina pada Vanny.
"Dokter bisa aja, aku juga nggak bakal nolak lah kalau Dokter daftar jadi imam ku," Vanny malah balik menggoda sang Dokter.
Fatir dan Wina mode cemburu, namun siapa lah mereka jadi mereka sadar diri.
"Jadi, kedatangan kamu kesini tuh ada yang penting?" tanya Dokter Ramdan pada Vanny menanyakan tujuan wanita itu datang ke rumahnya.
"Oh ini aku bawa undangan pernikahan Kakak ku, Dokter masih ingat kan dengan Kak Poppy? Pasti masih ingat lah, secara dia kan mantan pacar Dokter waktu kuliah dulu. Hehe..."
Weh ceritanya Dokter mau turun ranjang eh turun cinta dari kakaknya ke adek nya ini mah. Udah mikir macem-macem si Wina tuh.
"Itu udah hampir 15 tahun yang lalu dan kami hanya pacaran sebentar," Dokter Ramdan tersenyum.
"Ya udah, aku cuma datang ngasih undangan nya. Bisa aja sih aku kasih lewat digital tapi keluarga kami sangat menghargai Dokter apalagi setelah Dokter menyembuhkan penyakit Mama. Kalau begitu aku permisi," Vanny bangun dari duduknya.
"Bawa mobil?" tanya Wina.
"Bawa kok, eh btw kalian berdua ada disini emang lagi nggak kerja detektif-detektifan?"
"Klien kami sedang meliburkan kami, lagian udah nggak banyak yang harus di intai." Wina mengangkat bahu pelan. "Kalau kamu sendiri, lagi libur juga?" tanya Wina balik.
"Nggak juga, aku pulang dari sini akan kembali ngintai. Klien-ku masih menginginkan banyak informasi, apalagi Klien-ku masih tetap ingin mengetahui keberadaan seseorang yang hilang itu. Aku masih belum bisa menemukan jejaknya, tapi katanya malam tadi orang suruhan Klien-ku berhasil mendapatkan barang bukti di rumah TKP." Ujar Vanny sekalian berbagi informasi.
Wina dan Fatir kembali saling tatap bahkan kening Dokter Ramdan ikut mengerut dalam.
"Boleh kami tau barang bukti apa yang ditemukan? Bukankah maksud seseorang yang kamu cari adalah Nyonya Divya? Karena kamu mendapatkan informasi tentang tempat TKP pun dari kami."
"Sorry, tapi masalah barang bukti Klien-ku masih menutupi apa saja yang dia temukan. Dia hanya menghubungiku mengatakan untuk terus mencari keberadaan Nyonya Divya, saat aku tanya tujuannya apa dia menjawab dia hanya ingin semua tabir bisa terungkap."
Wina mengangguk, dia harus menceritakan pada Divya tentang penemuan barang bukti dan tentang Emilio yang masih mencari keberadaan Divya.
"Oke, deh. Aku pergi. Kalian nggak ada informasi baru, kan? Mungkin saja kalian sudah menemukan Nyonya Divya, gitu."
"Uhuk!!!" Fatir yang banyak melamun tersedak salivanya sendiri mendengar omongan Vanny yang memang benar. Bahkan orang yang dicari oleh Vanny berada disana.
"Kamu kenapa, Abang Fatir?" lembut kata-kata Vanny pada Fatir membuat lelaki itu sekali lagi tersedak.
"Astaga! Gini nih punya temen yang ng'jomblo lama. Ngenes banget, di lembutin dikit aja salting." Sindir Wina pada Fatir.
"Kalau gitu, aku beneran pergi." Ujar Vanny lalu berjalan keluar pintu utama.
Dokter Ramdan, Wina dan Fatir ikut mengantar sampai ke depan pintu utama. Setelah mobil hatchback, mobil dengan harga murah itu melaju pergi mereka berbalik badan untuk kembali ke dalam rumah.
"Vanny paket lengkap ya, Dok. Bahkan nggak sombong, mobilnya aja bukan mobil mahal," celetuk Wina.
"Kamu juga paket lengkap kok, cantik juga," jawab si Dokter ambigu lalu meninggalkan Wina dengan segala kebingungan nya.
Fatir mendekati sahabatnya Wina. "Mundurrrr Wirrrr... sainganmu putri wa li ko ta, bukan kayak luh Primata! Haha..." ledek Fatir karena dia tau Wina menyukai si Dokter dan mereka melihat ada kedekatan antara Vanny dan Dokter Ramdan.
"Mundurrr Wirrrr, saingan luh Dokter tampan... bukan luh si buruk rupa!!! Weekkkk..." Wina langsung kabur ke dalam rumah, menuju kamar tubuh Divya asli berada yang masih lemas dan belum bisa bergerak banyak.
____
Next bab ya cerita Divya dan si Om, bab ini khusus para sahabat Divya wkwk 😅 Kasihan para Jomblowers, guys!
, terimakasih ya Thor,