Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10. Terlelap
Bram terdiam mendengar pertanyaan dari Kinara. Sejujurnya ia tidak tau siapa orang yang telah menyiapkan rumah rahasia untuk Kinan.
Karena Saat ia pergi rumah itu belum ada, dan Kinan masih tinggal di istana Abimanya. Banyak hal yang ia tidak tau tentang kehidupan Kinan dan juga Kota J.
Ia hanya fokus pada pertumbuhan dan perkembangan Kinara, serta menjaga keselamatan Kinara khususnya.
"Maaf nona muda, uncle tidak tau akan hal itu. Uncle tau tentang rumah itu juga dari cerita Boy." jawab Bram dengan jujur.
"Baiklah uncle, karena hari sudah terlalu dini aku ingin beristirahat. Tapi bolehkan aku sewaktu-waktu bermalam dirumah kak Kinan itu ?." tanya Kinara dengan manja.
Bram hanya bisa mengangguk, ia selalu saja tidak tega untuk menolak keinginan gadis kecilnya itu.
Kinara tersenyum melihat bahwa Bram mengijinkan ia untuk tinggal dirumah yang menyimpan banyak kenangan tentang saudara kembarnya itu.
Setelah berpamitan Kinara melangkah menuju kamarnya. Ia ingin segera terlelap dan menyambut pagi untuk melanjutkan misinya.
Sementara Bram langsung membereskan belas makan malam mereka. Baru saja Bram memasuki kamar dan hendak beristirahat. Ada panggilan dari Boy.
"Paman coba periksa berita hari ini, markas Naga Hitam rata dengan tanah !. Bahkan tidak ada yang tersisa dari markas Naga Hitam."
"Dari informasi anak buah kakek Fatih, hanya pemimpin dan juga Queen yang selamat dari insiden itu." ucap Boy dari sebrang sana.
"Naga Hitam ?. Siapa yang bisa melakukan hal itu ?." tanya Bram.
"Tidak tau paman, aku baru saja menerima kabar itu, hanya saja banyak anggota Naga Hitam yang selamat karena mereka berada diluar markas."
"Jadi meskipun mereka tidak punya markas tapi Naga Hitam belum musnah sepenuhnya." jelas Boy.
"Baiklah, ini sudah terlalu larut. Istirahatlah dan kita akan membahas itu besok." jawab Bram dan langsung menutup telponnya.
Bram merebahkan tubuhnya di ranjang, sebenarnya ia sangat lelah karena mencari Kinara. Beruntung ia segera menemukan Kinara tepat waktu.
"Naga Hitam, bukankah pria yang menyerang Kinara tadi adalah pemimpin Naga Hitam ?. Tapi bagaimana bisa Kinara bertemu dengan pria itu ?." tanya Bram dalam hati.
Ia mencoba berfikir tentang hal itu, tapi tetap saja ia tidak bisa menemukan jawabannya. Namun lagi-lagi ia mendapatkan kabar bahwa ada seseorang yang menantang siapapun di arena balap liar dengan iming-iming hadiah menjadi pemilik Naga Hitam.
Banyak hal yang terjadi dalam satu hari ini. Kejadian yang diluar ekspektasi nya. Ia yang baru kembali belum bisa menyesuaikan keadaan kota J yang baru, tapi sudah ada gerakan yang lebih cepat dari dirinya.
Siapapun orang itu, yang pasti ia adalah kawan karena ia memiliki lawan yang sama. Bukankah musuh dari musuh adalah kawan kita.
Sementara Kinara memeriksa email yang masuk, ia mengerjakan tugas seperti biasanya. Memeriksa laporan penting dari perusahaan yang ia dirikan.
Ia juga memeriksa laporan dari seluruh anggota Dom Anggels dari beberapa Cang dari berbagai Negara.
"Ada info tentang kematian kak Kinan." ucap Kinara saat ia memeriksa email masuk.
Dengan cepat Kinara memeriksa setiap detail laporan dan juga memeriksa beberapa video yang terlampir.
Kinara mengulang sebuah Video yang menampilkan suasana Sekolah Nusa Bangsa diluar jam sekolah.
Jika dilihat dari waktunya itu terjadi setelah jam pulang sekolah. Terlihat Kinan yang berjalan seorang diri sambil sesekali menengok ke kanan dan ke kiri, bahkan sesekali ia menoleh ke belakang.
Hingga akhirnya ia menabrak seseorang. Hingga buku-buku yang ia bawa berjatuhan.
"Katakan dimana rekaman itu ? Jika kau tidak ingin kehilangan nyawamu dan juga orang-orang yang kamu sayangi. " ucap seseorang yang bertopeng itu.
"Saya tidak tau apa yang kamu maksud ." jawab Kinan dengan gemetar.
Kinan berdiri disamping pagr pembatas lantai lima, ia sudah tidak bisa bergerak karena pria bertopeng itu berada tepat di hadapannya.
"Jangan coba-coba untuk mempermainkan aku !." ucap pria bertopeng itu.
Namun sebelum Kinan menjawab, tiba-tiba Queen datang dari arah samping, dan tanpa menunggu lama Queen langsung mendorong tubuh Kinan.
Tubuh Kinan langsung terjatuh dari lantai lima. Tubuh yang lemah itu akhirnya jatuh tepat di atas lantai halaman Sekolah.
Darah segar mewarnai langit itu. Mungkin siapapun itu tidak akan selamat jika ia terjatuh dari ketinggian dengan posisi kepala yang terbentur terlebih dahulu sebagai tumpuan tubuh yang lainnya.
Namun siapa sangka Kinan dengan susah payah mencoba untuk bangkit dan berdiri. Sambil terseok-seok ia mencoba meninggalkan sekolah Nusa Bangsa.
Sementara Queen dan pria bertopeng itu segera turun sambil berlari untuk menemukan Kinan.
Sayangnya saat mereka sampai di bawah ada sosok yang sudah berlumuran darah yang terbaring dengan kepala yang sudah hancur.
"Apa yang harus kita lakukan ?." tanya Queen.
"Cepat bawa mayat ini dan buang dihutan belakang sekolah ini !." ucap pria bertopeng itu.
Tak lama datang beberapa orang dari Naga Hitam yang membantu membawa mayat yang hancur itu. Dan ada juga yang membersihkan darah yang berceceran di halaman Sekolah.
"Jadi siapa sebenarnya pria bertopeng itu ?. Suaranya terdengar sangat familiar. Dan apakah kak Kinan masih hidup ?." tanya Kinara dalam hati.
Kinara segera mengetik perintah agar segera menyelidiki tentang keberadaan Kinan setelah keluar dari Sekolah Nusa Bangsa.
Ada sebuah harapan bahwa sang kakak masih hidup, karena bisa meninggalkan sekolah Nusa Bangsa meskipun dalam kondisi kritis.
Dan siapa sebenarnya yang telah menggantikan posisi Kinan sehingga ia ditemukan tak bernyawa di belakang sekolahnya ?.
Ada misteri yang harus ia pecahkan. Ia harus segera menemukan Kinan apapun kondisinya. Ia tidak ingin kehilangan saudara kandungnya itu.
Ia akan mengerahkan seluruh kemampuan yang ia miliki untuk mencari Kinan dan membalas dendam kepada Queen dan juga Naga Hitam.
Tapi siapa sebenarnya pemimpin Naga Hitam ? Ia selalu mengenakan topeng dan mengapa suaranya begitu familiar di telinga Kinara ?.
Setelah merapikan kembali laptopnya, Kinara merebahkan tubuhnya. Ia masih berfikir siapa sebenarnya pemimpin Naga Hitam dan apa yang ia minta kepada Kinan.
Namun tak terasa ia akhirnya terlelap dengan segudang tanda tanya. Begitu juga dengan Bram yang pada akhirnya terlelap menjemput mimpi.
Sementara Queen berdiri dipinggir jalan dengan posisi yang masih sama seperti saat ia dijemput dari sekolah. Meskipun dalam kondisi berdiri ia akhirnya bisa terlelap juga.
Mungkin karena kelelahan atau mungkin memang karena malam yang semakin larut, yang sebentar lagi akan digantikan oleh sang fajar.
Sangat miris sekali nasib Queen, ia ditinggalkan oleh sang ayah demi bisa menyelamatkan diri sendiri tanpa perduli bagaimana nasib sang anak dengan kondisi kaku seperti manekin.