Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
Nyata nya kehadiran mu menjadi bumerang untuk hubungan yang aku anggap sudah ada kemajuan
__Nadila Sari __
Dila menghembuskan nafas nya kasar , melirik jam dinding yang ada di kamar nya , ini sudah pukul 11 malam , namun mata nya enggan terpejam ...
Mencoba nya berulang kali , namun hasil nya tetap sama , Dila tidak mampu memejamkan kedua bola mata nya .
Umi Aisyah dan Abi Husein pamit istirahat terlebih dahulu ...
"Rel , umi sama Abi istirahat dulu ya , " ucap umi Aisyah .
Farel mengangguk kan kepala nya. "Iya umi , Abi , maaf mengganggu "
Umi Aisyah tersenyum , "kamu kayak sama siapa aja sih . Yasudah kamu ngobrol sama Arsyad , nanti kalau kamu mau istirahat , kamu pakai kamar itu ya " umi Aisyah menunjukkan kamar yang ber cat warna coklat , tidak jauh dari mereka semua duduk .
Farel tersenyum lalu mengangguk kan kepala nya . "Makasih banyak umi "
Dan setelah umi Aisyah dan Abi Husein pergi , kini tinggallah Farel , Arsyad dan juga Dila .
Hening
Sampai beberapa menit hanya ada sebuah keheningan , sampai suara Farel membuat Arsyad mendongak dan menatap pria yang ada di depan nya , tepat nya saling berhadapan oleh diri nya .
"Syad apa kabar ?" Tanya Farel .
Arsyad terkekeh .. "harus nya aku yang bertanya bukan nya kamu" sahut Arsyad .
Farel tersenyum ."enggak apa-apa , bertanya atau enggak nya kan sama saja "
"Jelas lain"
"Beda lah " Farel tidak mau kalah
"Hm terserah, kamu cuman nanya aku aja ?" Tanya Arsyad sembari menaikkan sebelah alis nya menatap sang sepupu .
Farel berdekhem sejenak , ada rasa tercekat di dalam tenggorokan nya . "Syad --"
"Ni Dila , kanapa enggak nanya kabar nya hm ? Kenapa enggak nanya kabar anak nya ... Eh ralat anak kalian " ucap Arsyad .
Farel meneguk Saliva nya susah payah , melirik ke sana kemari , takut umi Aisyah dan Abi Husein mendengar perkataan Arsyad . Farel tidak ingin Abi Husein dan umi Aisyah membenci nya , cukup mama dan papa nya saja ..
"Umi dan Abi sudah masuk kamar , jadi aman . Dan aku akan segera membahas nya sekarang sama kamu dan --" Arsyad melirik ke arah Dila yang duduk di samping nya . "Dila"
Deg
Jantung Dila berdetak kencang , entah apa yang akan di bahas oleh Arsyad , namun diri nya takut , takut sesuatu yang tidak ingin di dengar terucap kan ...
"Mas , ini sudah malam , ayo kita istirahat , kita bisa bahas nya besok --"
"Aku akan membahas nya sekarang Dila , aku enggak mau lagi mengulur-ulur kan waktu , sudah cukup selama ini " Arsyad langsung menyela perkataan Dila .
Dan apa yang keluar dari mulut Arsyad tadi membuat tubuh Dila menegang ...
"Syad mau ngomong apa ?" Tanya Farel .
Arsyad menghembuskan nafas nya kasar ."aku mau bahas tentang perjanjian kita beberapa tahun yang lalu , dan sekarang kamu sudah kembali , dan saat nya aku menyerah kan ---"
"Tidak !" Dila langsung menyela perkataan Arsyad , membuat Farel dan Arsyad menoleh ke arah nya .
"Emmm, maaf tapi mas --"
"Stop Dila , aku enggak mau kalimat ku kamu potong lagi . Dan apa yang akan ku katakan , kalian harus mendengar nya baik-baik . Terutama kamu Farel" ucap Arsyad menunjuk ke arah Farel . Dan langsung membuat Dila bungkam , sedangkan Farel sedari tadi mencuri pandang ke arah Dila . Ada sesuatu yang aneh pada wanita yang di kenal nya itu , wanita yang sudah melahirkan anak nya .
"Sesuai dengan perjanjian .. aku sudah menjaga Dila dan Rayyan , untuk kamu sampai kamu keluar dari dalam penjara. Aku pikir hukuman kamu lama sesuai dengan apa yang hakim katakan. Itu syukur lah ... Jadi aku tidak akan terikat dalam perjanjian selama itu. Dan --" menarik nafas nya panjang , Arsyad melirik ke arah Dila , yang sudah menangis di balik cadar nya sembari menggeleng-gelengkan kepala nya . Namun Arsyad tidak perduli sama sekali , Arsyad kemudian menatap ke arah Farel .
"Aku kembalikan Nadila Sari dan Muhammad Rayyan pada mu Farel "
Deg
Apa yang tidak ingin Dila dengar dari mulut Arsyad akhirnya di dengar nya juga . Dila menangis terisak ... Untung kamar umi Aisyah dan Abi ada di lantai atas , kalau tidak , kedua nya akan mendengar suara menangis Dila .
Farel mengangguk kan kepala nya , apa yang di katakan oleh Arsyad benar , perjanjian nya sudah berakhir , diri nya harus bertanggung jawab sepenuhnya atas Dila dan Rayyan , terlebih Rayyan adalah darah daging nya sendiri...
"Tapi Syad , gimana sama umi dan Abi ?"
"Kalau soal itu kamu jangan risau , aku yang akan menjelaskan nya kepada umi dan Abi . Sekarang , aku hanya ingin kamu tepati janji mu itu " ucap Arsyad datar .
"Mas tapi , aku --"
"Dila , kita sudah berjanji kepada Arsyad , dan beberapa tahun ini kita sudah merepotkan nya . Jadi kita --"
"Kalian egois ! Kalian hanya memikirkan janji dan janji ... Lantas bagaimana dengan putra ku Rayyan ! Bagaimana kalian akan menjelaskan nya kepada nya !" Dila mencoba menahan emosi yang ada di dalam diri nya , tapi nyatanya emosi itu tidak mampu diri nya tahan ...
"Dila kita akan menjelaskan nya kepada Rayyan dengan pelan oke , kamu jangan khawatir, aku papa nya aku ---"
"Terserah " sahut Dila menyela perkataan Farel , dan bangkit dari duduk nya lalu berlalu pergi dari sana , meninggalkan Farel dan Arsyad yang sama-sama menghembuskan nafas nya kasar .
"Aku serahin sama kamu " ucap Arsyad .
Farel mengangguk kan kepala nya , lalu Arsyad bangkit dari duduk nya , melangkah kan kaki nya menuju pintu rumah dan ingin keluar , membuat Farel mengerutkan kening nya . Farel lalu menyusul Arsyad .
"Syad mau kemana ?" Tanya Farel , ini sudah larut malam , namun Arsyad bukan nya masuk ke dalam kamar dan beristirahat , namun Arsyad malah keluar rumah .
Arsyad tersenyum tipis ... "Mau tidur " sahut nya ambigu , lalu berlalu meninggalkan Farel yang masih bingung dengan sikap Arsyad ...
Dila mencoba memejamkan mata nya untuk kesekian kali nya , namun nyata nya mata nya sangat sulit untuk di pejamkan ..
Bangkit dari tidur nya , Dila duduk bersandar di dasboard ranjang , pikiran nya selalu berkelana tentang perkataan Arsyad tadi ...
Dila mencengkram kuat kepala nya, menjambak rambut panjang milik nya ."arghhhhhh kenapa harus begini , kanapa hidup ku harus seperti ini ...." Teriak nya ...
"Ya Allah sakit .. cobaan apa lagi ini , mengapa hidup ku selalu penuh dengan cobaan , tidak bisa kah , Engkau memberikan ku kebahagiaan ,.... Hiks hiks hiks "
"Apa yang harus aku lakukan agar aku tidak di cerai oleh mas Arsyad .. aku --- hiks aku enggak akan pernah mau , "
___oOo___
"Dek maaf ya aku baru kesini , tadi ada saudara aku yang datang " ucap Arsyad yang baru bisa datang ,pukul 11 malam ke rumah yang di tempati oleh Lydia dan Zahra .
Lydia menggeleng kan kepala nya . "Enggak apa-apa bang " sahut nya , lalu mempersilahkan Arsyad untuk masuk .
Arsyad tersenyum , sangat menyukai kepribadian Lydia yang sangat lemah lembut itu ...
"Yaudah yuk kita tidur , pasti kamu udah tidur tadi kan ?" Ucap Arsyad yang melihat mata sayu milik Lydia . Arsyad sudah menduga nya , jika istri nya ini pasti sudah tertidur . Namun karena Arsyad merindukan nya , Arsyad datang dan mengganggu tidur Lydia . Mau tidur sendiri juga Arsyad yakin seratus persen , bahwa mata nya tidak akan terpejam jika tidak tidur dengan Lydia .
Lebay ? Toh emang kenyataan nya kok . Selama ini Arsyad itu tidur nya sama berkas-berkas untuk mengalihkan semua beban pikiran yang ada di dalam kepala nya .
Namun semenjak kemarin , setelah menikah dengan Lydia , baru tidur semalam dengan Lydia , nyatanya , Arsyad menemukan sebuah ketenangan dan kenyamanan di dalam diri nya ....
Lydia mengangguk kan kepala nya , melangkah kan kaki nya menuju ke kamar milik nya dengan Arsyad yang mengikuti langkah kaki nya ...
"Dek , enggak papa kan kalau Abang tidur satu ranjang sama kamu ?" Tanya Arsyad ketika kedua nya sudah rebahan di atas ranjang yang sama , Lydia juga sudah hampir memejamkan kedua bola mata nya , karena rasa kantuknya yang juga tidak bisa di tahan oleh nya lagi .
Lydia menoleh ke samping nya , "kan dari semalam kita udah satu ranjang bang" sahut Lydia .
Arsyad menggaruk kepala nya yang tidak gatal , malu si sama pertanyaan konyol nya tadi . Mengapa juga Arsyad menanyakan hal tersebut , apa lagi semalam diri nya sudah tidur satu ranjang ...
"Emm -- itu , maksud Abang kan , kamu -- emm enggak gugup , eh salah , nyaman apa enggak" Arsyad merutuki ucapan nya yang gugup dan salah-salah ketika Lydia menatap ke arah nya .
Lydia terkekeh mendengar nya , dan hal itu tidak luput dari pandangan Arsyad , membuat Arsyad mengulas senyuman nya . Sungguh wanita yang ada di samping nya ini sangat cantik dan menawan . Arsyad sungguh sangat terpesona ....
Tanpa sadar , Arsyad mendekat kan wajah nya ke wajah Lydia , Lydia sempat terkejut , dan membulat kan kedua bola mata nya , namun karena diri nya tau apa kewajiban nya , maka Lydia hanya diam saja.
Wajah Arsyad semakin mendekat , hingga jarak wajah kedua nya sudah sangat dekat , deru nafas Arsyad sudah terasa menyapu wajah Lydia ...
Di dalam hati nya , Lydia belum siap sama sekali melakukan nya . Pernikahan diri nya dan Arsyad , pernikahan yang dadakan ... Namun sekali lagi , Lydia tau kewajiban nya sebagai seorang istri ... Lydia mencoba menenangkan hati nya , dan berusaha agar tetap siap ...
Arsyad ? Entah apa yang ada di pikiran nya , tapi malam ini ,diri nya menginginkan Lydia.
Ketika bibir Arsyad hampir menyentuh bibir Lydia , suara pekikan di depan pintu membuat Arsyad dan Lydia tersentak , kedua nya langsung berjauhan ....
"Ayah !! Bunda ngapain ? " Tanya Zahra sambil menguap ..
Lydia beranjak dari ranjang ,lalu menghampiri Zahra . "Kok-- em kamu belum tidur sayang ?" Tanya Lydia .
"Enggak bisa tidur , mau di peluk bunda " sahut Zahra manja .
Lydia lalu menoleh ke arah Arsyad . "Emm , bang anuh Zahra --"
"Yasudah , kamu temani Zahra dulu " Arsyad tersenyum .
Lydia mengangguk kan kepala nya , lalu mengajak Zahra menuju ke kamar Zahra ...
Sedangkan Arsyad memejamkan kedua bola mata nya dan menghembuskan nafas nya panjang ...
"Gagal deh !"
ayo tunjuk jari
so sweet bayangin Arsyad sama Lidya
Farel menitipkan mu dan Rayyan sudah saatnya kembali ke ayah