NovelToon NovelToon
Legenda Buah Surgawi

Legenda Buah Surgawi

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Balas Dendam / Mengubah Takdir / kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:10.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: secrednaomi

[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]

Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.

Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.

Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.

Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.

Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 22 — Teknik Pedang Api

"Aku sebenarnya tidak mempunyai urusan dengan kalian tetapi kedatangan kalian yang ingin menyerang keluargaku sudah cukup membuatku bertindak seperti ini..."Zhou Yuan mendengus sambil melepaskan banyak panah dari busurnya, panah-panah itu selalu menancap tepat di tubuh lawannya tanpa ada yang meleset.

Zhou Yuan tidak akan membiarkan ada seseorang yang membahayakan keluarganya di kehidupan kedua ini, dia akan melindungi sekuat tenaga bahkan jika nyawa sekalipun sebagai taruhannya.

Selama pembunuh-pembunuh bertopeng yang mengincarnya adalah seorang pendekar tingkat Alam Perunggu atau Alam Perak, Zhou tidak keberatan melawan mereka dengan keahlian panahnya.

Hal tersebut membuat para pembunuh Kelelawar Malam semakin bernafsu ingin membunuh Zhou Yuan apalagi saat teman-teman mereka mulai tumbang di tangan bocah tersebut.

Masalahnya dalam penyerangan ini Zhou Yuan bukanlah satu-satunya musuh bagi mereka, petugas Keluarga Zhou yang dibantu Zhou Yuan sebelumnya kini mulai berusaha membantu dengan menghalangi jalan mereka yang mendekat Zhou Yuan.

Para petugas Keluarga Zhou sebenarnya terkejut dengan tindakan Zhou Yuan yang membunuh musuh-musuhnya dalam sekali serangan.

Mereka sebagai petugas sekalipun kesulitan menghadapi satu pembunuh bertopeng tetapi Zhou Yuan justru dapat melakukannya dengan mudah.

Para petugas Keluarga Zhou sebenarnya sangat kagum apalagi melihat mata Zhou Yuan yang terlihat jernih meski membunuh banyak orang tetapi disisi yang berbeda ini bukan saatnya mereka bereaksi seperti itu.

"Semuanya lindungi Tuan muda!" Seru salah satu petugas.

Semakin lama penyerangan berlangsung semakin banyak jumlah petugas Keluarga Zhou yang kumpul di sekeliling Zhou Yuan. Mereka mencoba menghalangi pembunuh bertopeng yang mengincar Tuan mudanya dari segala arah

Zhou Yuan terus memanah pembunuh bertopeng di sekitar kediamannya membuat banyak jasad yang tergeletak dimana-mana.

Hal itu berujung pihak Kelompok Kelelawar Malam di posisi yang kurang menguntungkan.

Zhou Yuan ingin mengambil anak panah selanjutnya namun tangannya sesaat menggenggam udara kosong, Zhou Yuan berdecak kesal saat menyadari anak panah yang dibawanya telah habis.

Saat Zhou Yuan berhenti menembak, seorang pembunuh Alam Emas tiba-tiba muncul di bawah genteng yang dipijaknya dengan pedang terhunus ke arahnya.

Zhou Yuan terkejut dan hampir terlambat bereaksi, untungnya ia bisa menghindari serangan tersebut meskipun mengalami goresan di pipinya.

'Sial, bocah ini hebat juga ternyata...' Pembunuh Alam Emas itu berdecak kesal saat gagal membunuh Zhou Yuan.

Pembunuh yang menyerang Zhou Yuan sebelumnya merupakan Tetua dari Kelelawar Malam, menyaksikan anggota mereka banyak yang terbunuh oleh anak kecil itu membuat ia memutuskan membunuh Zhou Yuan terlebih dulu sebelum melakukan rencananya.

Zhou Yuan mengusap darah di pipinya, pandangannya menjadi waspada melihat pembunuh yang menyerang adalah seorang pembunuh di tingkatan Alam Emas.

"Sedikit saja aku terlambat menghindar, nyawaku mungkin akan melayang..." Gumam Zhou Yuan menenangkan nafasnya.

Para petugas Keluarga Zhou yang ada di sekeliling Zhou Yuan tidak menyangka akan ada serangan dari arah bawah, mereka ingin menolong majikan mereka tetapi tiba-tiba Zhou Yuan melompat sangat tinggi meninggalkan semua petugas yang mengelilinginya.

Pembunuh Alam Emas itu melotot dan terkejut dengan aksi Zhou Yuan, lompatan Zhou Yuan cukup tinggi hingga meninggalkan jarak belasan meter dari pembunuh Alam Emas tersebut, belum lagi setelah mendarat, Zhou Yuan langsung berlari.

Tanpa basa-basi lagi Tetua itu segera mengejar Zhou Yuan tanpa menghiraukan petugas Keluarga Zhou yang lain, mereka berlari melompati atap-atap rumah.

Petugas Keluarga Zhou tidak bisa mengejar Zhou Yuan, selain jarak mereka sudah tertinggal jauh para petugas itu kembali disibukan dengan anggota-anggota pembunuh bertopeng yang lain.

Bantuan Zhou Yuan sangat membantu mereka, jika sebelumnya pihak para petugas itu kewalahan melawan pembunuh bertopeng kini setelah Zhou Yuan membabat habis puluhan dari mereka, petugas Keluarga Zhou bisa mengungguli penyerangan ini dengan mudah.

Disisi yang lain, Zhou Yuan terus dikejar oleh Tetua Kelelawar Malam itu.

"Bocah ini... Bagaimana bisa dia berlari secepat ini..." Tetua Kelelawar Malam merapatkan giginya melihat kecepatan lari Zhou Yuan.

Kecepatan Zhou Yuan dalam melompati atap-atap bangunan cukup dibilang terampil, Tetua itu bisa melihat bagaimana Zhou Yuan menyeimbangkan tubuhnya ketika berlari dari satu atap ke atap yang lain.

Zhou Yuan terus berlari ke arah selatan sampai tiba dipinggiran kediamannya, disini tidak ada pertempuran atau petugas, selain itu jalan Zhou Yuan terhambat oleh tembok perbatasan membuatnya tidak bisa melanjutkan larinya.

"Bocah, kau akhirnya tidak bisa lari lagi..." Tetua yang mengejarnya tertawa puas melihat Zhou Yuan berada di jalan buntu.

Zhou Yuan mengatur nafasnya sesaat, ia memandang lawannya yang kini diliputi nafsu membunuh padanya. 'Sepertinya tidak ada cara lain, aku harus melakukan ini...'

Zhou Yuan kemudian menarik pedang di pinggangnya, tatapannya seketika menjadi serius. "Awalnya aku tidak mau menggunakan teknik ini sekarang tetapi kau justru memaksaku melakukannya..."

Ketika Tetua itu merasa di atas angin, Zhou Yuan langsung melompat ke arahnya dan memainkan pedangnya.

Pembunuh Alam Emas itu yang awalnya tertawa seketika menekuk wajahnya menyadari permainan pedang Zhou Yuan sangat ahli.

Zhou Yuan mungkin tidak bisa memojokkan Tetua itu dengan teknik pedangnya namun permainan pedang Zhou Yuan cukup untuk membuat lawannya sibuk dan tidak punya waktu untuk menyerang balik.

"Bocah ini tidak main-main dalam kemampuannya, aku tidak menyangka di umurnya yang masih muda dia sudah sehebat ini..." Tetua itu merapatkan giginya.

Andai kondisinya memungkinkan Tetua itu akan berdecak kagum melihat bakat Zhou Yuan yang terbilang langka. Tetua Kelelawar Malam itu sepakat kalau Zhou Yuan tumbuh dewasa nanti, ia akan menjadi seorang pendekar yang terkenal di dunia persilatan.

Berbeda dengan kondisi lawannya yang masih terbilang cukup tenang, Zhou Yuan disisi lain sangat serius menghadapi pembunuh di tingkatan Alam Emas tersebut.

Tetua Kelelawar Malam itu terlambat menyadari permainan pedang Zhou Yuan semakin lama semakin cepat dan meningkat. Awalnya ia cukup bisa menyambut serangan Zhou Yuan dengan tenang tetapi kali ini ia merasa kesulitan bahkan sedikit terpojok.

Zhou Yuan kemudian meningkatkan kecepatan ayunan pedangnya ketingkat yang berbeda sekaligus mengalirkan tenaga dalam yang cukup besar, tiba-tiba pedang Zhou Yuan dilapisi api yang membara.

Mata Tetua itu seketika melebar. "Jangan bilang permainan pedang ini... Tidak mungkin? Bagaimana, bagaimana kau bisa melakukan teknik ini!" Tetua itu benar-benar terkejut setelah menyadari teknik yang digunakan Zhou Yuan padanya.

"Teknik Pedang Api seharusnya penggunanya telah hilang di dunia persilatan, kau, siapa kau sebenarnya?"

Tetua itu yakin meski belum pernah melihatnya secara langsung, teknik yang digunakan Zhou Yuan adalah Teknik Pedang Api yang legendaris.

Teknik Pedang Api terkenal dengan permainan pedangnya yang sangat cepat dengan pedang dibaluti oleh api. Jika Teknik Pedang Air menitik beratkan pada pedang lentur maka Teknik Pedang Api memfokuskan pada kecepatan ayunannya.

Sekilas jika orang-orang tidak mengetahuinya, mereka akan melihat Zhou Yuan sedang menggunakan perubahan jenis elemen api tetapi sebenarnya api itu tercipta secara sendirinya.

Ketika Zhou Yuan memainkan pedangnya dengan cepat, maka pedang yang diayunkannya akan bergesekan dengan udara di sekitarnya, hal tersebut lah yang membuat pedang Zhou Yuan bisa diselimuti oleh api.

1
Anonymous
Buruk
Anwar Fahri
lk
Vision Utama
1 kata mantap
JungKook!
bagus, menarik lengkap
Panusunan Hutasoit
Luar biasa
Arpin Widiawan
bikin cerita setengah2 , bnyk yg tertinggal , bnyk yg tdk di ceritakan , konslet ya atau error
Izaki Angker
authornya kebelet pipis saat nulis jadi buru2,,, tulisnya ,,,tamat,,,,
Giana
mana 2 cewek yg lain. udah karatan
Om Bos
Luar biasa
Anwar Fahri
seru...seru...bagus baangaet thor
Anwar Fahri
lanjutkan
Anonymous
Luar biasa
Anwar Fahri
oke thor
Giana
tapi tdk ada yg tergelincir akibat licinnya darah ya
Arpin Widiawan
lebay , konyol , masak umur masih bau bedak Sdh jadi pendekar sakti , dan ngurusin cinta lagi , stidaknya umur 17 THN kek
Joner Antonius
nah loh.. jdi apa nanti itu aura kegelapan
Arpin Widiawan
lumayan , cuma pemerannya masih kecil jadi terkesan ngada2 , ga masuk logika
leo
Luar biasa
Imam Subekti
Buruk
maimun Murtadha
bintangya nol... jangan like biarkan aja authornya mikir pakek dengkul
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!