"Mari kita bercerai, Kakak kembar mu sudah kembali." Elmer berucap dengan nada dingin.
Wanita itu meremas tespack yang ia pegang, sebuah kado yang ingin berikan, ternyata dirinyalah yang mendapatkan kado terindah dari suami tercintanya.
Dibenci oleh kedua orang tuanya dan suaminya.
Gerarda Lewis di hidupkan kembali setelah menerima kenyataan pahit, dimana suaminya Elmer Richards menyatakan akan menikahi saudara kembarnya Geraldine Lewis, sang kekasih yang telah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Sakit!!!
#Gerarda Lewis di panggil Gege (Adik).
#Geraldine Lewis di panggil Rara (kakak).
Orang tua, Mommy Becca Lewis.
Daddy Arthur Lewis.
Tangan kanan\=> Tom
#Elmer Richards
Tangan kanan \=> Joe
Pelayan : Bibi Ang
....................................................................
Ruangan itu seketika senyap, di bawah suasana temaram itu, sinar lampu dari arah balkon melewati celah jendela membatasi kedua wajah yang saling menatap, saling memandang satu sama lainnya.
Dadanya bergemuruh, hatinya perih, sakit dan sesak, semuanya bercampur aduk, air mata yang tiap hari ia keluarkan dalam kesedihan dan kini kesedihan itu ada obatnya, hancur berkeping-keping.
"Aku akan menikai Rara,"
Dunianya runtuh, kedua mulutnya terbuka, namun suaranya seakan hilang. Air matanya mengalir memandang sakit pria di depannya.
Tangannya meremas testpack di tangan kanannya, hadiah yang ingin berikan pada suaminya, Elmer. Ternyata bukan hanya dirinya yang menyiapkan hadiahnya.
"Mari kita bercerai, Rara sudah kembali. Kesalahan kita di masa lalu, biarlah berlalu." Satu tarikan nafas, Elmer sangat lancar dan fasih dalam mengatakan.
Berlalu? Rasanya dunianya tak akan kembali. Harapannya sirna, sebuah bukti di tangannya ia berharap pria di depannya akan berubah, tiga tahun. Tiga Tahun ia mengemis cinta pria di depannya yang mencintai kakaknya, sungguh kejadian malam itu bukan jebakannya.
Walaupun ia mencintai pria yang sebagai kekasih kakaknya, ia hanya bisa mencintainya dalam diam.
Tak ada lagi rumahnya tempat beristirahatnya, cahayanya, semuanya hilang.
"Tapi jangan salahkan aku kalau aku masih mencintai mu. Hanya itu," kedua bibirnya bergetar, ia berbalik ke arah lemari.
Apartement yang ia tinggali selama pernikahannya, tempat saksi dimana ia memberikan segala cintanya. Ia tetap bertahan sekalipun pria di depannya memendanginya dengan dingin, mengabaikan seolah ia tidak ada.
Elmer, pria itu memiliki sebuah mansion, tapi mansion itu bukan miliknya, hanya untuk kakaknya, Geraldine.
Beruntungnya sang kakak yang di cintai pria seperti Elmer, namun hidupnya tak seberuntung sang kakak.
Semenjak kejadian dimana ia di temukan bersama dengan Elmer tanpa busana apa pun, kedua orang tuanya membencinya, kedua orang tua yang menyayanginya, menatapnya dengan penuh cinta kini memalingkan wajahnya.
Kedua tangannya membuka pintu lemari bercat putih itu, ia menarik nafasnya dalam-dalam. Mengambil pakaiannya tanpa tersisa sedikit pun.
Ia pun menarik kopernya, sampai di ambang pintu ia memutar tubuhnya pada pria yang masih berdiri di tempatnya. "Terimakasih, terimakasih telah mengajarkan arti cinta dan menyakiti. Satu hal yang kamu tau, aku mengandung anak mu, tapi kau tak perlu khawatir. Dia tidak akan mengganggu hidup mu."
Seperti biasa, ekspresinya tak terbaca, tanpa mencegahnya yang telah mengandung buah hatinya.
Ia menuruni anak tangga dengan air mata yang mengalir deras, kedua kakinya seakan lemas, tapi ia berusaha menapaki kakinya. Ia tak ingin menoleh, rasanya sakit.
Kedua mata itu memerah, ia meraba perutnya. Dalam sekali tancapan, mobil itu pun melaju kencang membelah padatnya lalu lintas.
Ia terus menangis, menangis dan menumpahkan segala kesakitannya. Ia tidak memiliki siapa pun, namun ia harus berjuang.
Tanpa ssadar, dari arah kanan truk melaju kencang, ia menoleh dan menangis. Mobil hitam itu pun berguling tiga kali, pecahan kaca pintu mobil hitam itu tertancap di dahinya.
Dengan dada yang sesak, tangannya yang berdarah meraba perutnya. "Maafkan Mommy sayang, Mommy belum bisa membahagiakan mu. Mommy belum bisa melahirkan mu, tapi percayalah. Mommy sangat mencintai mu."
Gelap
Gelap
Gelap
Keringat dingin membasahi wajah dengan kening berkerut itu, dalam sekejap mata itu terbuka dan beranjak, nafasnya tersenggal-senggal, dadanya naik turun.
sudah menghilang baru terasa sakit nya
bahwa kehadirannya sungguh berharga....