NovelToon NovelToon
Kultivasi Cahaya

Kultivasi Cahaya

Status: tamat
Genre:Romantis / TimeTravel / Tamat / Reinkarnasi / Kultivasi / Pendekar
Popularitas:16.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: secrednaomi

Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.

Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 10 — Tingkatan Kultivasi

“Jika guru dulu tidak mengajariku teknik penyerapan permata siluman dengan cepat, mungkin aku akan membutuhkan waktu 7 hari untuk memurnikan permata ini…”

Umumnya penyerapan permata adalah sesuatu yang membutuhkan waktu yang lama, semakin padat permata siluman itu makan semakin lama menyerapnya.

Kasus Jian Chen adalah pengecualian, dia bisa memendekkan waktu penyerapan karena pernah belajar teknik tertentu dari gurunya dikehidupan sebelumnya.

Hal ini membuat Jian Chen bisa berkembang lebih cepat jauh diatas rata-rata orang.

“Hm… Apakah sebaiknya aku meningkatkan kultivasi sekarang?” Jian Chen mengelus dagunya.

Dengan adanya 10 lingkaran tenaga dalam pada tubuhnya yang sekarang, ia sudah memadai untuk bisa lanjut ke tahap selanjutnya dalam berkultivasi.

Kultivasi sendiri memiliki banyak tingkatan didunia persilatan, dimulai dari seseorang yang membuka Gerbang Kultivasi maka otomatis orang itu sudah mencapai Alam Roh, tingkatan paling awal dari Alam Kultivasi.

Yang kedua dari Alam Kultivasi adalah Alam Jiwa, lalu selanjutnya Alam Kehidupan, Alam Bumi, Alam Hampa dan Alam Langit.

Konon katanya Alam kultivasi sebenarnya tidak ada batas, ketika seseorang mencapai puncak di alam tertinggi, selama ia berusaha keras dan berlatih maka kultivasi alam baru lainnya akan terbentuk.

Lalu selanjutnya, seseorang bisa tembus Alam Kultivasi ke alam berikutnya harus melewati 9 tahap yang harus dilalui.

Misalnya Jian Chen, karena sudah membuka Gerbang Kultivasi pada tubuhnya, maka tingkatan Jian Chen berada di Alam Roh tahap 1. Ini adalah tingkatan paling rendah untuk anak-anak seperti Jian Chen.

Untuk meningkatkan tahap kultivasinya seseorang harus meningkatkan 8 pondasi meridian di tubuhnya juga kapasitas tenaga dalam.

Delapan meridian bisa ditingkatkan dengan sumber daya atau latihan, sedangkan untuk tenaga dalam seseorang harus menyerap permata siluman persis seperti Jian Chen tadi lakukan.

Berikutnya, ketika 8 pondasi meridian itu bisa di tingkatkan maka dengan sendirinya dia maju ke tahap selanjutnya. Untuk mengetahui hal itu biasanya ditandai dengan tubuh orang yang berkultivasi akan mengeluarkan percikan petir disekelilingnya.

Ketika sudah ditahap selanjutnya, maka seorang pendekar akan mengalami siklus yang sama yaitu ia harus meningkatkan lagi meridiannya. Dan keadaan ini terus terulang setiap tahap.

“Ini benar-benar terlalu lemah…” Jian Chen meraba untuk merasakan kualitas tubuhnya.

Jian Chen di kehidupan sebelumnya mempunyai kekuatan yang sudah mencapai Alam Langit. Semua kualitas tubuhnya sangat kuat dan kokoh, jika membandingkan kekuatannya dengan yang sekarang, itu terlalu berbeda jauh.

***

Jian Chen sudah duduk bersila di atas kasurnya, saat ia hendak memulai kultivasinya suara ketukan pintu terdengar. Jian Chen dengan terpaksa membatalkan niatnya, ia berdiri dan membuka pintu.

“Ibu?”

“Ah, apakah Ibu mengganggumu tidur, Chen’er?”

Jian Chen menggeleng, ia membawa ibunya masuk kedalam kamarnya.

“Sudah sebulan berlalu kamu tak ingin tidur dengan Ibu, kamu yakin masih tidur sendiri dan mengatakan sudah dewasa.” Jian Ran duduk di atas kasur dengan santai, menggoda anaknya.

Jian Chen hampir tersedak nafasnya. “Ibu, aku sudah dewasa, umurku sudah menginjak 12 tahun.”

“Apa yang salah dengan umurmu? Kalau kamu mau, kamu bisa gabung dikamar Ibu dan ayah.”

Jian Chen menggaruk hidungnya, ia mulai teringat watak dan sifatnya saat berumur 12 tahun di kehidupan sebelumnya. Jian Chen saat itu memang masih sekamar dengan orang tuanya.

Karena Jian Chen adalah anak satu-satunya dari keluarganya tentu saja dia akan dimanja orang tuanya apalagi ibunya.

“Ibu ada urusan sesuatu datang kesini?” Jian Chen mencoba untuk mengubah topik pembicaraan.

Pertanyaan Jian Chen membuat Jian Ran teringat dengan tujuannya. “Ibu hampir lupa. Chen’er, Ibu punya hadiah untuk keberhasilanmu karena telah membuka Gerbang Kultivasi sebelumnya.”

“Hadiah?”

Jian Ran mengangguk lalu mengeluarkan kotak kayu kecil pada Jian Chen.

Mata Jian Chen melebar saat melihat isi dari kotak itu, Jian Chen tentu saja hafal karena isinya yang tak lain adalah kalung yang sering ia pakai di kehidupan sebelumnya.

Saat usia 12 tahun, Jian Chen diberikan kalung ini oleh ibunya sebagai hadiah yang sama karena telah berhasil membuka Gerbang Kultivasi.

Walau kehidupannya sekarang tidak ada bedanya namun ada sesuatu yang janggal kali ini dan itu terdapat dikalung tersebut.

Seharusnya kalung Jian Chen terdapat kristal hijau sebagai hiasannya, namun saat membuka kotak Jian Chen tidak menemukan kristal tersebut, hanya menyisakan tali kalungnya saja.

“Dimana kristal hijau itu?” Jian Chen sebenarnya bergumam tapi Jian Ran mendengar suaranya.

“Kristal Hijau?”

“Ibu, Mm… Apakah kalung ini ada perhiasannya? Sejenis kristal?”

Jian Ran menaikan alisnya, tidak mengerti. “Tidak ada kristal, kalung ini Ibu buat sendiri untukmu. Bagaimana kamu tahu kalung ini ada perhiasannya, Chen’er?”

Jian Chen terbatuk pelan, dia terlalu berlebihan bertanya sampai tidak menyadari ada pertanyaan yang salah. Jian Chen tahu di kehidupan sebelumnya, kalung ini bukan asli buatan Jian Ran melainkan peninggalan dari orang tua aslinya.

Setelah membaca surat wasiat orang tuanya, Jian Chen dulunya adalah bayi terlantar yang ditemukan didalam peti yang tergeletak didepan pintu rumahnya sekarang.

Jian Wu dan Jian Ran terkejut waktu itu, mereka yang sudah 3 tahun menikah dan belum dikaruniai anak bagaikan keajaiban melihat Jian Chen.

Keduanya memilih menjadikan Jian Chen sebagai puteranya saat dirasa bahwa bayi ini benar-benar ditelantarkan oleh orang tuanya apalagi setelah membaca sebuah surat yang ada di peti.

Jian Wu membaca surat tersebut yang menyuruh agar bayi ini diasuh olehnya dan dinamai Jian Chen. Secara jelas surat ini menunjukan bahwa bayi ini diperuntukan untuk Jian Wu.

Kalung yang diberikan Jian Ran sekarang sebenarnya memang milik Jian Chen, karena kalung ini ditemukan didalam peti juga.

Surat itu juga menyuruh agar kalung ini dipakaikan oleh Jian Chen saat dirinya sudah membuka Gerbang Kultivasi seperti sekarang.

Seharusnya kalung yang ada ditangan Jian Chen memiliki kristal seperti di kehidupan sebelumnya tetapi sekarang berbeda. Kristal itu tidak ada, ibunya bahkan tidak mengetahui yang dimaksud Jian Chen.

‘Bukankah aku kembali ke masa lalu, lantas kenapa kristal ini tidak ada? Seharusnya kehidupan yang terulang ini semuanya harus sama…”

Jian Chen memang tahu bahwa kalung inilah yang membuatnya kembali ke masa lalu, atau tepatnya Kristal yang ada di kalung ini.

Di kehidupan barunya, Jian Chen sebenarnya sempat akan menyelidiki tentang kristal hijau itu untuk mengetahui misteri didalamnya. Tetapi rencana ini sepertinya tidak terwujud melihat kristalnya tidak ada.

“Chen’er, apakah kamu tidak suka dengan kalung itu?” Melihat wajah anaknya yang mengerut, Jian Ran pikir anaknya tidak menyukai pemberiannya.

“Tidak, Ibu, aku suka…” Jian Chen buru-buru tersenyum, mengatakan terimakasih kepada ibunya.

Jian Ran mendengar itu sangat senang lalu mengelus rambut Jian Chen, ia sempat mengobrol sebentar atau tepatnya menggoda Jian Chen agar tidur di kamarnya. Jian Ran mengecup kening Jian Chen terakhir kali sebelum dirinya pergi.

“Sebaiknya aku cari tahu ini nanti, jika aku bisa melihat kristal hijau itu di kehidupan ini, aku akan menyelidikinya…”

Tidak ada yang bisa diperbuat Jian Chen sekarang, lagian dia tidak ada waktu memikirkan sesuatu yang tidak ada jawabannya. Jian Chen memilih melanjutkan untuk berkultivasi yang sebelumnya terganggu.

Jian Chen menggunakan jalan berbeda dengan kultivasi umumnya, yaitu Kultivasi Dewa Cahaya.

1
Agus Rahmat
dialog nyalebay bos
Erwin Oktorian
Luar biasa..lanjutkan karya nya thor. terima kasih
Agus Rahmat
main main chapter
Raditya Vicky
Luar biasa
Agus Rahmat
10link/dtk=600/mnt. gimana Thor baru beberapa menit dakenabisan tenaga
Agus Rahmat
lausiapa yang disukai.. ini bukan sinetron bos
Agus Rahmat
kelihatan bodoh dan polos
Agus Rahmat
terlalu lebay protektif
rain
ku tunggu kelanjutannya thorr
Agus Rahmat
gk nunggu bergrk dll...
Agus Rahmat
terlalu lebay
Agus Rahmat
kominum melulu bentar bentar HBS tng dlm mang yg lain gk pernah HBS Thor.
Agus Rahmat
menusuk bgtu dalam
Arya Maheswara
40rb pasukan dilawan dg pedang, wow capeknyoooo, harusnya pake seruling neraka sekali tiup habis tuh
Gatot Soemarto
Luar biasa
Agus Rahmat
siapakah Anda ini
Agus Rahmat
ha ha ha ha
Agus Rahmat
ayolah
reqy
/Facepalm//Facepalm/ ai lily akhirnya ...
Ardyanti
ok bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!