Menikah dengan lelaki yang dia cintai dan juga mencintainya adalah impian seorang Zea Shaqueena.
Namun impian tinggalah impian, lelaki yang dia impikan memutuskan untuk menikahi perempuan lain.
Pergi, menghilang, meninggalkan semua kenangan adalah jalan yang dia ambil
Waktu berlalu begitu cepat, ingatan dari masa lalu masih terus memenuhi pikirannya.
Akankah takdir membawanya pada kebahagiaan lain ataukah justru kembali dengan masa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tingkah yang aneh
"udah malem ze, pulang ayo. Itu masih bisa dilanjut besok" ajak shanum
Zea meregangkan tangannya yang terasa kaku, dia melihat jam dipergelangan tangannya.
"Bentar" sahut zea sambil membereskan gambar-gambar hasil coretan tangannya.
"Ayo" ucapnya kemudian beranjak turun.
Di bawah masih ada beberapa karyawannya yang sedang bersiap untuk pulang.
"Dona, jangan lupa kunci pintunya"
"Iya miss"
"Hati-hati ze" ucap shanum pada zea kemudian masuk ke mobilnya masing-masing.
zea mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, menikmati indahnya kota london pada malam hari.
Sesampainya di apartemen miliknya, zea langsung menuju kamarnya, ingin cepat membersihkan diri lalu istirahat. Zea merasa pekerjaannya hari itu cukup melelahkan.
Baru saja merebahkan tubuhnya di tempat tidur, dering ponselnya berbunyi. Dengan malas zea melihat nama si penelpon "Mama"
"Kenapa ma?" tanya zea setelah menerima panggilan mamanya
"Sudah pulang?"
"Udah, ini baru mau istirahat" sahut zea
"Jangan terlalu banyak ngambil kerjaan ze"
"Gak ma. Ini pekerjaan yang aku suka. Jangan khawatir"
"Yasudah, segera istirahat, jangan bergadang. mama tutup telponnya"
""Iya ma"
tut
Zea menyimpan ponselnya dan mematikan lampu utama kamarnya. Matanya belum juga tertutup, tangannya mengusap perutnya entah apa yang dia pikirkan.
"Good night baby" berbicara pada kedua janin di dalam perutnya. Kemudian memejamkan matanya tidur
Tengah malam zea terbangun, dia melihat jam di ponselnya menunjukan pukul 2 malam. Dia terbangun karena merasa lapar. Tidak seperti biasanya, padahal sebelum pulang dia sempat makan malam bersama shanum.
Zea beranjak menuju dapur membuka kulkas mencari makanan yang mudah dibuat. Melihat ada sosis, zea mengambilnya. Menyiapkan panggangan, lalu memanggang dua sosis berukuran sedang.
Setelah matang zea membawanya ke meja makan, langsung memakannya sangat lahap.
.
.
Pagi ini varro meminta pada jimmy untuk di belikan rujak, entah kenapa rasanya dia sangat menginginkan makanan itu.
"Apa tidak salah? ini masih pagi" jimmy meringis saat melihat varro begitu lahap memakan rujak yang baru saja dia bawa
"Tidak ada yang melarang makan rujak di pagi hari" jawabnya
"Masalahnya, apa perutmu nanti baik-baik saja setelah makan itu" Sungguh jimmy bingung dengan tingkah sahabatnya itu.
Orang yang paling tidak suka makanan pedas, dan sekarang lihatlah apa yang dia makan. Varro meminta 10 cabe untuk bumbu rujaknya.
"Kau seperti orang yang sedang mengidam"
Mendengar itu varro mengangkat kedua bahunya acuh.
"Apa kau yakin tidak menghamili sela"
Varro menatap jimmy tajam "jangan bicara omong kosong"
"Lalu siapa yang kau buat hamil?" tanya jimmy semakin penasaran
"Ck" varro berdecak kesal sekali rasanya
varro menghentikan makannya. Kemudian menatap pintu , setelah memastikan pintu tertutup rapat dia menatap jimmy.
"Apa?"
"Kau tahu, benihku yang hilang saat itu ternyata dipakai orang dan sekarang perempuan itu hamil"
"APA" Jimmy sungguh terkejut, dia batu mengetahui hal itu
Kemudian varro menjelaskan yang terjadi mengenai benihnya. Namun belum sempat menyebutkan nama perempuan itu jimmy sudah memotong pembicaraannya.
"Lalu kenapa kau bisa sesantai ini?" jimmy heran dengan respon varro
"Awalnya aku juga sangat marah, namun mau bagaimana lagi sudah terjadi. Dan justru sekarang aku sangat senang dengan kabar itu"
"Sinting" hardik jimmy
"Lalu siapa orangnya?" jimmy menurunkan nada bicaranya, kembali bertanya.
"Mantan kekasihku"
Jimmy mengernyitkan alisnya "zea?"
"Siapa lagi, mantanku hanya dia" jawab varro kesal
"Ya tuhan, aku masih belum bisa percaya. Bagaimana bisa?" jimmy mengusap wajahnya kasar
"Sudah ku bilang dia melakukan inseminasi dengan benihku"
"Zea bodoh sekali" cicit jimmy
"Apa kau sudah bosan hidup?" varro kesal mendengar itu
"Astaga, sensi sekali kau hari ini"
"Apa kau sudah memasukan gugatanku ke pengadilan ?" tanya varro mengalihkan pembicaraan
"Sudah"
"Baguslah"
.
.
Pagi ini zea sudah kedatangan tamu. Rajin sekali pagi pagi sudah bertamu ke rumah orang. Dia saja baru bangun tidur.
"Apa kau tidak ada kerjaan pagi-pagi sudah bertamu?" tanya zea kesal
"Kau yang tidak melihat waktu, lihat sudah jam berapa sekarang" shanum menunjukan jam di ponselnya
"Baru jam 8" sahutnya malas lalu membalikan tubuhnya masuk di ikuti shanum dibelakangnya
"Kau ini kenapa jadi sangat malas begini kalau pagi" shanum heran
Zea hanya mengangkat bahunya acuh. Dia beranjak melangkahkan kakinya dari sana "Aku mandi dulu" meninggalkan shanum di ruang tamu
40 menit kemudian, shanum melihat zea keluar kamar dengan setelan kerjanya. "Cepat sekali" cicit nya
Kemudian mereka segera bergegas turun menuju mobil shanum. Ya hari ini zea tidak membawa mobilnya
"Bagaimana dengan rencana pembukaan butikmu di paris?" shanum bertanya
"Aku akan menyelesaikan pekerjaanku dulu disini, satu minggu mungkin" sahut zea
shanum mengangguk mengerti
"Oh ya, mami minta kamu datang nanti malam ke rumah"
"Ada apa memangnya?"
"Hanya makan malam biasa, kebetulan kakak ku hari ini datang" sahut nya
Zea mengangguk "Baiklah"
Sesampainya di butik, mereka langsung melanjutkan pekerjaannya masing -masing. Zea ingin mengejar deadline, supaya minggu ini semuanya selesai tepat waktu
Mereka bekerja hingga sore hari menjelang malam. Tepat pukul 6 sore mereka beranjak dari meja kerjanya
"Ze, kamu kamu pulang dulu atau langsung ke rumahku?" tanya shanum saat mereka keluar dari butik
"Langsung ke rumahmu saja, aku malas kalau harus bolak balik" sahut zea
"oke" shanum melajukan mobilnya membelah jalanan kota menuju arah kediaman keluarganya
tin tin
shanum menekan klakson mobil agar segera dibukakan pintu gerbang.
"Makasi pak" shanum membuka kaca mobilnya mengucapkan terima kasih pada penjaga rumahnya
"Sama -sama nona"
Mereka beriringan masuk ke dalam rumah, disambut oleh mami shanum.
"Zea apa kabar sayang?" mami shanum memeluk zea
"Baik mam, mami sendiri apa kabar?" zea balik bertanya.
Zea memanggil mami kepada maminya shanum karena permintaan mami shanum sendiri. Mereka sudah cukup dekat.
"Mami juga baik. Kamu sibuk sekali kelihatannya, sudah lama sekali tidak main kesini"
"Kegiatannya cuma kerja udah itu langsung pulang mi, tidak ada kata main dalam hidupnya" ucap shanum menyela
"Kamu ini"
"Iya mi, shanum bener. Akhir-akhir ini banyak banget pesanan masuk, jadi ya begitu, bisa dibilang sibuk." sahut zea menerangkan
"Sesibuk apapun, luangkan sedikit waktu untuk merefresh pikiran. jangan hanya melulu tentang pekerjaan" Nasihat nya
"Iya mi"
"Kak jerry mana mi?" tanya shanum
"Di kamarnya"
"Yasudah aku sama zea ke kamar dulu" pamitnya
"Iya, nanti mami panggilkan saat jam akan malam"
Shanum mengajak zea ke kamarnya dilantai atas
"Mau mandi gak?" tanya shanum
"Iya, udah lengket banget badan"
"Yaudah gantian, aku duluan" ucapnya kemudian masuk ke kamar mandi
Sambil menunggu shanum, zea menyandarkan tubuhnya di sofa yang ada disana. Membuka ponselnya, menimbang-imbang dan akhirnya setelah sekian lama dia membuka kembali media sosial lama nya.
Banyak sekali notifikasi pesan yang muncul. Dia terpaku lada satu nama yang mengiriminya pesan. Banyak sekali pesan yang di kirim nama itu
Zea akan membuka pesan tersebut namun tangannya berhenti, "Nggak. stop ze" zea mengurungkan niatnya. Menutup dan menyimpan ponselnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...