Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Kenapa…?
“Keluar….!!!”
Terdengar teriakan elsa dari dalam kamar pribadi eric, salsa yang terkejut dengan teriakkan elsa tersenyum smirk. Eric yang terlihat mundur teratur keluar dari dalam kamar pribadinya.
“Ma… kenapa bisa dia ada disini…?”
Tanya eric yang heran kenapa bisa elsa ada di kamarnya, hanya menggunakan pakaian dalam saja.
“Sini duduk, biar mama jelaskan.”
Salsa menepuk sofa sampingnya yang terlihat kosong, eric berjalan mendekati salsa yang menatapnya. Setelah eric duduk di samping salsa, dengan senyuman penuh arti salsa menatap raut muka eric yang masih terlihat memerah.
“Tadi mama tidak sengaja menyenggol dia, dan bajunya terkena kopi yang dia bawa, jadi… mama suruh dia buat ganti baju di ruangan kamu, apa kamu keberatan…”
Salsa menatap wajah eric lama, rasanya ada yang aneh dengan pandangan mata eric saat ini, tapi entah salsa sendiri tidak yakin dengan fillingnya saat ini.
“Bukan begitu ma..”
Eric merasa tidak enak dengan perkataan salsa, sebenarnya eric merasa tidak keberatan, tapi yang membuat dia merasa keberatan adalah posisi elsa yang terlihat tidak pas.
‘Tadi sebenarnya mama sudah mau cegah kamu, tapi kamu sendiri yang terlihat tergesa gesa masuk ke dalam ruang pribadi kamu, intinya mama terlambat mencegah kamu.”
Salsa tersenyum menatap putra kesayangannya tersebut.
“Huft…”
Terdengar helaan nafas berat eric, dia melihat salsa tampak senyumnya belum hilang dari tadi dari wajah cantiknya. Walau salsa sudah memasuki usia hampir 45 tahun, tapi wajahnya masih terlihat cantik.
Tak berselang lama elsa keluar dengan menggunakan mini dres warna pecah, eric yang tidak dapat mengalihkan pandangannya melihat elsa keluar dengan pakaian yang terlihat sedikit seksi,
“Cantik.”
Gumam eric yang masih di dengar salsa yang ada di sampingnya.
Salsa mengerutkan alisnya mendengar gumaman eric, dia mengalihkan pandangannya ke arah elsa yang masih berdiri mematung,
saat ini elsa terasa sangat malu saat memakai pakaian yang di berikan salsa untuk dia pakai, elsa yang jarang memakai pakaian seksi, dia merasa sedikit risih dengan penampilannya.
“Ternyata pas ya di badan kamu, tadinya gaun itu mau aku kasihkan emi adiknya eric, tapi karena insiden tadi, Hmm… lebih baik kamu aja yang pake.”
Salsa mengelus elus dagunya, melihat bajunya pas di badan elsa saat ini. Dia menoleh melihat eric yang masih terpaku menatap elsa, salsa yang merasa malu akan kelakuan eric saat ini, menyenggol lengan anaknya untuk menyadarkan keterpakuanya melihat elsa.
“Aduh…”
Ucap eric terkejut saat salsa menyenggol lengannya, eric yang merasa malu sendiri salah tingkah karena tatapan salsa yang seperti mengintimidasinya.
“Hmm… siapa nama kamu…?”
Salsa bertanya sambil melihat ke arah salsa yang masih setia berdiri di tempatnya, belum juga elsa menjawab eric menyela perkataan sang mama.
“Elsa, namanya elsa ma…”
Ucap eric menjawab pertanyaan mamanya, salsa semakin curiga dengan tingkah eric saat ini. Dia bertanya tanya dalam hati, sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka berdua, semuanya terlihat canggung dan aneh.
Dalam batin salsa dia ingin menyelidiki semuanya, tapi apa yang harus dia lakukan…?
“Mama tidak tanya kamu eric, mama tanya sama dia..!!!”
Salsa menunjuk elsa, elsa yang merasa dirinya yang dimaksud salsa menjawab dengan suara sedikit lantang.
“Elsa bu, nama saya elsa.”
Elsa merasa salting sendiri dengan jawabannya, dalam hati elsa merutuki perbuatan atasannya tersebut, kalau seperti ini elsa yang merasa malu sendiri.
“Oke elsa, sekarang kamu ke sini.”
Salsa memberi komando ke elsa agar mendekat ke arahnya, elsa duduk di samping sofa eric, salsa yang dari tadi melihat interaksi eric dan elsa mengulum senyumnya.
“Elsa, saya minta maaf tadi tidak bisa menghentikan eric yang masuk kedalam kamar, tapi sebenarnya saya sudah meneriaki eric agar menghentikan langkahnya karena di sana ada kamu sedang berganti pakaian, tapi pada dasarnya ni anak selalu gerusan gurau kalau bertindak jadi dia langsung membuka tanpa mengetuk pintunya dulu. Maaf ya…”
Eric yang mendengar penjelasan mamanya, seketika menggeryit kan alisnya, melihat sang mama yang mendramatisir keadaan.
“Ma…”
Belum sempat eric meneruskan ucapannya, salsa menghentikan ucapan eric.
“Tapi kamu tenang saja, nanti sepulang kerja biar eric yang mengantarkan kamu, sebagai permintaan maaf dia karena telah membuat kamu kaget tadi.”
Salsa dengan seenak hati berucap tanpa meminta persetujuan dari eric.
“Ma… “
rengek Eric seperti anak kecil di depan elsa dan salsa, elsa terkikik geli melihat rengekan eric di depan mamanya, Karena baru pertama kali ini dia melihat bos dinginnya itu terlihat seperti anak kecil, biasanya eric akan bersikap super dingin dan irit bicara.
“Sssttt… kamu harus menuruti mama, kamu tahukan apa konsekuensi yang akan kamu dapatkan kalau tidak menuruti keinginan mama.”
Salsa menempelkan jari telunjuknya ke depan bibir eric, dengan terpaksa eric harus menuruti semua keinginan mamanya.
Elsa yang melihat eric mati kutu saat di depan mamanya, merasa geli sendiri.
“Anak mama…” batin elsa yang hanya dia dan Tuhan yang tahu.
Eric menunduk melihat lantai di bawahnya, dia harus menuruti perintah nyonya besar saat ini.
“Kalau begitu saya permisi bu, masih ada pekerjaan yang harus saya selesaikan.”
Elsa bersiap akan berdiri dari tempat duduknya, dia menenteng paper bag yang berisi pakaian kotornya.
“Tunggu dulu, sini kan paper bag kamu.” Salsa meminta paper bag yang di bawa elsa.
“Anu ini pakaian yang tadi terkena noda kopi bu.” Elsa menjelaskan tentang barang yang ada didalam paper bag yang dia bawa, salsa yang merasa gemas dengan ekspresi elsa melangkah mendekati elsa dan mengambil paper bag yang di bawa elsa.
“Tapi bu…”Belum sempat elsa meneruskan ucapannya, eric memegang lengan elsa.
“Udah cari aman aja el, mending kamu ikuti kemauan mama, kalau di rumah mama yang paling berkuasa, tidak ada yang berani menolak perintah atau keinginan mama.”
Elsa menatap eric yang ada di sampingnya, dia heran dengan ucapan panjang lebar eric, baru pertama kali ini dia mendengar ucapan eric yang terdengar santai dan bisa di cerna dengan baik di pendengarannya.
Salsa berjalan menjauh dari eric dan elsa, dia menuju ke kamar pribadi eric. Dengan senyum yang penuh arti, salsa masuk ke kamar pribadi eric.
“Pak lebih baik saya kembali ke tempat kerja saya, tapi saya minta tolong bisa panggilkan ibu..” elsa yang tidak enak hati kalau tidak berpamitan ke salsa, sedangkan kerjaannya sangat menumpuk gara gara insiden tadi.
“Udah kamu pergi aja, biar nanti gue yang bilang sama mama. Jangan lupa nanti pulang bareng gue, ingat jangan nolak keinginan mama.” Eric mengingatkan elsa untuk tidak menolak keinginan salsa tadi, sebenarnya eric sedikit takut dengan ancaman salsa tadi, jadi dia harus menuruti keinginan mamanya.
“Tapi pak, motor saya.” Elsa yang bingung akan ditaruh dimana motor kesayangannya nanti.
“Titipkan di pos satpam.” Saran eric ke elsa.
“Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu.”
Elsa berjalan menjauh dari depan eric, sebenarnya pandangan eric merasa sedikit risih dengan baju yang dipakai elsa saat ini. Rasanya ingin eric melepaskan baju yang dipakai elsa, dan menggantinya dengan kemejanya saja. Tapi eric takut dengan kemarahan sang mama tercinta.
“Elsa sudah pergi ya..”
eric sedikit berjengit kaget mendengar ucapan salsa, salsa yang tidak merasa bersalah berjalan kembali ke arah sofa, dia mengambil tasnya yang dia letakkan di atas meja.
“Mama pulang dulu ya, ingat jangan lupa antar elsa nanti pulang.” Ancam salsa sebelum melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja eric.
“Iya ma..” eric terlihat tampak tepaksa menjawab ucapan salsa, tapi padahal di dalam hati eric merasa senangnya bukan main, entah kenapa hatinya bisa sesenang ini, dia harus berterima kasih dengan mamanya, karena sudah membuat dia bisa berduaan dengan elsa lagi.
Konyol memang konyol, apa yang dirasakan eric itu cinta atau hanya rasa nyaman saja saat di samping elsa, entah hanya eric yang bisa merasakannya.
Tapi eric sendiri juga bingung dengan hatinya saat ini, rasa marah saat elsa bersama dengan kekasihnya, rasa senang ketika bersama dengan elsa.
Entah rasa apa itu, eric sendiri juga bingung dengan perasaannya sendiri.