Riana Maharani, seorang Ibu rumah tangga yang dikhianati oleh suaminya Rendi Mahardika. Pria yang sudah lima tahun lamanya ia nikahi berselingkuh dengan sekertaris barunya, seorang janda beranak dua.
Alasan Rendi berselingkuh karena melihat Riana yang sudah tidak cantik lagi setelah melahirkan putri pertama mereka, yang semakin hari lebih mirip karung beras.
Riana yang hanya fokus mengurus keluarga kecil mereka sampai lupa merawat diri dengan kenaikan berat badan yang drastis.
Riana bersumpah akan kembali menjadi cantik dan seksi hanya dalam waktu tiga bulan demi membuat suaminya menyesal sudah berselingkuh.
Akankah Riana berhasil merubah penampilannya hanya dalam waktu tiga bulan dan berhasil membuat Rendi menyesal?
Yuk baca ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Wahhh motor baluuu." Hana mengusap-usap motor yang di kendarai Riana saat mereka bertemu di parkiran. Karena hari ini hari libur, Hana mengajak Riana untuk lari pagi di tempat Riana biasa lari pagi saat libur.
Riana hanya tersenyum menanggapi ucapan Hana, dia ingin memberi tahu pada Hana jika Darren yang memberikannya, tapi Riana menundanya dulu, ia takut jika Hana akan berfikir yang macam-macam padanya.
"Percaya deh percaya, sekertaris dari Bos besar Wijaya Corporation, yang gajinya selangit. Percaya deh, sebulan gaji juga bisa kebeli motor baru."
Riana bingung harus menanggapi apa lagi saat Hana terus menggodanya.
"Ehh Ri tunggu deh tunggu," ucap Hana sembari memutari tubuh Riana lalu menangkup pipi sahabatnya ini. "Kayaknya kamu agak kurusan sekarang. Nih pipinya sedikit lebih tirus dari sebulan terakhir. Aku baru sadar hari ini."
"Turun berapa kilo dalam sebulan ini Ri?? Ini gara-gara diet atau kebanyakan makan hati dari Pak Darren??" tanya Hana sembari terkekeh.
"Bukan main. Boro-boro mau sempat mikirin diet sama ngatur pola makan. Aku bahkan nggak pernah sempat sarapan selama bekerja di sana. Bahkan saking lelahnya, aku kadang nggak sempat makan malem karena lelah dan langsung tepar di tempat tidur. Sumpah ya, kegilaan Bos aku itu benar-benar di luar nalar manusia. Jangankan ngeliat kita nganggur sebentar, buat tarik nafas aja mesti ngumpet-ngumpet. Bayangkan, dia itu lebih gila dari yang aku bayangkan sebelumnya."
"Wahhh benarkah?? Tapi kamu hebat Ri, karena bisa bertahan sampai satu bulan, tadinya aku ragu kalau kamu bakalan betah di sana, mengingat semua wanita yang menjadi sekertarisnya nggak ada yang betah karena kerasnya cara dia memperlakukan karyawannya."
"Karena terpaksa, kalau enggak aku juga ogah jadi sekertaris pria gila seperti di--" Riana menutup mulutnya, mengingat ternyata Darren pun memiliki sisi baik dalam dirinya beberapa waktu ini.
"Tapi dia itu keren banget ya Ri, ganteng lagi. Dia itu padahal udah umur tiga limaan, tapi kenapa masih terlihat sangat muda ya? Kok rasanya masih seumuran kita."
"Tau dari mana kamu? Kenapa hafal banget sama Pak Darren. Pake bilang kalau dia ganteng segala. Inget ya, kamu itu udah punya suami, tolong otak di kondisikan," cibir Riana.
"Yeee, punya suami kalau di rumah aja Ri, tapi kalau di luar mah nggak papa mata ngelirik yang seger seger."
"Dasar!!!"
Mereka pun memutari lapangan sudah dua kali putaran dan saat yang ketiga, Hana mulai kelelahan dan menyerah. Sedangkan Riana masih sanggup dua kali putaran lagi dan menghampiri Hana yang kini tengah meminum air putih.
"Aku nggak nyangka Ri kamu bisa sekuat ini sekarang. Aku tiga putaran aja nggak kuat, tapi kamu lima putaran aja kuat. Woww amazing." Hana sangat takjub pada Riana.
Pasalnya, karena tubuh Riana yang gemuk, Hana pikir dia tidak akan sekuat ini, tapi ternyata Riana membuat Hana sampai terheran-heran.
"Ini karena aku sudah terbiasa berangkat dan pulang kantor berlari." Jawab Riana..
"Lari??" tanya Hana kebingungan. "Kenapa lari??"
"Karena sebulan kemarin itu, uang aku sangat menipis, dan juga Pak Darren selalu memintaku datang lebih awal dari dia, kalau tidak, dia akan langsung menghukumku dengan berbagai pekerjaan di luar nalar."
"Ya Allah Ri... Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu nggak punya uang. Kalau kamu bilang, aku bisa kasih kamu uang buat ongkos selama satu bulan," ucap Hana dengan rasa bersalah saat mengetahui temannya ini ternyata kesusahan.
"Aku nggak enak Han, aku udah banyak nyusain kamu."
"Ri... Kamu itu sahabat aku. Selama aku bisa bantu kamu, aku pasti bantu."
"Iya, aku tau Han. Kamu itu memang sahabat aku yang pa ling baik," ucap Riana sembari merangkum kedua pipi Hana.
"Pokoknya, lain kali kalau kamu butuh bantuan apa pun, jangan segan buat bilang sama aku. Selama aku bisa bantu, pasti aku usahain buat bantu kamu sebisa aku Ri. Jadi, jangan sungkan ya. Kalau kamu menyembunyikan kesusahan dari aku, aku nantinya bakalan sedih." ucap Hana.
"Iya ... Janji, aku bakalan bilang kalau suatu saat aku butuh bantuan."
"Emmm, kemarin aku denger kamu ribut sama Rendi di parkiran ya Ri??" tanya Hana penasaran, karena sejak kemarin dia sudah sangat penasaran akan cerita sebenarnya, meski rasanya ia merasa tidak enak pada Riana.
Riana jadi menunduk sendu, padahal dia sudah sedikit lupa beberapa hari ini, tapi kini sahabatnya ini mengingatkannya.
"Ehh nggak usah di bahas Ri, maaf kalau aku udah bikin kamu sedih. Mending kita bahas hal-hal yang membahagiakan aja ya," kata Hana dengan perasaan tak enak hati. Harusnya dia tidak perlu membahas si kutu kupret Rendi.
"Sebelum pulang aku melihat Mas Rendi di parkiran sama Jihan, dan mereka seolah tidak punya dosa dengan masih bermesraan. Entah setan apa yang merasuki tubuhku, sehingga aku sangat marah dan memberi mereka pelajaran." Riana pun menceritakan kejadian yang sesungguhnya malam itu pada Hana.
"Aku bersyukur setan itu masuk ke tubuh kamu Ri, setidaknya rasa kekesalanku terwakilkan malam itu. Kalau saja malam itu kamu tidak menahanku, aku sudah pasti menghajar mereka berdua." ucap Hana geram.
"Aku nggak mungkin membiarkan kamu merusak acaranya Pak Darren."
"Eh iya, ngomong ngomong soal Pak Darren, setelah dia memberikan acara sambutan malam itu, tiba-tiba dia menghilang begitu saja dan tidak kembali lagi dari acara. Entah kemana, padahal acara masih berlangsung. Banyak yang berbisik-bisik kalau Pak Darren pasti ke hotel untuk memuaskan hasratnya."
Riana tak sengaja menyemburkan air yang baru saja ia minum saat mendengar ucapan Hana.
"Kamu nggak papa Ri? Makanya kalau minum pelan-pelan Ri." Hana mengusap punggung Riana sampai Riana bisa menenangkan diri.
"Aku.. Nggak papa Han," Jawab Riana.
Kalau sampai Hana tau malam itu Darren bersamanya, sudah jelas Hana akan histeris akan hal tersebut. Lebih baik Hana tidak mengetahuinya biar aman.
"Ehh denger denger Pak Darren itu suka booking cewek-cewek cantik loh, bahkan di kantornya pun sering begitu. Maklum lah ya, dia itu kan jadi jomblo udah lama, jadi wajar kalau dia juga butuh di hangatkan."
"Hana!!! kamu ngomong apa sih!!" sentak Riana
"Iya. Ya ampunnn jangan jangan kamu ketularan galak dari Bos kamu itu ya," ucap Hana sembari cemberut.
"Nggak baik ngomongin orang di belakang, dosa."
"Kalau di depannya berarti boleh ??" tanya Hana sembari meringis.
"Silahkan aja kalau berani. Aku yakin kamu bakal langsung di tendang ke kutub utara sama dia."
"Mengerikan juga ya, untung ganteng."
"Ingattt, sudah laku, jangan gatel ," ucap Riana mengingatkan.
Hana menanggapinya dengan tawa konyolnya. Siapa yang tidak tertarik dengan pesona Darren, hanya wanita gila yang tidak menyukainya saat sedang berada di luar kantor, beda kalau sedang berada di dalam kantor, wajahnya sungguh mengerikan.
"Rianaaa!! kamu ada di sini!!" pekik Hana saat datang ke tempat Gym bersama suaminya.
Tadinya ia mau mengajak Riana olah raga bersama tapi karena suaminya mengajaknya ke tempat gym ini, Hana pun mengurungkan niatnya untuk mengajak Riana. Tapi, tanpa di sangka mereka justru bertemu di sini.
"Hani!!" seru Riana tak percaya jika sahabatnya itu kini ada di sini.
"Ternyata kamu latihan di sini??" Hana tak menyangka jika sahabatnya itu ada di sini.
"I-Iya," jawab Riana kikuk.
******
******
Amira juga bodoh egois udah dimintai tolong Darren buat bicara ke mami kalo mereka gak akan menikah!! ehh... malah ngotot dgn segala cara buat bisa nikahin Darren
Riana selain bodoh juga tolol paok pekok longor bittot
seperti gak kebagian akal Riana sampai gak bisa mikir betapa besar rasa malu besok
tokohnya berat buat jujur
seperti manusia gak berpendidikan mereka berdua
komunikasi yg baik, saling jujur dan saling saling lainnya kunci terhindar dari kesalah fahaman
jelek amat sih nasibnya Riana
ternyata oerempuan e go is
tapi gakpapa sih keliatannya Riana jg cinta padamu