Best X Bad House

Sesosok pemuda tengah mengamati kalender yang berada di ponsel nya, menimang nimang keputusan yang tengah dia buat.

"kayak nya tanggal 1 februari aja deh gue ke sana" Dia berbicara dengan diri nya sendiri, berencana menemui seseorang tetapi dia takut akan mendapat penolakan lagi.

Dia tau dia salah tapi bukankah manusia tidak pernah luput dari sebuah kesalahan? Dia bersalah memang bahkan dia telah mendapat karma yang sama sakit nya dengan apa yang dia berikan kepada seorang di masa lalu nya.

Karna itu dia hendak memulai semua nya dari awal mencoba membangun kembali bangunan yang telah ia rusak dengan sendiri nya.

Tolong sekali ini aja beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua nya, gumam nya dalam hati.

Hari yang di tunggu telah tiba tanggal 1 februari pagi2 sekali dari kota yang di juluki kota apel dia mengendarai motor nya menuju kota tempat dia dilahir kan, kampung halaman nya.

Dia tidak pulang ke rumah nya dulu melainkan langsung ke tempat tujuan nya, on the ground cafe.

Memasuki cafe itu yang masih terlihat sepi faktor masih pagi maybe, tapi dia tidak peduli. Menuju meja kasir memesan makanan sekaligus menanyakan keberadaan orang yang dia ingin temui.

"Mba kalau Boleh tau Febi shift jam berapa yah?" Tanya nya, takut takut ketika sudah sampai sini Febi malah libur kan zonk.

"Febi kayak nya sore kak tapi ga tau juga sih soal nya sudah 2 hari engga masuk" jawab kasir itu yang kebetulan nya juga masih Sheila.

"2 hari mba? Dia sakit?" dia akan sangat menyesal jika tidak ada di samping Febi jika Febi sakit akan sangat manja setau nya.

"engga sih mas ada perlu aja"

Sheila dengan was was membuka ponsel nya memberi kabar kepada Febi jika orang ini datang lagi.

[Bi, mantan lu kesini lagi woi jangan ke sini dulu] centang 2 abu abu,

Sialan nih orang dimana sih njing lagi urgen juga, nanti kalau tiba2 ketemu orang ini malah marah marah.

"saya pesen kayak biasa nya yah mba, tambah matcha latte nya satu sama roti lapis es krim coklat kasih susu coklat nya agak banyak yah mba"

Sheila sangat hafal pesanan kesukaan Febi ini, rupanya mantan nya Febi juga tidak lupa hal ini. Masak iyah gampang lupa mereka kan 4 tahun pacaran pasti sudah di luar nalar dong.

"oke mas nya tunggu di meja saja nanti di antar"

Dimas segera mencari meja yang menurut nya bisa langsung menghadap ke arah pintu, insting nya mengatakan bahwa Febi akan datang tidak lama lagi itulah kenapa dia memesankan matcha latte untuk Febi.

Menunggu sembari bermain ponsel nya 10 menit kemudian pesanan nya pun datang, dimas memasukkan ponsel nya segera tidak lama setelah nya terlihat bayangan seseorang yang melangkah mendekat ke arah pintu masuk. Karna semua tembok di sini terbuat dari kaca membuat mereka bisa melihat ke arah luar.

Segera dimas mengambil boneka panda berwarna merah yang tadi Dia bawa, melangkah mendekat di balik pintu setelah itu menyodorkan boneka itu kepada seseorang yang membuka pintu.

"HBD CIL" merasa tidak asing dengan suara itu melihat ke arah orang yang memegang boneka.

"Dimas?" gumam nya pelan.

"selamat ulang tahun Ucil hadiah buat kamu" Dimas segera meraih tangan Febi dan memberikan boneka itu.

"aku engga tau kamu sudah sarapan atau belum tapi aku pesenin kamu roti kayak biasa nya apa perlu aku tambah pesenan nasi goreng?" Dimas menuntun Febi berjalan ke arah meja nya tadi, sampai detik ini pun Febi masih belum memberikan respon nya dia masih syok akan apa yang terjadi.

Mengamati Dimas yang berbisa santai seolah mereka tidak terjadi apa apa beberapa tahun yang lalu membuat Febi kesal.

"Bisa lu bersikap kayak gini seolah gue sama elu baik baik aja" kesal nya,

"Cil tau ga aku udah nyiapin ini dari 3 hari yang lalu lho lebih tepat nya boneka nya sih bukan makanan nya" mengalihkan pembicaraan mereka.

"se tidak tau malu itulah dirimu" tanya Febi.

"Urat malu aku udah putus sejak aku mengalami hal yang sama kayak apa yang aku lakukan di kamu"

"Aku ngerti aku salah tapi semua orang harus punya kesempatan ke dua kan? Kita bisa belajar kayak dulu lagi atau kuta buat memori baru untuk kedepan nya jangan terpatok di masa lalu"

"enak banget lu ngomong jangan terpatok masa lalu lu mau masang muka korban hah?"

Febi geram dibuat nya, 2 tahun Febi berjuang melupakan orang ini tetapi dengan se enak jidat dia datang seolah olah dia lah korban nya di sini. Dia memang bukan cinta pertama Febi karna semasa Febi smp dia menemukan seseorang untuk pertama kali nya mengisi karakter Ayah dan kakak di hidup nya hanya saja karena mereka memiliki cita cita yang tinggi mereka memutuskan untuk berhenti dan bertemu di masa depan, selayaknya janji anak remaja yang tidak akan bisa terwujud.

Setelah itu Febi memasuki masa putih abu abu dia berkencan dengan Dimas, pemuda yang di depan nya ini. Sial nya Dimas merusak gambaran tentang sosok ayah dan kakak yang dulu pernah di ukir oleh mantan nya semasa smp, membuat Febi tidak lagi percaya akan semua itu dan memutuskan sendiri untuk sementara waktu. Hingga sekarang Febi kembali menyambut seseorang yang akan masuk di hidup nya.

"Tolong Cil, kali ini aja aku janji ini yang terakhir" ucap Dimas dengan penuh permohonan.

"Lu tau semua nya udah berubah kan dim, perasaan gue, kepercayaan gue, Ekspetasi gue soal elu" ujar Febi dengan penuh emosi tergambar dengan jelas di mata nya yang menahan sesuatu.

"Aku tau aku terima semua nya tapi tolong kamu terima aku kita coba bangun rumah baru di kehidupan kita"

"4 tahun Cil, kita udah pacaran 4 tahun apa itu semua ga bisa jadi pertimbangan? Manusia ga ada yang luput dari sebuah kesalahan Cil, aku tau aku salah dan aku tau perasaan kamu waktu itu kayak gimana itulah kenapa aku mau menebus nya Cil"

"Setelah saat itu aku pun juga tau kalau trisna selingkuh aku juga berusaha mempertahankan apa yang rusak dari aku sama dia seperti apa yang kamu lakukan aku tau itu sesakit apa, selama ini tanpa sadar pun aku juga sering membandingkan kamu sama dia, aku sadar waktu itu aku cuma bosan sesaat berujung kehancuran kita dan aku tidak mau aku sama dia seperti itu tapi ternyata ga bisa Cil, tolong kali ini aja"

Hendak menjawab ucapan Dimas tetapi terhenti karna panggilan masuk di ponsel Febi.

[cacang dimana tata kangen]