Bianca Davis hanya mencintai Liam dalam hidupnya. Apa pun yang dia inginkan pasti akan Bianca dapatkan. Termasuk Liam yang sebenarnya tidak mencintai dirinya. Namun, bagaimana bila Liam memperlakukan Bianca dengan buruk selama pernikahan mereka? Haruskah Bianca tetap bertahan atau memilih menyerah?
Ikuti kelanjutan kisah Bianca dan Liam dalam novel ini! ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Liam menatap perempuan di hadapannya dengan sinis. Sejak lama, dia memang mencurigai Ivanka yang sangat baik pada Laura. Hanya saja, dia sama sekali tidak berpikir kalau Ivanka adalah salah satu orang yang akan menjebak sang adik.
James menghajar Ivanka hingga babak belur. Bukan hanya Ivanka yang ditangkap, Kevin teman dari Ivanka tidak luput dari kekerasan yang dilakukan James. Ivanka menatap Liam dengan penuh permohonan.
"Maafkan aku, Li. Aku tidak mengetahui kalau hal itu melukai Bianca! Aku hanya...."
"Hanya apa? Kau menjual adikku pada pria hidung belang! Kau pikir aku percaya kalau kau tidak mengetahui apa pun?" ucap Liam.
Jujur saja, seumur hidupnya dia tidak pernah melakukan tindak kekerasan pada seorang perempuan. Prinsip hidupnya tidak akan mengangkat tangan pada perempuan. Namun, dia lihat Ivanka telah bertindak keterlaluan.
"Itu semua salahmu, Li! Kamu menikah dengan wanita murahan itu dibandingkan denganku. Aku telah melakukan apa pun untuk mendekatimu, tapi kamu tidak pernah menoleh padaku!" ucap Ivanka.
"Apa hubungannya denganku? Aku menikah dengan siapa pun, itu bukanlah urusanmu, Ivanka!" Liam meminta seseorang dengan lirikan matanya untuk menyiram tubuh Ivanka yang penuh luka dengan air yang membuat tubuh wanita itu kesakitan.
"Lepaskan aku, Li. Lebih baik kau menjebloskan aku ke penjara dibandingkan melukai fisikku seperti ini!" teriak Ivanka.
Liam menyeringai menatap Ivanka. Dia tidak ingin repot mengotori dirinya sendiri. Pria itu melihat Ivanka sudah cukup diberikan pelajaran. Kini, wanita itu terkapar tidak berdaya.
"Kau tidak ingin mengotori tanganmu?" tanya James menatap Liam dengan tajam.
"Bisa dibilang seperti itu Kakak Ipar. Aku hanya mengingat kalau aku memiliki ibu dan adik seorang perempuan. Jadi, bisa dikatakan aku tidak ingin melukai seorang perempuan," jawab Liam.
"Kupikir kau hanya tidak tega melukai wanita itu karena dia adalah Ivanka. Dari berita yang kudengar kamu memiliki hubungan dengan wanita j*lang itu!" ucap James penuh penekanan.
Sontak Liam menggelengkan kepala, tidak terima dengan hal yang dikatakan Liam. "Aku tidak pernah memiliki hubungan apa pun dengan Ivanka, James," balas Liam.
"Kupegang ucapanmu, Liam! Aku tidak akan segan-segan menghancurkan orang yang sudah menyakiti Bianca. Walaupun itu dirimu, pria yang dicintai oleh adikku!" ujar James mengancam Liam.
Liam meneguk ludahnya sendiri, dia beralih pada Kevin yang keadaannya lebih parah dari Ivanka. Sebenarnya, dia tidak ingin memperpanjang hal ini. Namun, sang kakak ipar tentu tidak tinggal diam.
Pria itu ingin Ivanka dan temannya mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan menghubungi pihak berwajib. Namun, dia harus menunggu sampai James puas memberi pelajaran pada Ivanka. Hal itu wajar karena Bianca telah disakiti oleh wanita jahat itu.
Pun Liam sebenarnya menyadari bila dilaporkan pada pihak berwajib belum tentu Ivanka akan jera dengan hal yang diperbuatnya. Maka dari itu, Liam membiarkan semua kekerasan ini terjadi di depan matanya.
"Tenang saja, James. Aku janji tidak akan menyakiti Bianca atau pun Laura," ucap Liam kemudian pamit undur diri karena harus menunggu sang istri di rumah sakit.
***
Ketika sampai di rumah sakit sudah ada orang tuanya dan Sonia sang Ibu mertua yang sedang berbincang-bincang dengan Bianca. Terlihat mereka semua sangat akrab, ditambah Laura yang mulai menyukai Bianca.
"Bagaimana dengan Ivanka? Kamu sudah menemukannya?" tanya William berbicara serius dengan sang putra.
"Ya, dia sedang menerima hukumannya. Ayah tidak perlu khawatir. Aku tahu hal yang perlu dilakukan," jawab Liam.
Sebelum pergi, dia sudah mengatakan pada orang yang menjaga Ivanka dan Kevin agar tidak memberikan keduanya makan sampai batas waktu yang sudah disesuaikan. Dia tidak ingin menjadi kriminal dengan membunuh kedua orang itu. Liam pun harus mencari bukti terlebih dahulu sebelum menyeret keduanya ke meja hijau.
Hukuman itu termasuk ringan, bahkan James tadinya bermaksud melenyapkan keduanya. Namun, Liam mencegahnya karena tidak ingin Bianca dan Laura mengetahui perbuatan mereka. Sedikit hukuman akan membuat mereka jera.
"Jangan lemah, Liam. Ingatlah, adikmu hampir dinodai oleh seseorang bila Bianca tidak menyelamatkannya. Mulai sekarang, kamu harus bersikap lebih baik pada Bianca," ucap William seolah mengetahui keadaan rumah tangga mereka yang belum sepenuhnya dikatakan baik.
"Ya, Pa. Aku tahu harus bersikap seperti apa. Papa tenang saja," balas Liam.
Pamela tidak luput memberikan nasihat pada Liam untuk menjaga Bianca. Dia mengutuk semua perbuatan dari Ivanka.
"Sudah Mama katakan berkali-kali kalau Mama tidak menyukaimu berteman dengan Ivanka. Inilah jadinya, kalau tidak mengikuti nasihat orang tua!" ujar Pamela pada Laura.
"Iya, Ma. Maaf, aku janji akan lebih menjaga diri dan memilih teman," balas Laura menunduk ketika dinasihati Pamela.
Bianca tersenyum kemudian mengatakan sesuatu yang membuat semua orang tertuju padanya. "Aku merasa kedutan di perut bagian bawahku. Apa ini tandanya anakku menendangku?" tanya Bianca.
Liam tergelak dengan ucapan Bianca. "Kedutan?"
"Ehm... Yah, semacam berkedut. Aku bingung mendeskripsikannya, dia seperti bergerak-gerak. Aku merasa seperti ada kupu-kupu yang bergerak di perutku," jawab Bianca jujur.
Usia kandungan Bianca baru memasuki 16 Minggu, janin sudah terbentuk mungkin sebesar buah Alpukat. Jadi, wajar saja Bianca merasakan pergerakan pada janin yang ada dalam kandungannya.
Liam kemudian mendekat pada Bianca dan meletakkan tangannya di atas perut Bianca bagian bawah. "Ayo bergerak! Daddy ingin merasakan gerakanmu," ucap Liam dengan kaku.
Bianca tertawa mendengar ucapan Liam. Ini pertama kalinya, Liam menyentuh perutnya setelah mereka melalui malam pertama yang membuatnya kesakitan.
"Tersenyumlah, Kak Liam. Dia tidak bergerak karena kamu sekaku itu!" tegur Laura yang mendapat tatapan maut dari Liam.
Liam sudah mulai menerima kehadiran Bianca dalam hidupnya. Walau masih ada kecanggungan karena sejak awal dia menolak kehadiran wanita di depannya ini.
Bianca tersenyum menyadari tingkah Liam yang mengelus perut Bianca yang mulai membuncit. Dia berharap rumah tangganya akan berjalan semakin membaik karena kejahatan Ivanka telah diketahui oleh Liam dan Laura.
Namun, sayangnya ada hal besar yang menunggu Bianca. Seseorang dari masa lalu yang dapat mengubah semua kebahagiaan yang baru saja Bianca rasakan.
Ponsel Liam berbunyi, terdapat sebuah pesan masuk. Pria itu membaca pesan tersebut dengan terperangah.
..."Tunggu aku, Liam. Aku akan kembali ke tanah air."...
...~Wanita yang mencintaimu, Serena~...
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❣️