Danisha Putri atau yang akrab di sapa Anis, tidak menyangka niatnya ingin menolong persalinan seorang wanita yang menderita keracunan kehamilan justru berujung menjadi sasaran balas dendam dari seorang pria yang merupakan suami dari wanita tersebut, di kala mengetahui istrinya meregang nyawa beberapa saat setelah mendapat tindakan operasi Caesar, yang di kerjakan Anis.
Tidak memiliki bukti yang cukup untuk membawa kasus yang menimpa mendiang istrinya ke jalur hukum, Arsenio Wiratama memilih jalannya sendiri untuk membalas dendam akan kematian istrinya terhadap Anis. menikahi gadis berprofesi sebagai dokter SP. OG tersebut adalah jalan yang diambil Arsenio untuk melampiaskan dendamnya. menurutnya, jika hukum negara tak Mampu menjerat Anis, maka dengan membuat kehidupan Anis layaknya di neraka adalah tujuan utama Arsenio menikahi Anis.
Mampukah Anis menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan Arsenio, yang notabenenya sangat membenci dirinya???.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seakan meninggalkan Fitrah kejam.
Air mata Anis jatuh seiring dengan kucuran air shower yang kini jatuh membasahi tubuhnya, tudingan Ansenio sungguh melukai hati dan perasaannya.
Cukup lama Anis menumpahkan perasaan bersama air matanya di bawah kucuran air shower. Setelah merasa puas menumpahkan isi hatinya, Anis lantas membersihkan tubuh lalu kemudian beranjak meninggalkan kamar mandi.
Anis mulai membuka kopernya untuk mengambil pakaian yang akan ia kenakan.
***
"Jadi kau telah menikahi gadis itu??." Tanya Fajri, meski sebenarnya ia sudah mengetahui kabar tersebut dari sumber terpercaya, yakni Jasen.
"Hemt."
Fajri hanya bisa menghela napas mendengarnya.
"Aku harap kau tidak sampai bertindak kasar padanya, biar bagaimanapun dia hanyalah seorang wanita." sebagai sahabat yang sudah lama mengenal Ansenio, Fajri tentunya paham betul dengan watak seorang Ansenio.
"BTW, aku dengar Mike dan Hansel baru saja kembali ke tanah air dini hari tadi." ucap Fajri sengaja mengalihkan topik pembicaraan. Meski ia merasa iba pada gadis bernama Danisha putri yang kini hidupnya sepenuhnya berada di genggaman Ansenio, namun Fajri tak ingin terlalu ikut campur dengan urusan pribadi Ansenio.
Sepertinya Kedua sahabat Ansenio itu panjang umur, baru juga di bicarakan kini keduanya sudah tiba di apartemen Fajri.
Ke empat pria yang cukup lama tak bertemu tersebut saling melepas rindu, pelukan layaknya pria sejati di lakukan Ansenio dan juga Fajri pada kedua sahabatnya itu.
"Kami Turut berdukacita atas meninggalnya istri kamu, Ansen, aku baru mendengar kabar ini dari mommy." kata Mike apa adanya.
Fajri menatap ke arah Mike seolah mengisyaratkan agar sahabatnya itu tak membahas tentang hal itu. paham dengan isyarat dari Fajri, Mike lantas mengalihkan pembicaraan dengan membahas tentang rencana mereka malam ini.
"Bagaimana kalau malam ini kita menghabiskan malam di tempat biasa." tutur Mike. Tempat biasa yang dimaksud Mike adalah club malam yang biasanya mereka datangi sebelum ia dan Hansel memutuskan menetap di luar negeri selama tiga tahun terakhir.
"Boleh juga, lagi pula sudah lama kita tidak pergi bersama ke tempat itu, aku sudah sangat merindukan tempat itu dan juga orang orangnya." timpal Hansel seraya melebarkan Senyum kala teringat akan gadis gadis seksi penghuni club malam tersebut.
"Dasar me_sum." umpat Fajri. Fajri merupakan satu satunya dari ke empat pria itu yang tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol, jika ia sampai mendatangi club' malam itu hanya untuk menghargai persahabatan mereka. Baik Ansenio, Mike, dan juga Hansel pun tak pernah memaksa Fajri untuk menenggak minuman beralkohol, mereka pun sangat menghargai prinsip Fajri yang anti dengan minuman beralkohol.
"Selagi belum menikah, apa salahnya menikmati hidup.". Jawab Hansel seolah memberikan pembelaan atas dirinya.
Sedangkan Ansenio hanya bisa geleng-geleng melihat sikap Hansel yang selalu tak pernah puas dengan satu wanita, berbeda dengannya. Meski Ansenio kadang mabuk mabukan namun ia bukanlah tipe pria yang suka celup sama sini seperti sahabatnya itu.
Di tengah percakapan ke empat pria dewasa tersebut tiba tiba ponsel milik Mike yang di letakkannya di atas meja berdering, sehingga membuat perhatian mereka kompak tertuju ke arah ponsel milik Mike.
"Syela." kompak tutur para pria itu, kecuali Ansenio.
Mike masih menatap layar ponselnya yang menampilkan nama dan juga Foto profil syela, tengah melakukan panggilan.
Mike sama sekali tidak berniat menerima panggilan dari Syela dan membiarkan panggilan itu berakhir dengan sendirinya.
"Sejak tadi pagi Syela terus menghubungiku, ia terus menanyakan tentang Ansenio." Meskipun tidak ada yang bertanya namun Mike menyampaikan itu dihadapan ketiga sahabatnya.
"Sepertinya wanita itu masih terobsesi padamu, dan aku rasa kabar tentang meninggalnya Ananda telah sampai ke telinganya, itulah mengapa akhir akhir ini ia kembali mencari tahu tentang kabarmu." lanjut Mike yang kini beralih memandang Ansenio.
"Dasar wanita tidak tahu malu." komentar Ansenio. Syela merupakan teman sekelas mereka saat di bangku SMA dulu, sejak dulu wanita itu sudah terobsesi pada Ansenio, tapi sepertinya Ansenio sama sekali tidak tertarik padanya. Hingga Ansenio memutuskan menikah dengan Ananda dua tahun yang lalu, Syela memilih meninggalkan tanah air dan menetap di Amerika. Sejak saat itu baik Ansenio mau pun ketiga sahabatnya tak lagi berkomunikasi dengan Syela. Akan tetapi pagi tadi, tiba tiba saja wanita itu menghubungi Mike dan bertanya tentang kabar Ansenio.
Ketiga sahabatnya hanya bisa menghela napas mendengar pedasnya mulut Ansenio mengatai wanita itu.
"Tidak perlu membahas tentang wanita itu lagi !!! Aku tidak ingin waktuku terbuang sia sia membahas hal yang tak penting." kata Ansenio, kini pria itu duduk dengan posisi duduk bersandar di sofa seraya menyilangkan kedua kakinya.
"Bagaimana, apa malam ini kita jadi bersenang senang??." kembali Hansel menanyakan perihal ide Mike tadi.
"Tentu saja." jawab Mike dengan cepat.
Sementara Fajri hanya bisa geleng-geleng melihat kebiasaan buruk para sahabatnya yang belum juga berubah.
"Sepertinya aku tidak bisa ikut bersenang senang bersama kalian, mamaku pasti akan marah jika aku kembali ke rumah dalam keadaan mabuk." tutur Ansenio.
"Tumben kau mencemaskan hal itu." timpal Mike.
"Kemarin aku baru saja berjanji pada mama untuk berhenti mabuk mabukan, jika malam ini aku kembali dalam keadaan mabuk mama pasti akan kecewa padaku." lanjut ungkap Ansenio.
"Kalau begitu rencana bersenang senangnya kita tunda dulu, sampai situasi dan kondisi memungkinkan untuk kau ikut bersama dengan kami." usul Hansel.
"Tidak perlu di tunda, aku bisa menemani kalian tanpa menenggak alkohol." kata Ansenio tak ingin mengecewakan sahabatnya.
"ini baru Ansenio." tutur Mike membanggakan sosok sahabatnya itu, dan tentunya itu membuat Ansenio mendecakkan lidah mendengarnya.
"Baiklah, sampai ketemu nanti malam, aku harus segera kembali ke perusahaan siang ini aku harus meeting dengan beberapa investor asing." kata Ansenio sebelum kemudian beranjak dari duduknya dan kemudian berlalu meninggalkan apartemen Fajri.
***
Di kediaman Wiratama, mama Dahlia hendak menghadiri arisan bulaan bersama rekan sosialitanya namun ia masih ragu meninggalkan cucunya hanya bersama dengan pengasuh mengingat saat ini ada Anis di rumah.
Setelah meyakinkan diri, akhirnya mama Dahlia berlalu menuju restoran di mana ia dan para wanita sosialita akan berkumpul.
Beberapa saat kemudian, entah angin apa yang membuat Anis mengayunkan langkah begitu saja menuju kamar baby Naya.
Dari ambang pintu Anis masih dapat meyaksikan baby Naya yang tengah terlelap di dalam boksnya. Di usianya yang belum genap satu bulan baby Naya memang lebih sering terlelap.
Wajah Baby Naya yang terlihat begitu mirip dengan ibunya membuat Anis teringat akan mendiang Ananda.
"Mengapa kepergian anda meninggalkan fitrah yang begitu kejam bagi saya, Nyonya Ananda. Seandainya ada masih hidup tentu saya tidak akan pernah ada di posisi saat ini. Saya pasti akan hidup bahagia dengan laki-laki yang saya cintai." lirih Anis dalam hati. Dengan tatapan sayu Anis berlalu kembali ke kamar tamu, ia tidak ingin sampai Ansenio mendapati dirinya di depan kamar baby Naya karena itu bisa membuatnya kembali mendapat amukan dari pria itu.