NovelToon NovelToon
Selingkuhan Majikan

Selingkuhan Majikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Pembantu / Pihak Ketiga
Popularitas:328.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aurora.playgame

Alya, seorang gadis desa, bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya di kota besar.

Di balik kemewahan rumah itu, Alya terjebak dalam cinta terlarang dengan Arman, majikannya yang tampan namun terjebak dalam pernikahan yang hampa.

Dihadapkan pada dilema antara cinta dan harga diri, Alya harus memutuskan apakah akan terus hidup dalam bayang-bayang sebagai selingkuhan atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan sejati.

Penasaran dengan kisahnya? Yuk ikuti ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. JANGAN MAIN-MAIN

JANGAN MAIN-MAIN

🌸Selingkuhan Majikan🌸

“Cepat kemasi barangmu dan tinggalkan rumahku! Aku tidak mau melihatmu lagi di sini!.”

Siang itu, suasana di rumah megah milik Arman dan Andin sangat tegang. Andin kini berdiri di depan ruang tamu dengan tatapan marah yang membara dan suaranya menggema ke seluruh penjuru rumah.

Lalu, seorang asisten rumah tangga bernama Ani yang sudah bekerja bertahun-tahun di rumah itu, berdiri di tengah ruangan dengan wajah yang pucat.

Air matanya mengalir deras di pipinya, sementara seluruh penghuni rumah duduk terdiam dan tidak berani bergerak.

“Nyonya, mohon jangan pecat saya... Saya tidak bermaksud... Saya hanya... maafkan saya, Nyonya. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini...,” pinta Ani dengan suara yang bergetar dan mencoba meraih simpati.

Namun, dengan wajah yang memerah karena amarah, Andin tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun lalu berkata,

“Jangan berani bicara! Kamu sudah melanggar batas! Aku tidak akan menoleransi seorang pekerja yang tidak tahu diri sepertimu!," bentak Andin, seraya melipat tangan di dada dengan wajah menahan amarah.

“Maafkan saya, Nyonya, saya benar-benar tidak bermaksud menggoda Tuan Arman. Saya tidak sadar kalau perbuatan saya salah... Saya bersumpah, saya tidak akan mengulanginya!." Ani masih terus memohon dengan suara yang terdengar semakin putus asa.

Lalu, Andin melirik ke arah Ani dengan tajam. “Sadar atau tidak, perbuatanmu sudah kelewatan. Aku tidak butuh orang seperti kamu di rumah ini. Mulai sekarang, kamu keluar. Cepat ambil barang-barangmu, sebelum aku benar-benar hilang kesabaran!,” tegasnya, seraya mengibaskan tangan seolah memberi isyarat agar Ani segera pergi.

Ani pun terisak dan pasrah, lalu dengan langkah gontai, dia meninggalkan ruangan untuk mengemasi barang-barangnya.

Di antara para asisten rumah tangga yang lain, suasananya terasa begitu tegang. Mereka semua saling melirik, tapi tidak ada yang berani berkata apa-apa.

Setelah beberapa saat, semua orang pun bubar. Dan, setelah Ani pergi ke kamarnya, beberapa asisten rumah tangga berkumpul di dapur sambil berbisik-bisik.

“Kenapa Ani dipecat, ya? Tadi pagi kayaknya dia baik-baik saja,” bisik Dinda.

“Katanya, semalam Nyonya Andin melihat Ani menggoda Tuan Arman,” jawab Siti, salah satu asisten lainnya, dengan suara pelan.

“Benar, aku juga dengar,” sahut Rina. “Katanya, Ani sengaja berdiri terlalu dekat dengan Tuan Arman di teras, terus dia senyum-senyum genit. Nyonya Andin langsung marah besar waktu lihat itu.”

“Berani sekali dia, ya? Padahal Tuan Arman itu suami Nyonya. Mana mungkin Nyonya bakal diem aja," timpal Dinda menggelengkan kepalanya.

“Kalau benar begitu, wajar sih kalau Nyonya Andin langsung pecat Ani. Meski Tuan Arman nggak bereaksi apa-apa, tetap saja Nyonya merasa tersinggung," tambah Rina.

Alya yang mendengar pembicaraan itu hanya diam, meskipun di dalam hatinya ia merasa takut. Takut jika ketahuan kalau ia sudah pernah tidur dengan Arman.

Ia tahu betul bagaimana Arman sebenarnya, tetapi tidak berani ikut berkomentar. Pandangannya pun tertunduk lalu melanjutkan pekerjaannya, sementara pikirannya menerawang jauh.

“Kita sih harus hati-hati. Jangan sampai hal seperti itu terjadi sama kita. Kalau Nyonya sampai marah, ya lihat sendiri akibatnya," lanjut Dinda.

“Iya, apalagi Nyonya Andin itu nggak segan-segan buat ngeluarin orang yang nggak disukanya. Kita harus lebih jaga sikap," tambah Rina setuju.

"Bagaimana kalau mereka tahu? Bagaimana kalau Nyonya Andin tau tentang aku dan tuan Arman?," batin Alya.

Saat sore hari...

Dinda nampak berjalan terburu-buru dengan nampan minuman di tangannya. Wajahnya tampak gelisah, seolah terdesak sesuatu.

Sesekali ia melirik ke sekeliling dan mencari-cari seseorang, hingga...

“Alya!,” panggil Dinda, yang akhirnya melihat Alya tidak jauh dari sana. Tidak menunda lama, Dinda segera menghampiri Alya dengan langkah cepat.

"Alya, tolong antarkan ini ke Bu Andin ya. Mereka lagi di kolam renang. Aku udah kebelet, nggak tahan lagi, please tolong!," pinta Dinda dengan tergesa-gesa sambil menyerahkan nampan berisi minuman segar.

Alya yang baru saja selesai dengan tugasnya di dapur, menatap Dinda sejenak lalu mengangguk pelan. “Iya, nggak apa-apa, aku yang antarkan.”

"Thank you banget ya! Aku harus cepat ke toilet!," ucap Dinda sambil berlari meninggalkan Alya.

Alya memegang nampan itu dengan hati-hati, lalu melangkah menuju kolam renang di bagian belakang rumah.

Suasana sore yang tenang dihiasi dengan suara gemericik air dari kolam. Dari kejauhan, ia melihat Andin dan Arman sedang bersantai di kolam renang.

Andin dan Arman tampak menikmati sore mereka. Andin mengenakan pakaian renang yang menampakkan belahan dadanya dengan potongan simple namun elegan, sedangkan Arman mengenakan celana renang berwarna gelap.

"Mereka disana, tapi tuan Arman... Alya, jangan berpikir macam-macam, lupakanlah, dengan begitu kamu akan aman...," batin Alya bicara pada diri sendiri.

Sambil berjalan, tatapan Alya fokus pada Andin yang sedang duduk di tepi kolam, mengayunkan kakinya ke dalam air sambil berbincang ringan dengan Arman yang sedang berenang pelan-pelan mendekatinya.

Senyuman indah tersungging di wajah Andin, dan Arman sesekali menoleh ke arahnya sambil mengusap rambut basahnya.

"Mereka pasangan yang serasi dan harmonis, tapi kenapa tuan Arman...," pikir Alya seraya menghentikan langkahnya sejenak hingga akhirnya suara Andin menyadarkannya.

"Alya! Alya... Kemarilah," seru Andin sambil melambai tangan.

Alya pun melanjutkan langkahnya semakin mendekat, namun ia sedikit gugup ketika pandangan Arman perlahan berpindah kepadanya.

Ada sesuatu dalam tatapan itu yang membuat Alya merasa tidak nyaman, namun ia tetap menundukkan kepala dan menjaga sikap yang seharusnya.

"Nyonya, ini minumannya," ucap Alya sopan saat tiba di tepi kolam, lalu meletakkan nampan berisi dua gelas minuman segar di atas meja kecil di dekat Andin.

"Oh, terima kasih, Alya," jawab Andin ramah, sambil mengambil salah satu gelas dan menyeruput minuman itu dengan santai. "Kamu capek, ya? Tadi sibuk di dapur terus, kan?," tanya Andin.

Alya hanya tersenyum kecil dan berusaha mengabaikan tatapan Arman yang terus menatapnya dari dalam kolam.

“Tidak, Nyonya, ini sudah biasa. Nyonya, Anda butuh sesuatu lagi?,” tanya Alya dengan tenang, meskipun jantungnya berdebar lebih cepat.

"Tidak ada, hanya tolong langsung bawa saja ke dapur kalau pak Arman sudah minum ya," jawab Andin seraya beranjak pergi.

"Bagaimana ini, apa aku harus menunggu disini?."

Bersambung...

1
Anita ☺️
kasih bonus dua lagi tanggung itu tor biar lempeng jadi 100 episode... cerita romantis Arman dan Alya gitu.../Joyful/
Anita ☺️: thank you author... love you muah
Aurora: Hmmm... Ok deh, di pikirin dulu 😃😉
total 5 replies
Anita ☺️
ya tamat ya ... akhirnya Alya mendapatkan kebahagiaan bersama seseorang yang akan selalu melindunginya walaupun dengan kisah yang menyedihkan semoga selalu bahagia Alya.. thanks untuk author cerita yang benar-benar menguras emosi dan akhirnya endingnya untuk Alya bahagia
Aurora: Sama-sama... 🤗😍
total 1 replies
Dini
bapak Adrian,maling teriak maling
Retno Harningsih
lanjut
🕊️❦Teteh🕊️Reyna༂🕊️
Arman yg salah disini ,dari awal dia yg maksa Alya ,jdi gini deh ,huru hara 😔😔😔
Ma Em
Itukan gara2 papanya Adrian yg menembak Alya kalau Alya tdk ditembak tdk mungkin Adrian meninggal karena mengorbankan dirinya sendiri sadar kamu Andin Alya diculik gara2 kamu Andin, skrg Alya celaka ditembak sama papa kamu mengapa Andin dan papanya menyalahkan Alya
🕊️❦Teteh🕊️Reyna༂🕊️
Masih ajj nyalahin orang ,polisi pun bukan nya nangkep si wijaya yg udah nembak Arman tpi berakhir kena Alya 🤔🤔🤔
Retno Harningsih
lanjut
Nana Meidian
harusnya mrka sadar klo BKN org tua nya nembak Alia Adrian GK akan brkorban . jg harusnya xan sadar . introfexi diri.
Dini
secara tidak langsung,bapake membunuh anak sendiri
Retno Harningsih
lanjut
Ma Em
Bagaimana dgn orang tua Adrian dan Andin setelah tau Adrian mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Alya.
Ma Em
Arman itulah akibat perbuatanmu skrg kamu jgn menyesal karena penyesalanmu itu sdh terlambat lebih baik Alya tiada daripada hidupnya menderita, Arman skrg kamu urus anakmu Arya dan apakah Arman akan bersama Andin kembali.
Anita ☺️
konflik yang aku pikirkan di luar nalar... ternyata begitu banyak pengorbanan sedih
Hafin lubi
karya yg luar biasa....semangat thor,,,, bikin menggebu2 kisahmu
Aurora: Siap... Terima kasih kakak... 🤗🌹
total 1 replies
🕊️❦Teteh🕊️Reyna༂🕊️
Masalah Alya udah beres nih di rumah sakit. 🤔🤔🤔
Tapi ,Andin dan orang tua nya gga kan tinggal diam saat tau Adrian donorin jantungnya untuk Alya 🤔🤔🤔
Apa yg akan terjadi ???
Nana Meidian
smga mereka sadar kn jantung adrian ada pada Alia.
Nana Meidian
klo kluarga Adrian protes laporin aja ke polisi dan kasih video itu biar mereka sadar
Myra Myra
masalah Ae keluarga besar adren nnty
🕊️❦Teteh🕊️Reyna༂🕊️
Waw ,keren Adrian 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!