seorang CEO cantik, seksi, dan galak, yang terjebak dalam dinamika dunia kerja dan cinta. Dia harus menghadapi tantangan dari mantan suaminya, mantan pacar Tanier, dan berbagai karakter wanita seksi lainnya yang muncul dalam hidupnya. Tanier, karyawan Lieka yang tampan, sabar, dan kocak, berjuang untuk memenangkan hati Lieka dan membantu perusahaan mereka bertahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanier alfaruq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30: Keintiman yang Membangkitkan Semangat
Setelah berhadapan dengan Sundari, Tanier dan Lieka merasa tertekan, namun rasa keterikatan di antara mereka semakin menguat. Mereka berdua pulang ke apartemen Tanier setelah seharian bekerja keras dan menghadapi drama yang tidak diinginkan. Atmosfer di dalam mobil penuh dengan keheningan, tetapi tidak canggung. Ada ketegangan yang manis, semacam rasa saling memahami yang lebih dalam.
Sesampainya di apartemen, Tanier menyalakan lampu dan menawarkan Lieka minuman. “Kau ingin segelas anggur? Kita perlu merayakan keberanian kita hari ini,” katanya, berusaha mencairkan suasana.
Lieka tersenyum, merasakan kehangatan dalam hatinya. “Tentu. Aku butuh sesuatu untuk membuatku lebih rileks setelah hari yang panjang ini,” jawabnya, mengangguk.
Mereka duduk di sofa, meminum anggur sambil saling bercerita tentang hal-hal kecil. Namun, di tengah tawa dan obrolan santai, Tanier tidak bisa mengabaikan ketegangan yang masih ada. Dia memandang Lieka, melihat keindahan wajahnya yang tampak lelah namun tetap menawan.
“Lieka,” Tanier mulai, suaranya lembut dan serius, “aku sangat menghargai semua yang kau lakukan. Kau adalah wanita yang kuat dan penuh semangat. Aku ingin kau tahu bahwa aku ada di sini untukmu, bukan hanya sebagai rekan kerja, tetapi juga sebagai seseorang yang mencintaimu.”
Lieka menatap Tanier, merasakan getaran emosional yang kuat. “Terima kasih, Tanier. Dukunganmu sangat berarti bagiku, terutama saat-saat sulit seperti ini.”
Tanier mendekat, mengambil tangan Lieka dan menggenggamnya erat. “Jika ada sesuatu yang bisa membuatmu merasa lebih baik, aku ingin melakukannya untukmu.”
Mata Lieka berkilau saat dia melihat kedalaman perasaan Tanier. Tanpa sadar, dia merasakan daya tarik yang luar biasa. “Tanier…” bisiknya, tetapi kata-katanya terhenti.
Tanier tidak menunggu lebih lama. Dia menarik Lieka ke dalam pelukannya, dan bibir mereka bertemu dalam ciuman lembut yang penuh gairah. Semua ketegangan yang ada di antara mereka meledak dalam keintiman yang membara. Ciuman itu semakin mendalam, penuh gairah dan perasaan yang tertahan.
Mereka berpindah ke kamar tidur, dengan Tanier tidak pernah melepaskan genggaman tangannya. Di sana, suasana semakin intim. Lieka merasa jantungnya berdebar-debar ketika Tanier menyentuh wajahnya dengan lembut, membuatnya merasakan sentuhan yang penuh kasih.
Tanier menatap mata Lieka, melihat kedalaman emosinya. “Aku ingin kita menjadi lebih dari sekadar teman dan rekan kerja. Aku ingin bersamamu, sepenuh hati,” ujarnya dengan tulus.
Dengan jawaban yang tak terucapkan, Lieka mengangguk dan menarik Tanier lebih dekat. Mereka saling menggenggam dengan kuat, seolah tidak ingin melepaskan satu sama lain. Tanier mengangkat Lieka, dan mereka berdua jatuh ke atas ranjang dengan tawa kecil, merasakan kebebasan dan kelegaan dari tekanan dunia luar.
Mereka berbaring bersebelahan, berbagi ciuman lembut dan tatapan penuh cinta. Tanier memulai dengan menyentuh rambut Lieka, mengusapnya dengan lembut. Dia menundukkan kepalanya, mencium dahi dan kemudian bergerak ke arah bibirnya lagi, merasakan kehangatan dan ketulusan yang terpancar.
Lieka merespons dengan penuh gairah, meraih leher Tanier dan menariknya lebih dekat. Ciuman mereka semakin dalam dan penuh hasrat, menyiratkan semua kerinduan yang terpendam. Dalam keheningan malam, hanya ada suara napas mereka yang saling menyatu.
Tanier perlahan menelusuri tangannya di sepanjang punggung Lieka, menyentuh kulitnya yang lembut. Dia merasa hatinya berdebar lebih cepat. Dengan penuh ketelatenan, dia menggulung rambut Lieka ke belakang telinga dan menatapnya, terpesona oleh kecantikannya.
“Lieka, kau adalah segalanya bagiku,” kata Tanier dengan nada serius. “Aku ingin melindungimu dan membuatmu bahagia.”
“Tanier…” suara Lieka lembut, seakan tak percaya dengan semua perasaan yang muncul. Dia menggenggam tangan Tanier lebih erat, seolah-olah tak ingin melepaskan momen ini. “Aku juga mencintaimu. Aku ingin kita saling berbagi ini, semua yang kita rasa.”
Mereka kembali saling mencium, namun kali ini dengan lebih dalam, seakan mengungkapkan semua rasa cinta dan kerinduan yang terpendam. Tanier mengalihkan ciuman ke leher Lieka, mencium lembut kulitnya, sementara Lieka menutup matanya, merasakan setiap sentuhan dan ciuman yang membuatnya bergetar.
Seiring waktu berlalu, keduanya terlarut dalam keintiman yang mendalam. Mereka menjelajahi tubuh satu sama lain dengan penuh kasih, mengungkapkan cinta yang tak terucapkan melalui sentuhan dan ciuman. Tanier mendekap Lieka lebih erat, merasakan kehangatan tubuhnya dan mengisi ruangan dengan perasaan yang menenangkan.
Tanier dan Lieka terbaring dalam kehangatan pelukan, merasakan denyut jantung satu sama lain. Suasana kamar yang remang-remang memberikan nuansa romantis yang sempurna untuk melanjutkan keintiman mereka. Dengan setiap sentuhan, mereka saling menjelajahi tubuh masing-masing, menghilangkan segala kecemasan dan keraguan yang pernah ada.
Tanier menatap Lieka dengan penuh cinta, dan seolah bisa merasakan setiap gelombang emosi yang melanda. Dia meraih pipi Lieka, membelainya lembut dengan jari-jarinya. “Kau tahu, ini adalah momen yang kuimpikan sejak lama,” bisiknya, membuat Lieka tersenyum lebar.
“Begitu juga aku, Tanier. Rasanya seperti semua beban di bahuku hilang,” jawab Lieka, suaranya penuh kehangatan. Dia merasakan cinta yang tulus di antara mereka, dan rasa nyaman yang luar biasa.
Tanier, dengan lembut, mulai menggeser tangan Lieka ke belakang lehernya, menariknya semakin dekat. Mereka saling bertukar ciuman, yang semakin menggairahkan. Jari-jarinya meluncur perlahan di sepanjang punggung Lieka, menelusuri lekuk tubuhnya, merasakan getaran yang muncul dari setiap sentuhan.
Lieka membalas dengan semangat, merangkul Tanier dan membawanya lebih dekat. “Aku ingin merasakan semua tentangmu,” katanya, bibirnya membentuk senyuman nakal. Rasa percaya diri mengalir dalam dirinya, dan dia merasakan keinginan yang menggebu-gebu untuk berbagi momen ini dengan Tanier.
Tanier tersenyum, menyadari bahwa mereka berada di jalur yang sama. Dia menggiring Lieka ke ranjang, perlahan membaringkannya. Ketika mereka saling memandang, ada keinginan yang tak terucapkan, saling menggoda dan membuat jantung keduanya berdebar.
“Lieka, kau sangat cantik,” Tanier berbisik, matanya tidak bisa lepas dari keindahan yang ada di depannya. “Aku merasa beruntung bisa bersamamu.”
Mendengar pujian itu, Lieka merasa lebih percaya diri. “Dan kau adalah pria yang membuatku merasa hidup lagi,” balasnya, lalu membalikkan tubuhnya sehingga mereka dalam posisi saling berhadapan.
Dengan lembut, Tanier menyentuh rambut Lieka, menyusuri garis wajahnya dengan jari-jarinya, sebelum kembali meraih bibirnya. Ciuman itu menyalakan api hasrat yang mendalam, dan keduanya merasakan bahwa mereka telah menembus batas antara sahabat dan kekasih.
Dalam momen itu, Tanier mulai menggerakkan tangannya ke tubuh Lieka, menyelusuri kulitnya yang halus. Dia merasakan reaksi tubuh Lieka yang membuatnya semakin bersemangat. Semangat mereka untuk saling memberi dan menerima menciptakan aliran energi yang tak terputus.
Mereka melanjutkan dengan saling membelai, merasakan sensasi luar biasa saat tangan Tanier menyentuh titik-titik sensitif di tubuh Lieka. Setiap ciuman dan sentuhan membawa mereka lebih dalam ke dalam dunia keintiman, menciptakan ikatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Lieka tidak bisa menahan diri untuk tidak merespons. Dia menggenggam tangan Tanier, menariknya lebih dalam ke dalam pelukan. Napas mereka semakin berat, dan dalam momen yang mendebarkan itu, Tanier merasakan pergeseran energi yang membawa mereka ke tingkat keintiman yang baru.
Tanpa memikirkan segala kekhawatiran yang pernah ada, mereka membiarkan hasrat mereka mengalir bebas. Tanier membawa Lieka ke puncak kenikmatan, membimbingnya dengan keahlian yang membuat setiap gerakan terasa sempurna. Dia tidak hanya berfokus pada tubuhnya, tetapi juga merasakan emosi yang ada, membuat setiap detik terasa berarti.
Di tengah intensitas momen itu, Tanier merasakan bahwa dia telah menemukan tempat yang sempurna dalam hidupnya. Dalam kehangatan pelukan, mereka saling membagikan segala rasa cinta dan kerinduan yang terpendam.
Malam itu, mereka menjelajahi satu sama lain, membiarkan emosi dan keinginan mereka bersatu dalam harmoni yang indah. Dalam setiap sentuhan, mereka menciptakan kenangan yang tidak akan pernah pudar, sebuah tanda bahwa cinta mereka akan terus berkembang, meskipun banyak rintangan di depan.
Ketika pagi mulai menyapa, Tanier dan Lieka terlelap dalam pelukan satu sama lain, merasa bahagia dan tenang, seolah dunia di luar tidak ada artinya. Mereka tahu bahwa apa pun yang terjadi, mereka akan saling mendukung dan mengatasi semua tantangan bersama.